Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Minggu, 11 Desember 2011

Mobil Mewah vs Mobil Murah

**HENTIKAN PERANG SEKARANG JUGA! STOP WAR RIGHT NOW!**

Pakdhe U, Jember-Indonesia. Melihat tayangan televisi kita akhir-akhir ini, khususnya tentang para selebriti dan politisi, sungguh bagaikan melihat sebuah ironi yang menyakitkan. Melihat mobil-mobil mereka yang nampak, dan memang benar-benar mewah, menjadikan hati sedikit terkoyak. Sama halnya pada saat melihat di jalan raya, di depan rumah kita. Yang namanya mobil butut ternyata dapat dihitung dengan jari.

Jika berpedoman dari kenyataan di lapangan seperti itu, bangsa kita bisa dikatakan sudah "makmur" dan kaya. Tapi coba intip di bawah kolong jembatan di kota-kota besar seperti, Surabaya, Jakarta, Malang dan kota yang lainnya, bagaimana dengan mereka? Bagaimana pula dengan gubug-gubuk kayu di sepanjang aliran sungai, sepanjang rel kereta dan di daerah pinggiran kota? Sudah kayakah bangsa kita dengan gambaran seperti itu? Sudah makmurkah kita? Belum! Kita masih belum makmur!

Memang, di jalanan berseliweran mobil mewah. Para artis kita juga bermobil mewah. Bahkan para wakil-wakil kita di DPR juga sudah mencicipi mobil mewah. Tapi itu hanya segelintir gambaran semu tentang kemakmuran kita. Itu hanya silluette yang menjebak kita untuk selalu beranggapan bahwa kita sudah makmur, padahal kita belum makmur.

Jauh di pedalaman daerah. Masih banyak keluarga-keluarga yang masih harus bersusah payah untuk mendapatkan makanan. Masih banyak pula yang harus berjuang lebih keras untuk bisa mendapatkan pendidikan. Bagaimana mungkin bangsa kita disebut makmur?? Andaikan semut bisa bicara dengan bahasa kita, mereka pasti akan mentertawai kita.

Bila dipikir dengan lebih arif, kita bisa menjadikan bangsa kita yang besar ini jauh lebih makmur. Bahkan bisa menjadi pusat dari kejayaan bangsa-bangsa di dunia. Caranya? Hentikan memikirkan diri sendiri atau golongan. Hentikan pemborosan yang menyakitkan. Hentikan segala macam gengsi dan gaya hidup mewah.

Dengan lebih memikirkan nasib dan hajat hidup orang banyak, dan bukan segelintir kelompok atau golongan, kita akan menumbuhkan semangat kebersamaan dan persatuan. Kita semua tahu, semangat kebersamaan ini sangat penting untuk membangun pondasi bangsa. Dengan pondasi bangsa kuat, maka secara perlahan kita bisa mengangkat bangsa kita menuju langit kemakmuran, dengan kaki dan tenaga kita sendiri.

Pembelanjaan uang negara untuk pengadaan mobil dinas yang kelewat mewah, sama halnya dengan menggorok leher anak-anak bangsa dengan pisau yang tumpul. Sangat menyakitkan! Penulis harap, para wakil-wakil "kita" yang terpilih di DPR, secara tidak sengaja menemukan artikel ini, segera tersadar dari tidur lelapnya dan kembali bekerja untuk kita-kita yang mereka wakili. Jujur saja, para yang terhormat tidak memerlukan mobil dinas yang mewah. Kita juga tidak inginkan mereka bermewah-mewah dengan mobil dinasnya. Yang kita inginkan, mereka bekerja dengan benar demi kita, bukan demi golongan atau partai mereka. Jika mereka bekerja dengan benar, otomatis program-program untuk meningkatkan kemakmuran bangsa kita akan secara seiring terlaksana.

Gengsi dan gaya hidup mewah sebagaimana yang ditunjukkan oleh para pesohor, artis dan selebritis kita, tak ubahnya menempatkan saudara-saudara kita kaum papa, kaum marjinal dan penghuni kolong jembatan di atas bara api yang panas membara. Hanya karena gengsi dan gaya hidup mewah, mereka seolah lupa bahwa di sekitar mereka ada tangan-tangan ringkih yang sangat mengharap sentuhan kasih. Di sekitar mereka ada mata-mata penuh kecemburuan yang siap meledak dan menghancurkan mereka pada saatnya tersulut. Ingat peristiwa 98?

Bukannya kita melarang mereka bergelimang harta, karena memang itu sudah menjadi hak mereka. Namun janganlah gelimang harta tersebut kemudian menutup mata hati untuk melihat saudara kita. Ingat, hidup hanya sekali. Pada akhirnya kita semua akan mati dan tidak ada satupun harta yang akan kita bawa ke liang lahat, kecuali amal ibadah kita. Dengan meninggalkan gengsi dan gaya hidup mewah, secara tidak langsung memberi kesempatan kepada anak bangsa untuk bangkit dari keterpurukan dan menjadikan bangsa kita lebih makmur.

Baiklah, pertanyaan untuk saudara-saudaraku yang beruntung. Jika anda menebus sebuah mobil mewah seharga delapan buah mobil murah, apa yang anda rasakan? Tentu wah, bukan? Tapi, bagaimana rasanya jika dibandingkan dengan naik mobil murah? Dengan, sebut saja, Alphard, kita tetap berhenti jika bertemu macet, lampu merah, perlintasan kereta api dan jalan rusak, sebagaimana jika kita menggunakan, misalnya, Innova. Atau bandingkan saja dengan GrandMax, sama saja bukan?

Alphard hanya menang gengsi dan mewah. Saat bannya kena paku, toh sama-sama ke tukang tambal ban. Intinya, jika kita bisa menjalani hidup dengan lebih sederhana, mengapa kita harus membuang banyak uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu?

Jadi, mobil mewah vs mobil murah? Tidak kedua-duanya, selama para wakil kita di DPR belum bekerja untuk kita. Selama para artis kita hanya pamer kekayaan tanpa peduli dengan kita. Karena itu tandanya kita memang masih belum makmur! Kalau kemakmuran sudah merata di negeri kita tercinta ini, silahkan mau pilih mobil mewah atau mobil murah, toh semuanya sama saja.

**It's time to say; Stop the war, right now! With or without any reasons. Keep your soul, peace and make our world joy!**

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Opini Pribadi | Blog Client : MS Word 2007 | Copyright@2011 |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar