Jember/Indonesia, 2011. Bulan Juni, bagi dunia pendidikan di Indonesia adalah merupakan bulan yang paling sibuk. Bagaimana tidak? Pada bulan tersebut, semua pelajar di Indonesia, baik yang berada di tingkat dasar, menengah maupun tingkat atas, disibukkan oleh hiruk-pikuk ujian kenaikan kelas, kelulusan dan ujian pendaftaran untuk masuk ke sekolah di tingkat yang lebih tinggi. Ketika kemudian mereka dinyatakan lulus atau setidak tidaknya, naik kelas; dapatlah dibayangkan betapa bahagianya mereka. Karena keberhasilan itulah yang memang mereka harapkan selama menempuh pendidikan.
Begitu bahagianya mereka, sampai-sampai mereka seolah tertutup dari sebuah kenyataan yang ada di hadapan mereka. Kenyataan bahwa, sebuah kelulusan bukanlah akhir dari sebuah harapan. Justru, sebuah kelulusan adalah merupakan satu (dari sekian banyak) pintu untuk menuju sebuah jalan panjang meraih sukses. Sangatlah disayangkan jika mereka berpendapat, lulus UN merupakan akhir dari segalanya, sampai-sampai harus dirayakan dengan tindakan mencorat coret seragam dan melakukan tindakan konyol lainnya, semisal; konvoi dan sejenisnya.
Menurut penulis, jika mereka merayakan kelulusan mereka dengan cara yang lebih beradab, lebih manusiawi dan dilakukan dengan sebuah proses perenungan, niscaya jalan panjang yang masih terhampar di hadapan mereka, akan dapat dengan mudah mereka taklukkan. Tidak dapat penulis bayangkan, betapa "jatuhnya" mereka, ketika saat kelulusan SMU mereka bertingkah seolah tidak ada lagi hari esok, dengan bahasa halus boleh disebut "ugal-ugalan", ternyata pada periode ujian berikutnya (masuk PTN) ternyata hasilnya GAGAL. Lain ceritanya jika pada saat kelulusan mereka merayakan dengan penuh perenungan atau setidaknya waktu yang ada mereka isi dengan belajar dan kembali mengulang materi-materi pelajaran yang pernah mereka pelajari, tentu pada saat periode ujian berikutnya hasil yang didapat bisa dipastikan BERHASIL.
Dalam perkara ini, seharusnya peran serta orang tua, guru serta siapapun yang mengharapkan kemajuan menjadi kunci utama dalam menjauhkan tindakan-tindakan yang bisa disebut "bodoh" tersebut dan mengarahkan siapapun pelajar atau siswa yang lulus untuk lebih merenungkan apa yang akan mereka lakukan. Penulis berharap, penanaman pemahaman bahwa jalan mereka masih panjang terbentang akan membuahkan hasil yang maksimal. Sebahagia-bahagianya mereka merayakan kelulusan, masih jauh lebih berbahagia jika mereka mampu meletakkan kelulusan tersebut sebagai dasar perjuangan untuk menjemput kesuksesan.
Sebagai penutup, tak lupa penulis memohon maaf atas ketidak sempurnaan tulisan dalam posting kali ini, mengingat kapasitas penulis masih dalam tahap belajar. Semoga apa yang penulis sampaikan dapat bermanfaat dikemudian hari. Akhirnya, sampai ketemu kembali di tulisan-tulisan berikutnya, yang semoga saja bisa lebih baik. Terimakasih.
Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Copyright@2011 |
