Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Rabu, 30 November 2011

Karya Sinetron Indonesia Dinilai “Sangat Buruk”

Jember – Indonesia. Bagi anda yang dalam kesehariaannya senantiasa berada di depan televisi, sudah tentu paham dan tahu program yang disebut "sinetron". Sinetron adalah singkatan dari Sinema Elektronik, atau sebuah tayangan film (sinema) dalam media elektronik (TV). Namun, apakah anda juga paham dengan tingkatan kualitas yang disajikan dalam tayangan sinetron tersebut?

Percayakah anda jika kualitas sinetron televisi Indonesia dinilai sangat buruk? Penulis sangat mempercayai penilaian tersebut, ditinjau dari hal-hal berikut;

  1. Tema.

    Dari awal penulis mengenal dan mengetahui adanya sinetron, tema yang diambil masih tetap sama. Tidak pernah berubah dari satu judul ke judul lainnya. Yaitu tema tentang "cinta dan perebutannya dengan segala cara". Tema cinta yang senantiasa dibumbui oleh intrik dan dendam. Seandainya tema yang diambil adalah tentang perjuangan hidup, tema-tema sosial dan pendidikan, tentu hasilnya jauh lebih menarik. Apalagi jika materi cinta dijadikan sebagai bumbunya. Jadi, menurut penulis; tema sosial dengan bumbu cinta akan lebih baik dibanding tema cinta dengan bumbu sosial.


     

  2. Alur Cerita.

    Kebanyakan alur cerita sinetron kita bertele-tele, membosankan dan samasekali tidak terarah. Apalagi jika ternyata sinetron kejar tayang tersebut disukai oleh banyak penonton (ratingnya bagus), dapat dipastikan akan ada penambahan episode meskipun dengan resiko alur cerita yang menjadi bertele-tele. Jika ditinjau secara menyeluruh, alur ceritanya menjadi tidak menyambung, tidak rasional dan bahkan mengada-ada.


     

  3. Setting Cerita.

    Setting yang diambil, menurut pengamatan penulis samasekali tidak mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia yang sesungguhnya. Meskipun dalam cerita disebutkan sebagai pemulung, namun setting tempat adegan tidaklah benar-benar seperti tempat tinggal pemulung. Yang lebih banyak ditonjolkan adalah justru lingkungan kemewahan yang aneh.


     

  4. Bahasa.

    Kebanyakan sinetron mempergunakan bahasa yang bukan merupakan bahasa Indonesia yang benar. Sudah jamak kita dengar dialog dalam sinetron menggunakan kata "elo, gue, samperin, coy" dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, selain mencederai semangat sumpah pemuda, juga akan menyebabkan generasi muda kita (generasi sinetron khususnya) samasekali tidak mengenal bahasa nasional kita.


     

  5. Akting.

    Akting para pemain sinetron kita bisa dikatakan cukup bagus, apalagi pemain seniornya. Namun ada juga beberapa pemain pendatang baru yang aktingnya masih kaku, mentah dan tidak luwes masih juga dipaksakan untuk main. Apalagi mereka yang memiliki wajah cukup menjual (cantik / tampan) sehingga muncul kesan apa yang ditonjolkan dalam sebuah sinetron bukanlah ceritanya melainkan wajah-wajah imut para pemainnya.


     

  6. Rasionalitas Adegan.

    Adegan yang sering muncul dalam sinetron kita, adakalanya terlihat bagus, menegangkan dan menyentuh perasaan, namun jika lebih didalami kembali adegan-adegan tersebut justru terlihat tidak rasional. Rasionalkah jika kita membenci seseorang sampai kita mengangkat kendaraan dia menggunakan alat berat dan dengan tangan kita sendiri, lalu menceburkannya ke danau? Bukankah aturan para penjahat dalam menjalankan aksinya adalah tidak meninggalkan jejak. Disini nampak sekali ke-tidakrasionalan adegan. Belum lagi adegan-adegan yang lainnya; misal secara diam-diam masuk ke ruang operasi untuk mencabut alat bantu pernapasan. Semudah itukah dan selemah itukah penjagaan rumah sakit?

Terlepas dari semua itu, sinetron memang cukup menghibur. Cukup mampu mengisi ruang waktu kita dengan adanya hiburan. Meskipun dari fakta-fakta yabg penulis uraikan, sinetron kita bisa dikatakan masih belum berkualitas.

Sampai jumpa dalam artikel selanjutnya....

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Copyright@2011 |

Internet Telkomsel Flash Yang Flash...

Jember – Indonesia. Semoga artikel dalam Blog ini dibaca oleh para pengambil keputusan, dibaca oleh para penentu kebijakan dan oleh siapapun yang berwenang, khususnya dalam bidang Telekomunikasi, Tekhnologi dan Layanan Konsumen. Mengapa? Karena dalam artikel kali ini, penulis sengaja mengutarakan pengalaman pahit yang lebih tepat disebut, kesialan yang bahkan lebih pahit dari biji mahoni.

Setelah menjadi pelanggan seluler semenjak tahun 2004, dan mulai aktif menggunakan produk layanan internetnya setahun kemudian, penulis merasakan beberapa bulan terakhir ini, provider kebanggaan penulis sudah mulai berubah. Jujur, pada awal-awal berlangganan penulis akui layanan Telkomsel memang baik. Meski tidak bisa dikatakan sempurna. Karena kita semua pastilah sepakat, jika kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Kuasa, yaitu Allah SWT.

Mengapa sampai penulis mengutarakan hal seperti ini? Ceritanya begini;....

Seiring dengan kebutuhan komunikasi data untuk keperluan posting, browsing dan ini dan itu, maka sejak awal pembuatan Blog ini, penulis mempercayakan kepada Telkomsel sebagai provider internetnya. Meskipun di daerah penulis ada lebih dari 5 operator seluler yang juga menyediakan layanan internet, karena alasan kekuatan sinyal, stabilitas jaringan dan ketersediaan paket internet dengan nominal kecil (Flash harian 1000 kb) maka penulis lebih memilih Telkomsel.

Setelah sebelum-sebelumnya selalu mendapatkan bonus free data Telkomsel flash dari pengisian pulsa, dan samasekali tidak ada masalah dengan bonus tersebut, entah mengapa kemudian semuanya berubah. Hari ini (25 Nopember 2011), seiring dengan posting artikel sebelum artikel ini, penulis benar-benar dibuat jengkel. Khususnya terhadap bonus free data Telkomsel Flash yang ternyata tidak benar-benar free.

Kronologisnya adalah; pertama mendapat sms pemberitahuan dari Telkomsel yang bunyinya, " Selamat, anda mendapatkan bonus Telkomsel Flash Unlimited harian dengan kuota fair usage 100 Mb yang berlaku sampai besok jam 00.00." Sesaat kemudian mendapat sms kembali yang isinya, " Sisa fair usage Telkomsel Flash unlimited harian anda adalah 60 Mb. Untuk mengecek sisa bonus silahkan tekan *889#. Bonus berbatas waktu dan lakukan pengecekan secara berkala."

Fine, penulis kemudian menekan *889# dari handphone dan hasilnya adalah, "Sisa fair usage Telkomsel Flash unlimited harian anda adalah 60 Mb. Bonus berbatas waktu dan lakukan pengecekan secara berkala." Maka, dengan semangat 45, penulis memindahkan kartu dari HP ke Modem untuk kemudian online untuk memposting artikel sebelum artikel ini, yang sebetulnya sudah disiapkan di ms word 2007 secara offline. Sejenak browsing dan mengecek blog yang di post secara online, hasilnya bagus.

Begitu selesai, penulis mengecek *887# untuk melihat transaksi terakhir, dengan hasil yang mengejutkan; " GPRS terakhir anda adalah 750 Kb; Biaya Rp. 750,-" Wow! Bonusnya gak berlaku? Penasaran, penulis mengecek ke *889#, hasilnya "Sisa fair usage Telkomsel Flash unlimited harian anda adalah 60 Mb. Bonus berbatas waktu dan lakukan pengecekan secara berkala." Bonus masih utuh. Bagaimana iniiii?

Penasaran, modem ditancapkan kembali untuk browsing ringan dan lihat-lihat gambar. Setelah itu, langsung cek lagi di *887# dan hasilnya, " GPRS Terakhir anda adalah 250 Kb gratis dari bonus dan Rp 250,-" Seperti sebelumnya, penulis langsung mengecek ke *889# dengan hasil, ""Sisa fair usage Telkomsel Flash unlimited harian anda adalah 59750 Kb. Bonus berbatas waktu dan lakukan pengecekan secara berkala." Ini berarti bonus sudah terpotong.

Sangat jelas sekali, untuk dapat menikmati gratis bonus, kita harus merelakan pulsa kita terpotong dahulu Rp. 1000,- di awal. Dengan begini, penulis jadi mempertimbangkan untuk beralih ke lain hati saja untuk urusan internet deh....

Ini adalah pengalaman penulis yang barangkali ada diantara pembaca sekalian yang juga mengalami hal yang sama, itu artinya kita senasib. Sekian dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Pengalaman Pribadi | check it out
| Copyright@2011 |

Jumat, 25 November 2011

Langkah Langkah Mengurus KTP

Jember-Indonesia. KTP atau Kartu Tanda Penduduk merupakan salah satu dari sekian banyak dokumen administrasi kependudukan yang sekaligus berfungsi sebagai Kartu Identitas resmi penduduk Indonesia. Karena berfungsi sebagai Kartu Identitas, maka kepemilikan KTP adalah mutlak dan sifatnya wajib. Meskipun demikian, ada juga diantara kita yang sedikit menyepelekan hal ini yaitu dengan sengaja tidak mengurus atau memperpanjang masa berlaku KTP.

Padahal, mengurus KTP itu sangatlah mudah. Baik untuk membuat baru maupun memperpanjang masa berlaku. Berikut akan penulis sampaikan langkah-langkah mengurus KTP yang didasarkan pada pengalaman pribadi. Sehubungan dengan artikel ini merupakan pengalaman pribadi, maka konten materi berupa jangka waktu, tarif dan persyaratan dalam pengurusan KTP,mungkin akan berbeda antara satu daerah dengan daerah lain.

Meskipun demikian, bukan berarti ulasan penulis ini tanpa arti. Apapun yang akan penulis sampaikan setidaknya bisa menjadi tambahan pengetahuan dalam mengurus dokumen administrasi kependudukan. Silahkan disimak baik-baik dan sekiranya bisa membantu para pembaca sekalian.

  1. PEMBUATAN KTP BARU

    Hal hal yang perlu disiapkan dalam pembuatan KTP baru adalah :

  • Kartu Keluarga asli beserta yang sudah difotokopi sebanyak 3 lembar.
  • Fotokopi ijazah 1 lembar.
  • Fotokopi akte kelahiran (jika ada) 1 lembar.
  • Foto Close Up (wajah dan sebagian dada) ukuran 2x3 dengan latar merah untuk tahun kelahiran ganjil dan latar biru untuk tahun kelahiran genap sebanyak 3 lembar.
  • Uang secukupnya.

Setelah semua hal di atas sudah tersedia, masukkan semuanya dalam map dengan rapi dan meluncurlah menuju rumah Bapak RT, untuk meminta surat pengantar permohonan KTP Baru. Biasanya ada biaya administrasi yang besarannya tergantung kebijakan masing-masing RT. Setidaknya Rp. 5000,- untuk di tempat penulis. Mungkin ada juga yang gratis.

Setelah mendapatkan pengantar yang lengkap dengan stempel RT, langsung saja menuju Kantor Kelurahan untuk meminta formulir permohonan KTP Baru. Isi formulirnya dengan benar dan mintakan tandatangan dan stempel Pak Lurah. Di Kelurahan biasanya biaya administrasinya Rp. 15.000,- s/d Rp. 20.000,-. Bahkan mungkin ada yang lebih besar dari itu.

Setelah selesai, langsung saja menuju Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil di Kota Kabupaten masing-masing. Semua berkas yang sudah didapat sebelumnya dijadikan satu dan dimasukkan ke loket 1 (atau loket permohonan KTP Baru). Untuk di kota Penulis tinggal, biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 10.000,- untuk setiap KTP. Setelah satu lembar Fotokopi Kartu Keluarga distempel berarti tahap pertama sudah selesai dan hanya tinggal menunggu waktu pengambilan saja.

Lamanya waktu pengambilan di setiap daerah tentulah tidak sama. Di tempat penulis, untuk KTP Baru adalah 7 minggu terhitung dari tanggal memasukkan berkas permohonan. Sedangkan untuk Perpanjangan KTP adalah 2 minggu saja.

  1. PERPANJANGAN KTP

    Hal hal yang perlu disiapkan dalam perpanjangan KTP adalah :

  • KTP lama yang masih berlaku atau setidaknya sudah mati 1 bulan.
  • Kartu Keluarga asli beserta yang sudah difotokopi sebanyak 3 lembar.
  • Fotokopi akte kelahiran (jika ada) 1 lembar.
  • Foto Close Up (wajah dan sebagian dada) ukuran 2x3 dengan latar merah untuk tahun kelahiran ganjil dan latar biru untuk tahun kelahiran genap sebanyak 3 lembar.
  • Uang secukupnya.


     

Untuk selanjutnya, prosedurnya sama dengan cara pembuatan KTP Baru di atas dan yang membedakan hanyalah dalam isian formulir permohonan dan loket tempat memasukkan berkasnya. Permohonannya adalah Perpanjangan/Perbaikan KTP dan dimasukkan ke loket 2 atau loket Perpanjangan/Perbaikan KTP. Setelah itu, hanya tinggal menunggu di rumah.

Cukup mudah kan? Semoga sharing ini mampu mengasah kita untuk menjadi lebih berani mengurus semuanya sendiri dan tidak lagi mengandalkan orang lain. Amin....

Sampai jumpa di artikel selanjutnya...

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Pengalaman Pribadi | Smille Me |Copyright @2011..

EFEKTIFITAS IKLAN DEPKES TENTANG BAHAYA MEROKOK

Jember-Indonesia. Pernahkah anda melihat tayangan iklan televisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan tentang bahaya merokok? Akhir-akhir ini, iklan tersebut juga menayangkan tentang bahaya asap rokok terhadap anak-anak di sekitar kita. Adakah yang mengetahui apa maksud dari dibuatnya iklan tersebut? Mungkin benar, maksud dari pembuatan iklan tersebut adalah untuk menjadikan masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak jauh lebih sehat.

Atau mungkin, maksud dari iklan tersebut adalah sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah untuk "membatasi" penyalahgunaan rokok oleh para perokok aktif sehingga lebih bijak dalam merokok. Yang pasti, iklan tersebut bukanlah sebuah upaya untuk mengurangi peredaran rokok di Tanah Air. Mana mungkin pemerintah, melalui Depkes, berupaya menghentikan peredaran rokok, yang notabene merupakan penyumbang devisa yang terbesar untuk pemerintah?

Kalau tujuannya memang untuk menghentikan peredaran rokok, mengapa bukan pabriknya saja yang ditutup? Masalahnya tentu menjadi lain jika pabrik rokoknya yang ditutup. Kenapa? Karena industri rokok tidak bisa kita pungkiri merupakan industri yang sudah menjadi "gantungan" hidup bagi ribuan, bahkan ratusan ribu penduduk Indonesia. Dengan menutup pabrik, maka tidak bisa dibayangkan bagaimana nasib mereka? Pun demikian, belum tentu juga masyarakat Indonesia menjadi sehat bukan?

Kembali menuju materi tentang iklan pemerintah sebagaimana disebutkan di bagian awal artikel. Penulis merasakan pembuatan iklan tersebut bisa dikatakan samasekali tidak efektif. Mengapa? Selain faktor biaya pembuatan dan penayangan iklan yang cukup (bahkan sangat) besar, menilik dari perilaku para perokok itu sendiri yang seolah tidak mau tahu dengan urusan pemerintah, dalam hal ini dinas kesehatan, tentu menjadi sia-sia belaka kan?

Penulis pernah bertemu dengan banyak orang yang kesemuanya adalah perokok. Kepada mereka semua, penulis menanyakan tanggapannya perihal bahaya merokok sebagaimana yang disertakan dalam setiap kemasan rokok dalam bentuk gambar dan himbauan peringatan. Jawaban mereka sungguh seragam meskipun dengan bahasa yang berbeda.

" Kalau memang gak sehat, kenapa masih diproduksi?"

" Kenapa nggak sekalian pabriknya aja yang ditutup?"

"Aku merokok dari SMP, toh sampai sekarang aku gak apa-apa!"

"Kalaupun menyebabkan penyakit, toh yang sakit aku sendiri ini?!"

Dan masih banyak lagi jawaban-jawaban lainnya yang intinya serupa.

Secara umum, merokok memang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Khususnya bagi para perokok pasif atau mereka yang bukan perokok namun berada di lingkungan perokok. Merokok juga merupakan tindakan merugi, karena hampir tidak ada satupun manfaat dari kegiatan tersebut. Merokok memang bisa menjadi mesin pembunuh yang kejam, bukan saja bagi perokok itu sendiri melainkan juga bagi orang lain; khususnya anak-anak.

Dalam permasalahan ini, seharusnya pemerintah mencari titik tengah yang tepat sebagai solusi. Win-win solutions harus segera ditemukan untuk menjadikan masyarakat Indonesia lebih sehat namun tanpa memasung hak setiap individu untuk merokok. Perlu diingat, merokok adalah juga hak azasi setiap individu yang tidak bisa serta merta dihalangi atau dibatasi.

Bolehlah membuat iklan sebagaimanapun bentuk, wujud dan materinya; tapi janganlah melupakan tujuan akhir pembuatan iklan tersebut tanpa memasung hak-hak setiap individu. Okay? Menurut penulis, langkah bijak yang bisa diambil oleh kita semua sebagai masyarakat Indonesia yang cerdas, baik kita yang bukan perokok dan khususnya bagi kita yang perokok adalah bagaimana kita bisa menempatkan diri kita dengan tepat diantara hak dan kewajiban kita di masyarakat.

Setiap perokok mempunyai hak untuk merokok namun jangan lupakan kewajibannya untuk tidak merugikan orang lain di sekitarnya; dalam hal ini adalah tentang kesehatan orang lain khususnya yang bukan perokok dengan cara dengan sadar dan sebisa mungkin menjauh dari orang-orang yang bukan perokok pada saat hendak merokok. Dengan kata lain, MEROKOKLAH DENGAN BIJAKSANA DAN CERDAS!

Setiap orang yang bukan perokok mempunyai hak untuk mendapatkan kenyamanan dan kesehatan dengan cara bebas dari lingkungan asap rokok, namun jangan lupakan kewajibannya untuk menjaga kesehatannya sendiri dengan cara sebisa mungkin menghindari para penyebab penyakit, dalam hal ini adalah perokok.

Dengan demikian, maka akan tercipta lingkungan yang sehat dan bersih. Oya, perlu diketahui oleh semuanya; penulis bukanlah perokok namun juga tidak menutup diri terhadap teman-teman penulis yang perokok. Ketika mereka hendak merokok, dengan sengaja penulis menjauh sampai mereka selesai merokok. Mereka tidak tersinggung, soalnya penulis sengaja meminta ijin untuk menjauh.

Demikian artikel ini, semoga menjadi manfaat bagi kita semuanya....

Sampai jumpa di artikel selanjutnya......

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Dari Berbagai Sumber | Smille Me
| Copyright@2011 |

Selasa, 22 November 2011

Sinetron Di Dispenduk Jember Episode 2

Jember-Indonesia. Tulisan ini menyambung tulisan penulis sebelumnya, beberapa bulan yang lalu. Sebelumnya penulis sampaikan permintaan maaf yang sangat besar terkait dengan cukup lamanya jeda waktu antara posting sebelumnya dengan posting terakhir saat ini. Pun demikian dengan cukup lamanya rilis artikel yang menjadi sambungan dari artikel sebelumnya.

Adapun yang menyebabkan jeda waktu antara posting sebelumnya dengan posting terakhir saat ini adalah terjadinya kerusakan harddisk komputer penulis oleh gangguan virus. Perbaikan, recovery dan penataan ulang data-data cukup banyak menyita waktu. Selain itu, di saat yang bersamaan, istri penulis tersayang mengalami sakit dan harus mendapat perhatian ekstra yang setidak-tidaknya juga mengurangi produktifitas penulis dalam berkarya.

Dalam artikel sebelumnya (Sinetron Di Dispenduk Jember Eps. 1), penulis menyebutkan betapa lamanya waktu proses penerbitan KK (Kartu Keluarga). Pada bagian tersebut juga disebutkan bahwa KK sudah ditangan dan tahapan yang terjadi adalah proses penerbitan KTP. Setelah menunggu waktu 2 minggu terhitung semenjak berkas persyaratan penerbitan KTP dimasukkan, penulis dengan perasaan penuh tanya meluncur ke Jember, tepatnya ke Kantor Kependudukan yang berada di Jalan Jawa. Apakah KTP-nya sudah benar-benar jadi sesuai dengan stempel tanggal pengambilan? Atau justru tertunda bahkan pending?

Akhirnya, setelah melalui perjalanan sekitar 45 menit, sampailah penulis di Kantor Kependudukan Kabupaten Jember. Penulis langsung menuju loket 3 tempat pengambilan KTP dan kemudian meletakkan berkas tanda bukti pengambilan tepat di depan loket. Tidak banyak tumpukan kertas yang ada di situ dan kebetulan berkas penulis ada pada tumpukan ke 10. Itu artinya penulis tidak perlu menunggu lama untuk dipanggil.

Situasi Kantor Kependudukan sudah cukup ramai meskipun jam masih menunjukkan pukul 6:30 wib atau satu jam setengah sebelum jam buka. Keramaian yang ada di situ sebagian besar didominasi oleh masyarakat yang ingin mengurus pembuatan Kartu keluarga dan sebagian kecil mengurus perpanjangan KTP. Tidak seramai 2 minggu sebelumnya sih, tapi cukup membuat suasana menjadi riuh dan heboh.

Ditengah asyik-asyiknya menunggu panggilan, tiba-tiba datang seorang pria yang cukup necis mendekat dan duduk di samping penulis. Pada awalnya, pria tersebut berbincang-bincang mengenai masalah pertanian. Kemudian pembicaraan beralih ke topik seluk beluk pengurusan KTP dan KK. Eh, ujung-ujungnya malah menawarkan jasa pembuatan paket KTP dan KK ekspress. Dengan variasi tarif, waktu penyelesaian KTP dan KK pun bisa disesuaikan, kata pria tersebut.

Rp. 50.000,- adalah tarif yang dipasang untuk pengurusan KTP (saja) tiga hari jadi. Sedangkan Rp. 75.000,- untuk set KTP dan KK tiga hari jadi. Jika menginginkan satu hari jadi, angka yang dipatok adalah Rp. 175.000,-. Angka-angka tersebut merupakan tarif di tempat dan tidak termasuk seluruh biaya di Kelurahan dan Kecamatan.

Tapi, walaupun demikian penulis tidak begitu memperdulikannya. Entah pria tersebut benar adanya atau hanya sekedar basa-basi saja, yang pasti penulis lebih memilih untuk mengurus semuanya sendiri. Memang agak ribet bagi yang baru pertamakali mengurus, namun jika dihitung-hitung jatuhnya biaya ternyata tidak sebegitu parah. Penulis saja, selama pengurusan KTP dan KK hanya menghabiskan total Rp. 65.000,- untuk tiga KTP dan satu KK.

Akhirnya, nama penulispun dipanggil. Dan benar saja... KTP yang diharapkan sudah benar-benar jadi. Setelah dicek kebenaran data-datanya, penulis pulang dengan KTP baru yang cukup murah dan mudah. Terlepas dari bagaimanapun tawaran para makelar atau apalah namanya, terlepas dari ruwetnya pengurusan di hari-hari awal yang bisa diibaratkan bagai sepenggal episode sebuah sinetron, ya itulah sepenggal pengalaman dalam mengurus dokumen administrasi kependudukan yang sangat penting. Semoga bermanfaat dan yang terpenting adalah; hindari calo dalam segala pengurusan dokumen atau apapun.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya....


 

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Pengalaman Pribadi | Smille Me | Copyright @2011 ||