Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Senin, 24 November 2014

Kesederhanaan Yang Mewah

By : Pakdhe U ®

Sederhana, sebuah kata yang belakangan ini cukup sering disebutkan di berbagai media massa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sederhana memiliki makna “tidak berlebihan, biasa saja, tidak mencolok, dan lawan kata dari mewah.” Tapi, menurut saya istilah sederhana tidak bisa diterjemahkan sesederhana istilah itu sendiri. Membahas istilah sederhana, sama halnya dengan memperdebatkan antara telur dengan ayam lebih dulu mana, sama halnya dengan melihat sebuah koin yang memiliki 2 sisi yang berbeda.

Minggu, 23 November 2014

Hari Ini Seperti Biasanya…

By : Pakdhe U ®

Seperti hari kemarin, dan beberapa hari sebelumnya; hari ini masih tetap seperti biasanya. Tidak ada sesuatu yang istimewa, atau setidak-tidaknya sedikit berbeda dari biasanya. Adakah yang salah? Saya rasa tidak ada yang salah! Semuanya masih tetap seperti biasanya; bahkan meskipun harga BBM pada akhirnya jadi dinaikkan. Pfff…. begitulah!

Rabu, 12 November 2014

Gelar Sarjana Bukan Jaminan

By : Pakdhe U ®

Tulisan saya kali ini bukan bermaksud untuk meramaikan suasana dunia maya yang sedang heboh, khususnya di Indonesia, terkait adanya sosok Pejabat Menteri yang notabene secara kualifikasi akademik sebenarnya sangat tidak layak untuk menduduki jabatan tersebut. Terlepas dari adanya hal yang solah-olah terkait tersebut, saya hanya ingin menyampaikan bahwa Gelar Kesarjanaan Bukanlah Jaminan bagi seseorang untuk kemudian menempatkan orang tersebut dalam posisi terhormat.

Senin, 10 November 2014

Merayakan Kemenangan

By : Pakdhe U ®

Kemenangan, bagi siapa saja, di belahan bumi mana saja, adalah suatu hal yang sangat menjadi dambaan. Menang, adalah menjadi yang terbaik diantara yang paling baik. Menjadi yang terpilih diantara banyak pilihan. Dan  menjadi satu-satunya yang berada di puncak kejayaan. Pada umumnya, setiap orang senantiasa merayakan kemenangan dengan caranya masing-masing. Ada yang unik, konservatif, biasa-biasa saja, atau bahkan ada yang ekstrim.

Pertanyaannya adalah; perlukah kita merayakan kemenangan itu? Sementara di balik sebuah kemenangan sesungguhnya terselip sebuah pesan yang tersembunyi tentang sebuah tanggung jawab. Tanggung jawab untuk menjaga kemurnian dari kemenangan itu sendiri. Tanggung jawab untuk mewujudkan cita-cita luhur dari sebuah kemenangan. Sekarang, apakah kita sudah cukup paham dengan tanggung jawab itu sehingga kemudian merayakan kemenangan dengan berlebihan?

Anggap saja kita mendapatkan kemenangan dalam sebuah lomba lari marathon. Apakah kita pernah memikirkan bagaimana kita bisa menang? Apakah kemenangan kita adalah murni atas kerja keras kita? Apakah kemenangan tersebut diraih dengan cara-cara yang sportif? Atau, jangan-jangan kita menjadi pemenang hanya karena faktor keberuntungan belaka. Misalnya, lawan tanding kita sedang tidak fit, atau mungkin karena keadaan lainnya.

Apapun itu, saya hanya ingin menyampaikan bahwa di balik setiap kemenangan pastilah tersembunyi pesan yang harus kita cermati dan kita pertanggung jawabkan dengan baik. Akhirnya; selamat untuk para pemenang!

follow : twitter | find on : facebook | see : you tube | 2014

Sabtu, 01 November 2014

Ada Uang Ada Pangkat

Oleh : Pakdhe U ®

Jember.id/ Menjadi pegawai negeri, khususnya guru, adalah dambaan sebagian besar dari kita. Harapan mendapatkan gaji pensiun, tunjangan, dan ritme kerja yang teratur adalah nilai lebih yang menjadi fokus perhatian peminat pekerjaan ini.

Memang, menjadi guru kelihatannya sangat mudah. Berangkat jam 7 pagi, masuk kelas tinggal bicara di depan siswa, tidak perduli dipahami atau tidak oleh siswa, sampai akhirnya pulang jam 2 siang. Sisa waktu yang ada bisa digunakan untuk aktifitas lainnya; berdagang atau bertani misalnya.

Tapi, jangan salah bung! Saat ini untuk menjadi guru, apalagi sampai diangkat menjadi PNS, jalan yang harus ditempuh sangatlah panjaa…ng dan penuh dengan liku-liku. Bahkan bisa diibaratkan bagai memasuki labirin yang menyesatkan. Dan yang paling harus disiapkan adalah uang!

Bukan uang receh untuk pengamen, tapi uang untuk keperluan ini dan itu selama perjalanan menuju status PNS atau bahkan sampai ketika sudah mendapatkan status tersebut. Ada seorang kawan yang sampai menghabiskan puluhan juta rupiah demi mendapatkan status PNS dengan golongan pangkat III/a, meskipun dalam test masuk CPNS, dia tidak menjawab sebagian besar soal yang diajukan.

Ada lagi seorang teman, yang ini sudah diangkat menjadi PNS Guru, yang selalu menghabiskan uang sejuta sampai tiga juta, hanya untuk menebus PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang wajib diajukan untuk persyaratan kenaikan pangkat. Sebetulnya PTK memang harus dibuat atau disusun sendiri, tapi pada kenyataannya, setiap PTK yang disusun sendiri selalu ditolak dengan berbagai alasan dan kalaupun pada akhirnya diterima, nilai AK (angka kredit) yang didapat hanyalah 2. Bandingkan jika PTK yang diajukan hasil dari “membeli” kepada oknum internal, nilai AK akan menembus angka 4, atau sempurna.

Pun demikian dengan nilai poin integritas AK setiap pendidik (guru pns) yang harus diajukan sekali waktu tertentu, selalu mengalami perubahan yang ujung-ujungnya juga membutuhkan anggaran sampai 3 juta rupiah. Untuk hal ini, seorang kolega saya pernah mengalaminya sendiri. Nilai AK yang diajukannya mendapat apresiasi 4 dari kanwil Propinsi, namun ketika dicek di tingkat Kabupaten, poin yang diperoleh berubah menjadi nol.

Kolega saya ini kemudian protes dan melakukan korespondensi dengan Propinsi yang akhirnya oleh tingkat Kabupaten dirubah menjadi 2 poin. Tentu kolega saya tidak terima, karena dia sudah mendapatkan salinan penilaian tersebut dari Propinsi yang nilainya 4. Oleh oknum tingkat Kabupaten kolega saya dimintai 3 juta, dengan dalih biaya pengurusan ke Propinsi dan ini dan itu untuk mengembalikan poin ke angka 4.

Dengan berat hati akhirnya 3 juta melayang.

Terimakasih.