Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Senin, 22 Juni 2015

PERJALANAN MALAM LINTAS KABUPATEN.

By : Pakdhe U ®


DJ. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 25 Mei 2015, setelah mendapatkan sebuah sms tentang berita duka, saya berkesempatan melakukan perjalanan yang lumayan jauh menuju kota Blitar. Saya tidak akan membahas tentang siapa dan bagaimana cerita tentang keluarga yang meninggal. Tapi, saya akan bercerita tentang perjalanannya saja.

Bukan sebuah perjalanan yang luar biasa, atau istimewa bagi kebanyakan orang. Karena memang ini adalah perjalanan untuk keperluan ta’ziah. Apa yang menarik dari acara tersebut? Kecuali kita memang mau merenungkan bahwa peristiwa tersebut mengandung hikmah yang luar biasa.

Bagi saya, dalam perjalanan tersebut, yang saya lakukan sepanjang sore sampai hampir tengah malam, cukup melukiskan banyak hal. Utamanya terkait keberhasilan pembangunan sebuah pemerintahan daerah. Perlu diketahui, dalam perjalanan itu, saya melewati tiga wilayah Kabupaten. Yaitu, Jember bagian barat sisi selatan, Lumajang sepanjang sisi selatan, Malang sepanjang sisi selatan dan Blitar wilayah timur.

Antara beberapa, tepatnya tiga Kabupaten tersebut, satu dengan yang lainnya sangat jauh perbedaannya. Khususnya yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Ada yang sangat terawat baik, ada pula yang sangat mengenaskan. Ada yang kondisinya biasa-biasa saja, ada pula yang kondisinya cukup lumayan baik.

Jika dibandingkan, berdasarkan apa yang saya lihat sepanjang perjalanan tersebut, infrastruktur di Kabupaten Jember adalah yang paling parah. Meskipun pada beberapa bagian wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang ada juga yang rusak,namun tentunya tidak separah kondisi di Kabupaten Jember.

Kalaupun ada perbaikan, itu sifatnya hanya sekedar tambal sulam saja. Sisanya, ya tetap saja lubang jalan yang menganga cukup lebar dan dalam. Entah karena beban jalan yang sangat berlebihan (banyak truk-truk pasir bertonase besar), atau mungkin karena terlalu banyak yang dikorupsi? Yang pasti saya tidak tahu.

Jika dibandingkan dengan Kabupaten Lumajang, yang sampai pelosok kondisi jalan sudah mulus hotmix, meskipun ada juga yang sedikit terkelupas, tentulah Kabupaten Jember kalah jauh. Apalagi jika harus dibandingkan dengan Kabupaten Malang, atau Blitar, yang hampir seluruh wilayahnya (tentu sebatas yang saya lalui) sudah menikmati aspal hotmix yang mulus.

Tapi, yang saya salut dari Kabupaten Jember adalah hampir seluruh wilayah yang berpopulasi, jalannya sudah dilengkapi dengan lampu penerangan jalan umum, sehingga perjalanan sedikit lebih aman.

Untuk wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang, yang cukup membuat miris adalah banyaknya motor-motor yang tidak menyalakan lampu, meskipun waktu sudah malam sekalipun dan di lingkungan yang gelap (kawasan pegunungan), yang ini tentunya cukup mengganggu perjalanan.

Apapun itu,…. ya begitulah!

Pakdhe U ® | 2015

Jumat, 19 Juni 2015

MENATA PENDIDIKAN DEMI MENGGAPAI HARAPAN

By : Pakdhe U ®


DJ. Pendidikan, khususnya di Indonesia, adalah salah satu sektor yang masih perlu perhatian khusus. Selain karena kualitas sarana, prasarana, dan faktor pendukung lainnya, termasuk terkait Kurikulum yang masih jauh dari kata kelayakan, juga karena beban yang diemban oleh sektor ini dalam menentukan arah Bangsa Indonesia ke depan yang teramat berat.

Membicarakan masalah-masalah yang terkait dengan dunia pendidikan, kita pasti akan dihadapkan pada banyak sekali hal yang saling tumpang tindih, saling sikut menyikut, bahkan boleh dikatakan bagai dihadapkan pada jalur-jalur labirin yang menyesatkan. Kita sering mendengar, bahkan turut menjadi saksi nyata robohnya bangunan sekolah. Entah karena memang sudah usang termakan jaman, atau karena kurang terawat dengan alasan minimnya biaya perawatan. Bahkan bangunan baru yang hanya beberapa bulan berdiri sudah ambruk karena dalam pengerjaan proyek tersebut diwarnai korupsi yang gila-gilaan.

Kita acapkali menyaksikan, atau mungkin ada diantara anak didik kita, saudara kita, bahkan adik kita sendiri, terlibat tindakan kejahatan jalanan. Terlibat tawuran dan keterlibatan-keterlibatan terhadap tindakan negatif lainnya, yang semestinya tidak dilakukan oleh seorang pelajar yang memiliki integritas, dedikasi, dan harga diri yang tinggi.

Kita juga tidak bisa menafikkan beberapa kejadian memalukan yang dilakukan oleh oknum guru, kepala sekolah, dan orang-orang yang seharusnya memberikan contoh tauladan yang baik. Mereka, para oknum ini dengan wajah tertunduk lesu, tertangkap tangan sedang melakukan tindakan asusila, tindakan kurang senonoh, dan tindakan-tindakan lain yang sebenarnya hanya pantas dilakukan oleh binatang.

Membaca ulasan di atas, tentu kita harus kembali merenung lebih dalam. Jauh lebih dalam dari sekedar renungan biasa, untuk mengurai apa yang sebenarnya terjadi. Untuk menggali kesalahan-kesalahan apa yang sudah kita perbuat sehingga hal-hal semacam di atas terjadi begitu saja. Apakah kesalahan itu pantas dibebankan kepada sistem pendidikan kita? Atau justru karena sumber daya manusia kita yang penuh oleh oknum-oknum bejat menjadikan sistem yang sebenarnya sudah baik berubah menjadi nampak tidak baik?

Pendidikan kita memang sudah gagal! (Baca : Raport Merah Dunia Pendidikan) Bahkan mungkin lebih tepat jika dikatakan gagal total! Tentu jika dibandingkan dengan kualitas pendidikan negara tetangga kita. Bahkan jika harus dibandingkan dengan kualitas pendidikan masa lampau, kualitas pendidikan kita saat ini juga masih dikatakan buruk.

Apa namanya jika bukan gagal, saat lulusan sekolah dasar (SD) tidak mampu menghitung perkalian dan pembagian. Memang, ini sifatnya kasuistik, tapi jika dibandingkan dengan masa kecil penulis tentu sangat jauh perbedaannya. Saat penulis masih kecil, semua lulusan SD sudah paham perkalian, pembagian, dan hampir semua materi matematika dasar.

Itu hanya sekedar membahas kualitas lulusan setingkat SD. Bagaimana dengan lulusan SMP, SMA, atau bahkan Perguruan Tinggi? Saya bisa katakan sebelas dua belas, alias sama saja. Saya masih sering menemukan seorang sarjana yang seharusnya memiliki pemikiran maju sesuai dengan level pendidikannya, tapi ternyata pola pikirnya masih terkungkung oleh keterbatasan. Bahkan bisa disamakan dengan kualitas lulusan SMP pada jaman saya masih kecil. (Baca : Sarjana Palsu Salah Siapa?)

Membicarakan pendidikan kurang afdol rasanya jika tidak pula membahas tentang perilaku siswa saat ini. Tentang hilangnya sopan santun siswa terhadap guru, tentang hilang lenyapnya harga diri guru di hadapan siswa saat ini. Yang semua itu sebenarnya dipicu oleh campur tangan pihak lain dalam lingkaran pendidikan.

Saya masih ingat betul, saat masih SD dulu, setiap hari kamis selalu ada pemeriksaan kuku oleh guru kelas. Guru dengan penuh wibawa, menenteng sebuah tongkat rotan sebesar ibu jari, berkeliling memeriksa kuku tangan siswa satu persatu. Sementara, siswa dengan penuh hormat dan sedikit takut, tertunduk menantikan hasilnya. Jika ada satu saja kuku yang terlalu panjang, otomatis tongkat rotan tersebut dipukulkan ke jari yang kukunya panjang. Tidak keras sih, tapi hal itu sangat efektif untuk membuat siswa menjadi disiplin memelihara kukunya dengan rapih. Itu juga diimbangi dengan sang guru sendiri yang kukunya juga pendek, rapi dan bersih.

Kalau sekarang? Kita semua tahu, seorang guru memukul siswa, sekecil apapun, dengan tujuan apapun, selama siswa keberatan, bisa diadukan ke Polisi sebagai bentuk penganiayaan. Ini kemudian yang saya katakan ada pihak lain yang sengaja turut bermain dalam penerapan disiplin dalam dunia pendidikan, dilandasi oleh alasan hak azasi manusia. Seharusnya dunia pendidikan dijauhkan dari lingkaran hukum pidana, karena sesungguhnya sistem pendidikan kita sudah memiliki hukum, aturan, dan tata kelola disiplin tersendiri. Aturan yang ditentukan bersama oleh pihak sekolah, tidak seharusnya dipatahkan oleh hukum pidana.

Mungkin saya salah, tapi setiap sekolah sudah merumuskan aturan, tata tertib yang sudah sewajibnya dipatuhi oleh setiap individu yang tergabung dalam sekolah tersebut. Entah guru, penjaga sekolah, karyawan, terlebih siswa, harus menjunjung tinggi aturan yang sudah dibuat tersebut. Yang melanggar, tentu harus mendapat hukuman sebagai balasan atas tindakan indisipliner mereka. Barulah, ketika hukum aturan sekolah tidak mampu mengatasinya, hukum negara, melalui kepolisian yang bertindak.

Sebagai akibat dari masuknya Polisi dalam lingkaran pendidikan adalah; guru menjadi serba salah. Mau tidak diberi peringatan, jelas-jelas siswa bersalah. Mau diberikan peringatan, sudah pasti terkena pasal kekerasan verbal. Akhirnya, posisi siswa berada di atas angin. Merasa tidak akan ada guru yang berani menegurnya, karena yakin ada Polisi di belakang mereka. Kemudian, bisa kita tebak; siswa banyak yang bertato, berkuku panjang, berambut acak-acakan, brutal, yang lebih parah menjadi tidak respek pada guru, persis seperti preman pengkolan.

Agama saja mengajarkan kekerasan (walau dalam taraf wajar) dalam upaya menegakkan disiplin. Misalnya Islam; membolehkan kita memukul anak yang lalai dalam menjalankan Sholat lima waktu, yang sifatnya wajib bagi anak yang sudah baligh. Tentu tidak serta merta dipukul begitu saja, melainkan ada tahapan teguran. Setelah ditegur lebih dari tiga kali tetap tidak mengindahkan, barulah pukulan itu boleh dilakukan. Itulah, mengapa kemudian kekerasan demi menegakkan disiplin itu harus dilakukan! Karena memang perlu! Bayangkan jika Polisi turut campur dalam pendidikan akhlak (menegakkan disiplin sholat), tentulah akan banyak Ayah yang dipenjara, dan banyak pula anak yang lalai dalam agama.

Akhirnya; apapun yang terjadi kita memang perlu merumuskan suatu formula jitu dalam menata Pendidikan kita. Merumuskan tatanan baru yang murni dan tidak dikebiri oleh kepentingan oknum bejat. Merumuskan aturan yang baku yang tidak dicampuri kepentingan hukum sebagai alasan Hak Azasi. Semua daya upaya diperlukan demi menggapai harapan bangsa yang lebih baik.

Pakdhe U ® | 2015

Selasa, 16 Juni 2015

AKU, AKU, AKU BUKAN DIRIMU

By: Pakdhe U ®


DJ. Baru kemarin aku temukan kembali sekeping rasa yang pernah hilang, ditelan angkara malam. Baru kemarin, saat suara sendumu membangunkan aku dari lilitan naga mimpi yang tak henti mencabik-cabik resahku, aku tersadar jika sekeping rasa itu sudah hampir kadaluarsa.

Aku pernah menjelma sebagai orang gila yang mengencani kecantikan malam kota Malang. Aku juga pernah mencicipi pahit getirnya mahasiswa baru yang teraniaya di dua Universitas besar di kota Malang. Aku tak pernah pula melukan saat-saat menggelandang, mengejar cinta di setasiun Blimbing, kota Malang juga.

Aku tak ingin kehilangan momen saat menggila menyusuri jalanan Yogyakarta, menyusuri jalanan kota Kediri, Surabaya, Jakarta, Bontang, Padang, dan Bali, sesaat setelah kau katakan aku tak pantas untukmu. Persetan dengan itu!

Hari ini, setelah minum bergalon-galon air mineral, setelah memasung waktu sedari matahari menyapa sampai kembali merebah, setelah menatap bayang fatamorgana yang berhias cantiknya wajahmu, aku sadar. Aku akan kembali menjadi aku, yang tak pernah henti mencintaimu. Meskipun aku tak pernah menjadi aku yang bisa memilikimu.

Aku hanya akan menjadi ayah bagi anak-anakku. Menjadi suami bagi istriku yang mau menerimaku dengan penuh cinta. Dan itu bukan lagi dirimu.

Pakdhe U ® | 2015

Jumat, 12 Juni 2015

MEMBACA KEMATIAN

By : Pakdhe U ®


DJ. Siapapun, apapun dan dengan cara bagaimanapun, jika nanti sudah tiba saatnya, dapat dipastikan akan menemui yang namanya mati. Mati, adalah sebuah peristiwa besar yang bisa dipastikan kehadirannya, meskipun masalah kapan waktunya masih tetap merupakan sebuah rahasia terbesar yang bahkan para Malaikat-pun tidak akan mengetahuinya.

Mati, kematian, penghabisan dari kehidupan bisa menjemput kita kapan saja. Bahkan ketika kita masih belia, segar dan kedatangan kematian memang sungguh tanpa bisa diduga. Tapi, saat ini saya tidak ingin membahas tentang kapan, atau rahasia di balik kedatangan ajal (kematian). Saya hanya akan membahas tentang suatu pelajaran besar yang penting, yang senantiasa menyertai sebuah peristiwa kematian.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi, dan beberapa cerita dari orang-orang yang saya kenal dengan baik latar belakangnya. Bahwa kematian itu memberikan petunjuk kepada mereka yang masih hidup untuk melangkah menuju jalan yang dikehendaki Allah, dan sesungguhnya yang demikian ini benar adanya bagi orang-orang yang mau berpikir.

Setiap kali ada peristiwa kematian di sekitar saya, sebagai manusia yang bertetangga, dan bentuk empati kepada yang mengalami kedukaan, tentulah saya tidak pernah ketinggalan untuk bertakziah, atau melayat. Satu hal yang selalu saya lakukan adalah menjadi bagian dalam prosesi pemakaman, yaitu turut memikul keranda jenazah menuju tempat pemakaman.

Alasan saya turut memikul keranda adalah untuk mengetahui perbedaan antara satu orang dengan orang lain sesuai dengan riwayat mereka semasa masih hidup. Ternyata, apa yang mereka perbuat selama hidup sangat menentukan berat ringannya pikulan keranda mereka. Tak perduli mereka kurus atau gemuk.

Dalam satu kesempatan saya pernah memikul keranda jenazah yang benar-benar sangat ringan. Bahkan jauh lebih ringan dibanding ketika hanya membawa keranda kosong dari pemakaman. Selain itu, saya yang selalu berada di bagian belakang juga merasakan aroma wangi yang luar biasa, yang bukan dari rangkaian bunga atau minyak wangi. Benar-benar wangi segar yang sangat berbeda. Padahal saat meninggal, orang ini masih segar, tidak kurus dan badannya cukup besar.

Memang, semasa hidupnya jenazah ini mengabdikan diri sebagai guru ngaji yang tidak pernah memasang tarif, bahkan kebanyakan gratis bagi anak-anak didiknya. Hidupnya juga selalu ramah, dermawan kepada setiap orang. Selalu hormat pada siapapun, dan yang paling utama adalah, beliau selalu tepat waktu dalam menjalankan ibadah sholat lima waktu. Mungkin,karena segala amal ibadahnya, amal kebaikannya tersebut, keranda yang membawa beliau terasa sangat ringan.

Dalam kesempatan yang lain, saya juga pernah memikul keranda jenazah seorang yang berprofesi sebagai rentenir. Orang ini tubuhnya kurus kering dan pada saat meninggal karena sakit, tubuhnya hanya tinggal tulang dan kulit belaka. Sebenarnya beliau sudah berhaji, dan cukup rajin berjamaah di mushola, tapi sayang profesinya yang rentenir itu cukup mengurangi nilai kebaikannya. Ternyata benar, saat saya memikul keranda jenazahnya, terasa lumayan berat. Seperti membawa 3 atau 4 keranda kosong, pun begitu dari balik keranda tidak tercium aroma apapun, padahal untaian bunga melati dan bunga-bunga yang lain penuh menutupi keranda.

Lain lagi ketika ada seorang tetangga yang semasa hidupnya tidak pernah beribadah. Hidupnya hanya digunakan untuk mengumpulkan materi duniawi, sehingga kewajiban ibadahnya terbengkalai, pun dengan hubungannya kepada para tetangga cukup terkenal pelit. Dalam kesehariannya selalu iri, drengki, dan tidak pernah mau kalah dari tetangganya. Intinya, dia harus yang paling unggul.

Saya memikul keranda jenazah orang ini terasa beratnya bukan main, padahal saat meninggal tubuh orang ini cukup kecil dengan berat badan kira-kira hanya 50 Kg. Dengan 4 orang memikul keranda, masih terasa sangat berat. Bahkan saking beratnya, seolah-olah keranda jenazah tersebut enggan untuk melangkah menuju pemakaman. Dan yang cukup menjadi perhatian adalah ada tercium aroma busuk dari balik kerandanya.

Belum lagi ketika sampai di pemakaman, orang-orang yang bertugas menggali makam ternyata masih belum selesai menggali. Kata mereka, sebenarnya lubang  makam yang mereka gali sudah cukup dalam, sebatas dada. Tapi setelah ditinggal istirahat minum dan menunggu datangnya jenazah, begitu dilihat kembali ternyata lubang makam tersebut kembali dangkal hanya sebatas perut saja. Itu berulang sampai 3 kali.

Terpaksa jenazah menunggu lubang makam cukup dalam dan barulah prosesi pemakaman bisa terlaksana. Tapi yang aneh kemudian adalah, gundukan tanah yang sebegitu banyak ternyata tidak cukup menutup lubang makam tadi. Kalau biasanya masih ada sisa sampai makam menggunduk cukup tinggi, yang ini malah makam terlihat celong. Akhirnya terpaksa mengambil tanah dari sekitar makam untuk menutupi kekurangan tanah tersebut.

Apa yang saya ceritakan di atas, ternyata juga dialami oleh beberapa orang saudara saya, teman saya dan banyak kolega saya yang lain, di tempat-tempat yang lain. Ketika saya berdiskusi tentang masalah ini kepada seorang Ustadz, beliau menjawab bahwa memang dalam setiap kematian terselip sebuah pelajaran berharga. Hanya tinggal bagaimana kita bisa membaca kematian sebagai sebuah pelajaran.

Semoga kita digolongkan sebagai orang-orang yang mati dalam keadaan Iman, Islam, dan baik, amin!

Pakdhe U ® | 2015

Selasa, 09 Juni 2015

SARJANA PALSU SALAH SIAPA?

By: Pakdhe U ®

Jember. Sungguh miris jika mengingat berita yang sering muncul di tv belakangan ini. Kekerasan, penipuan, dan beragam kejahatan seolah saling mengejar rating tertinggi. Dan yang paling menyesakkan dada adalah berita adanya ijazah palsu. Yang artinya pasti ada juga sarjana palsu.

Ada sebuah lembaga pendidikan setigkat doktoral yang ruang kuliahnya di sebuah ruko (rumah toko) yang sempit. Ada juga sebuah lembaga pendidikan yang hanya berisi beberapa gelintir mahasiswa tanpa disertai dosen maupun staff kampus lainnya. Sungguh sangat keterlaluan, demi mengejar untung berlipat ganda,oknum-oknum yang semestinya turut berusaha keras memajukan pendidikan di Indonesia, malah justru menjadikan pendidikan sebagai sarana bisnis belaka.

Di tempat penulis, sudah menjadi rahasia umum jika seseorang ingin mendapatkan ijazah, entah itu setingkat SMU (melalui Kejar Paket C), atau setingkat Sarjana, cukup menyediakan uang dalam jumlah tertentu sudah bisa memiliki ijazah yang diharapkan tersebut. Jumlah tatap muka kelas? Jangan ditanyakan lagi, hampir tidak pernah ada. Paling umum hanya ada di hari sabtu dan minggu, di tempat yang kurang representatif karena pinjam lokal sekolah swasta, itupun belum tentu ada dosennya.

Sarjana palsu memang bertebaran, lalu siapa yang pantas dan layak disalahkan atas semua hal tersebut? Pemerintah? Meskipun kesalahan mutlak bukan menjadi domain pemerintah, tapi sebagai regulator dan penguasa tentulah pantas kesalahan itu dibebankan pada pemerintah. Kenapa? Dengan adanya temuan Sarjana, Ijazah, dan Sekolah Tinggi yang meragukan kualitasnya, bukan tidak mungkin ada oknum Pemerintahan yang turut bermain dalam lingkaran tersebut.

Bagaimana cara mereka bermain? Tentu tidak ada cara lain selain melalui cara perizinan. Dengan mudahnya Pemerintah, melalui pihak yang berwenang, mengeluarkan izin pendirian lembaga pendidikan kepada pihak-pihak yang sejatinya tidak memiliki kapabilitas dan kredibilitas dalam menyelengggarakan pendidikan.

Tanpa melalui survei yang komprehensif, bahkan dengan mudahnya para surveyor dari dinas Pendidikan memberikan persetujuan, padahal sarana, prasarana dan faktor pendukung lainnya bisa dikatakan masih belum layak. Mereka (para surveyor) segera memberika persetujuan setelah saku mereka dijejali amplop berisi lembaran uang yang cukup tebal.

Saya mengatakan hal ini karena di sekitar saya berada cukup banyak lembaga pendidikan yang bertebaran. Mereka cukup mudah mendapatkan izin penyelenggaraan pendidikan meskipun pada kenyataannya muridnya hanya segelintir saja. Mereka semua hanya berorientasi pada keuntungan mendapatkan dana BOS ( baca : Memburu Pesona BOS 1 dan Memburu Pesona BOS 2), mengenai kualitas pendidikan yang mereka selenggarakan mereka abaikan.

Tapi, setidak-tidaknya ijazah yang mereka tawarkan bisa dijamin keasliannya, karena memang lembaga pendidikan tersebut mendapatkan izin penyelenggaraan dari dinas terkait. Yang menjadi pembeda mungkin hanyalah kualitas pendidikan yang mereka selenggarakan dengan segudang keterbatasan. Output yang dihasilkan bisa dikatakan memiliki 2 atau 3 grade lebih rendah dari tataran yang seharusnya. Lulusan SMP, tingkat penalarannya masih sama dengan anak kelas 6 SD.

Entahlah kapan hal ini akan berakhir dan kemudian Indonesia menjelma menjadi sebuah negara yang besar? Atau mungkin hal-hal nista ini akan tetap terjadi di bumi Indonesia sampai akhirnya nanti membawa Indonesia semakin tenggelam dalam kegelapan.

Pakdhe U ® | 2015

Minggu, 31 Mei 2015

PEROKOK ADALAH ORANG PALING BODOH!

By : Pakdhe U ®


Jember. Setujukan anda jika saya katakan bahwa (hampir) semua perokok di dunia ini adalah orang-orang yang bodoh? Bahkan mungkin mereka adalah golongan orang-orang yang paling bodoh yang pernah ada. Tidak perduli mereka menyandang gelar professor, mahasiswa, atau sekedar buruh kuli bangunan, bagi saya mereka tidak ubahnya hanya seorang yang bodoh belaka.

Saya mengatakan hal ini bukannya tanpa alasan. Bukan pula karena saya bukan seorang perokok atau karena saya membenci asap rokok. Saya di dalam tulisan ini hanya sekedar mencoba untuk bermain logika yang dilandasi oleh akal sehat semata. Perkara anda mau menelaah dengan bijak atau tidak, itu sudah di luar kendali saya.

Alasan saya mengutarakan pendapat sebagaimana judul di atas adalah sebagai berikut:

  1. Rokok Mengandung Racun Berbahaya. Kita semua tahu dan mengetahuinya bahkan sejak kita masih sekolah, bahwa dalam sebatang rokok mengandung banyak sekali racun berbahaya yang pada ujung-ujungnya pasti akan mengancam jiwa kita. Salahkah saya jika menyebutkan orang-orang yang mengkonsumsi Rokok  ini adalah orang yang bodoh? Bukannya hanya orang bodoh saja yang mau mengkonsumsi racun bagi tubuhnya?
  2. Rokok Menyebabkan Penyakit Kanker. Apakah pantas disebut pintar jika seseorang dengan sengaja membiarkan tubuhnya digerogoti oleh kanker? Pasti orang bodoh saja yang berbuat demikian. Padahal para perokok di dunia ini juga sudah menyadari akan hal ini (resiko Kanker), tapi karena kebodohan mereka, mereka tidak memperdulikannya.
  3. Rokok Merupakan Pemborosan. Berapa harga rokok per batang? Tentu tidak murah bukan? Jadi tepat jika kemudian aktivitas merokok merupakan pemborosan, karena nilai uang sebanyak tersebut hanya terbakar percuma. Jika dibandingkan dengan belanja BBM, yang notabene sama-sama terbakar, tentulah belanja BBM jauh lebih bermanfaat karena digunakan untuk menggerakan moda transportasi yang menunjang produktifitas. Sedangkan rokok? Hanya sekedar mengundang berbagai macam penyakit. Apakah pantas disebut pintar seseorang yang membakar uang mereka bukan untuk tujuan yang produktif?

Selain dari sebagian kecil ulasan di atas, saya juga akan menyampaikan beberapa hal terkait rokok lainnya, misalnya;

  1. Iklan Rokok. Dalam setiap Iklan Komersial produk rokok yang ditayangkan di tv jam 9 malam ke atas, selalu dapat dipastikan mengandung kata-kata “ Berani, Nyali, Percaya Diri, Kesenangan”, dan kata-kata lain yang identik dengan sesuatu yang gagah. Tapi apakah salah jika saya katakan Keberanian, Nyali, kepercayaan diri, dan kesenangan yang ditawarkan oleh produk rokok adalah simbol dari kebodohan absolut. Bagaimana tidak? Berani menjemput maut, Bernyali menghadapi penyakit, Percaya diri menghadapi kematian, dan kesenangan menghamburkan uang, hanyalah ciri-ciri tindakan paling bodoh yang pernah saya ketahui.
  2. Peringatan Dalam Kemasan Rokok. Dalam setiap kemasan rokok selalu terpampang jelas sebuah tulisan “Peringatan: Merokok Membunuhmu!,” Apakah salah jika saya katakan orang yang sudah tahu bahwa merokok bisa membunuh mereka perlahan, masih tetap saja merokok adalah orang yang bodoh? Sebutan apalagi yang lebih pantas terhadap orang yang membiarkan dirinya terbunuh secara perlahan-lahan, selain daripada bodoh?

Saya juga tidak menutup mata bahwa industri rokok merupakan industri strategis yang nyata-nyata telah menghidupi ekonomi ratusan, ribuan,bahkan jutaan warga masyarakat karena industri ini menyerap banyak sekali tenaga kerja.

Saya juga tidak ingin menutup mata terhadap besarnya devisa yang berhasil dikail pemerintah dari usaha rokok ini. Tapi, alangkah lebih baik jika sesuatu hal yang buruk yang sudah menjadi kebiasaan, cobalah untuk dirubah. Boleh merokok, tapi di tempat-tempat tertentu yang sudah disediakan. Boleh merokok, tapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Meskipun sebenarnya kita akan lebih cerdas jika lebih memilih untuk menghentikan merokok mulai hari ini.

Baca Juga : Rokok Versus Kentut

Pakdhe U ® | youtube | facebook | twitter | copyright 2015 |

Rabu, 13 Mei 2015

Sepenggal Memori Usang


DJ. Malam sudah menempati bingkainya. Kelam. Hanya angin semilir, daun kering dan tubuh-tubuh lelah mengukir jejak-jejak pembaringan malam. Ahh.. Entah kenapa, jemari ini mengusik bagian terdalam dari bayangan yang terlarang.

Sepenggal kata tergores di atas secarik suci kertas. Sebuah nama. Nama yang tidak begitu penting. Nama yang nyaris tidak memiliki makna. Hanya sepenggal nama panggilan kesayangan. Nama yang ternyata cukup banyak membawa perubahan dalam kalut kelabu, haru biru mimpiku.

Ais. Ya, Ais nama itu. Pikirku menerawang jauh. Sangat jauh menembus lorong waktu menuju beberapa jengkal masa lalu. Aku tak lagi habis berpikir, kenapa? Kenapa sepenggal nama itu selalu muncul ketika malam sudah menempati bingkainya? Ahh… Mungkin aku hanya terjebak dalam mimpi fatamorgana.

Mungkin aku bodoh, naif, atau apalah namanya. Tapi aku cukup mengerti tentang rasa yang selalu membuncah, pecah menyesakkan dada. Aku cukup mengerti tentang cinta yang tak kunjung padam, bahkan ketika ada cinta lain yang sudah berkenan mengisi hatiku. Aku cukup paham tentang…. ah, diriku yang tidak sepantasnya mencintaimu. Kau terlalu tinggi di balik bintang di atas awan sana. Sedangkan aku? Aku hanya setangkai rumput yang terinjak hina dan hanya bisa melambai penuh harap dibuai angin.

Ais…maafkan aku yang selalu menyebut namamu. Maafkan aku tentang cinta yang tak pernah mampu aku padamkan, meski aku tahu diantara kita sudah ada yang saling mengisi. Aku paham aku tak cukup mampu memahami hatimu. Aku sadar, aku tak cukup kuasa mengharapkan bibirmu menumpahkan jawab atas semua rinduku.

Aku tak ubahnya kumpulan debu-debu yang diterbangkan angin, demi menatap langit tempatmu bersinggasana. Aku tak ubahnya butiran air yang bermimpi membanjiri padang savana, demi mengharap cinta menggamit hatimu. Aku….bukanlah yang kamu mau.

Ais…

Yang terbesar ingin kutahu darimu hanyalah tentang sikap membekumu. Beku saat ketika kita saling dekat. Beku saat kuungkap rasa cinta, walau aku memang salah, bukan dari sudut bibirku sendiri. Aku tak cukup kuasa tumpahkan cinta kecuali melalui sepenggal kalimat yang tergores. Tapi kenapa?

Ahh… simpanlah jawabmu untuk waktu yang sangat panjang. Simpanlah jawabmu untukmu. Aku cukup mengerti untuk lebih menerima keadaan. Aku cukup paham untuk kembali mengubur rindu ini di tempat yang terdalam.

Maafkan aku…

| Pakdhe U | twitter | youtube | 2015

Rabu, 06 Mei 2015

Menikah Bukan Hanya Sekedar Menyatukan Dua Hati


Pakdhe U ® Tidak ada seorangpun manusia yang tidak memiliki keinginan untuk menikah atau membina rumah tangga, kecuali seseorang tersebut memiliki kelainan tertentu. Menyambung tulisan saya sebelumnya beberapa hari yang lalu, kali ini saya mencoba untuk menyajikan pandangan saya secara pribadi tentang urusan menikah.

Dalam Ajaran Islam,menikah memiliki hukum yang sifatnya kondisional. Artinya; Hukum menikah dalam Islam dapat berbeda-beda tergantung pada situasi, kondisi seseorang dan lingkungan sekitarnya. Hukum-hukum nikah menurut Islam diantaranya:

  1. Jaiz, yang artinya boleh kawin (nikah) dan boleh juga tidak. Jaiz ini merupakan hukum dasar dari pernikahan. Perbedaan situasi dan kondisi serta adanya motif yang mendorong terjadinya pernikahan, kemudian menyebabkan adanya hukum-hukum nikah berikut..
  2. Sunat, yaitu hukum pernikahan yang dikenakan bagi seseorang yang telah berkeinginan untuk menikah serta dirinya telah memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah lahir maupun batin.
  3. Wajib, hukum pernikahan yang ditujukan bagi siapapun yang telah berkeinginan untuk menikah dengan sangat, serta telah mampu untuk memberikan nafkah lahir maupun batin dan ada kekhawatiran akan terjerumus pada perbuatan zina jika tidak segera menikah.
  4. Makruh, yaitu hukum pernikahan yang ditujukan kepada seseorang yanng sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah, dan…
  5. Haram, yaitu hukum peernikahan yang ditujukan bagi siapapun yang memiliki niatan jahat terselubung, untuk balas dendam dan niatan-niatan jahat lainnya terhadap istri, keluarga istri dan saudara-saudaranya.

(Sumber: Wikipedia Indonesia)

Tapi, bukan tentang itu yang ingin saya sampaikan dalam tulisan saya kali ini. Saya hanya akan membahas tentang sisi lain pernikahan yang dikatakan oleh banyak orang adalah sakral.

Benarkah sebuah pernikahan itu adalah suatu peristiwa sakral bersatunya dua hati yang terpisah? Atau, pernikahan hanya sekedar sebuah seremonial pesta dalam gedung  mewah dengan jamuan istimewa? Percaya atau tidak, sebuah pernikahan ternyata tidak sesederhana itu!

Pernikahan menurut saya adalah suatu peristiwa bersatunya dua hati yang saling terikat cinta. Adalah juga suatu peristiwa bersatunya dua perbedaan antara dua insan manusia. Adalah juga suatu peristiwa bersatunya dua keinginan dalam menggapai masa depan.

Jika menikah hanya sekedar diartikan sebuah seremonial mewah dalam gedung megah, itu salah besar! Dalam sebuah pernikahan melibatkan dua keluarga besar yang masing-masing memiliki sikap, kebiasaan dan sifat maupun karakter yang tentunya tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Inilah yang mendasari saya mengatakan bahwa menikah adalah suatu peristiwa bersatunya dua perbedaan.

Jika kita lebih bijaksana menerjemahkan sebuah peristiwa pernikahan, tentu kita akan menjalani mahligai rumah tangga dengan tanpa godaan, gangguan dan masalah. Karena kita sudah tahu pasti jika dalam pernikahan pasti ada perbedaan yang harus disatukan. Pasti ada kekurangan yang harus dilengkapi, dan pasti ada hal-hal yang luar biasa yang harus dimaklumi.

Saya menikahi istri saya, berarti juga melebur dalam keluarga istri, melebur dalam tabiat keluarga besar istri, melebur dalam segala kekurangan maupun kelebihan keluarga istri. Saya juga mesti siap melengkapi kekurangan yang ada dan semampu mungkin menjadikan kekurangan tersebut sebagai kelebihan yang layak untuk diperjuangkan. Pun demikian dengan istri saya, yang juga harus melebur dalam keluarga saya, melebur dalam tabiat keluarga besar saya, melebur dalam segala kekurangan serta kelebihan keluarga saya, dan begitulah indahnya!

Keindahan pernikahan, yang mulanya hanya sekedar harapan, mimpi, dan do’a yang dipanjatkan, niscaya akan terwujud! Bukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri. Sejauh mana kita mampu menghayati, menyelami dan menerjemahkan makna dari suatu peristiwa yang disebut pernikahan? Allah sudah menetapkan setiap ummat-Nya mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan takaran, termasuk juga di dalamnya tentang kebahagiaan pernikahan. Selebihnya dari itu semua adalah tinggal bagaimana kita sebagai ummat manusia pandai-pandai mensyukuri apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya tersebut.

Semoga tulisan ini bermanfaat…

| Pakdhe U | twitter | youtube | 2015

Selasa, 17 Maret 2015

Memilih Pendamping Hidup Bukan Sekedar Teman Tidur!


Pakdhe U ® Siapapun, di belahan bumi manapun, dalam bentuk fisik yang bagaimanapun, serta bergelut dalam profesi apapun, pasti memiliki impian untuk mendapatkan pendamping hidup yang ideal. Kata ideal bagi sebagian besar orang adalah “sempurna”, baik secara fisik, maupun finansial. Padahal untuk menentukan seseorang itu dikatakan sebagai pendamping hidup yang ideal tidaklah cukup dari sekedar fisik dan finansial belaka.

Banyak orang beranggapan bahwa pendamping hidup hanyalah sekedar teman tidur, teman berbagi dalam suka dan duka, bahkan hanya sekedar tempat untuk melampiaskan hasrat belaka. Padahal seharusnya bisa lebih dari sekedar hal tersebut. Pemilihan pendamping hidup yang tepat akan sangat menentukan bagaimana masa depan kita nantinya.

Dari awalnya kita adalah seorang yang sukses, namun hanya karena kesalahan dalam memilih atau menentukan seorang pendamping hidup, bisa saja kesuksesan tersebut menjadi surut, bahkan menjelma menjadi sebuah kesialan. Demikian sebaliknya, jika kita tepat dalam memilih pendamping hidup, bukan tidak mungkin dari yang awalnya biasa-biasa saja kita akan menjelma menjadi sosok yang sangat sukses.

Menurut saya ada beberapa tipe pendamping hidup yang bisa dijadikan pilihan dalam menentukan masa depan kita;

1. TIPE SEDERHANA

Tipe ini adalah golongan pendamping hidup yang tidak terlalu ideal meskipun sebenarnya bisa dikatakan baik. Tipe ini cenderung bergaya hidup sederhana, apa adanya dan tidak memiliki kecenderungan untuk bergaya hidup mewah. Jika kita termasuk orang yang senang dalam kesederhanaan ( baca juga : Kesederhanaan Yang Mewah ) maka saya dapat menjamin pengalaman hidup yang jauh lebih baik dalam hal finansial. Apalagi jika ditunjang kita sebagai sosok pekerja keras.

Satu-satunya kelemahan tipe ini adalah akan nampak kurang gaul,kurang bisa mengikuti perkembangan jaman, dan bahkan gaya hidupnya bagi sebagian orang lain akan nampak monoton. Namun untuk kelebihannya adalah; pendamping hidup tipe ini bisa menjadikan kita lebih tenang dalam mencari nafkah.

2. TIPE PENUNTUT

Tipe ini saya katakan tidak layak untuk dijadikan pendamping hidup, khususnya bagi mereka yang keadaan ekonominya tergolong pas-pasan, bukan pekerja keras, dan orang-orang yang tidak memiliki ambisi kuat untuk sukses. Karena gaya pendamping hidup dengan tipe ini adalah selalu menuntut lebih dari apa yang sudah kita berikan.

Misalnya kita sudah memberikan keleluasaan untuk mengelola keuangan kita, namun tipe ini bisa saja menuntut hal yang melebihi dari sekedar mengelola keuangan kita. Entah itu menuntut kita untuk mencari penghasilan tambahan, menuntut kita membebaskan waktu bagi mereka untuk memenuhi gaya hidupnya, menuntut ini, itu dan banyak hal lainnya yang boleh dikatakan ada-ada saja.

Karena tetangganya punya barang baru, bisa saja meskipun keuangan sudah dikelola olehnya, dia akan menuntut uang lebih demi mendapat-kan barang yang diinginkan seperti milik tetangganya tersebut. Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Seandainya tipe ini mampu mengatur dan mengelola keuangan dengan ketat, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan gaya hidup yang berlebihan, mungkin tipe ini akan lebih cepat menjadikan kita sukses secara finansial. Namun sebaliknya, jika tipe ini tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, jurang kebangkrutan akan siap menghadang kita.

3. TIPE PENYEIMBANG

Tipe ini akan menjadi cermin bagi diri kita, karena sebenarnya mereka sedang mengikuti gaya kita. Jika kita bergaya sederhana, hemat dan apa adanya, maka pendamping hidup tipe ini juga akan melakukan hal yang sama. Kita sosok pekerja keras, sosok pengumpul pundi-pundi rejeki, maka pendamping ini juga akan menjelma menjadi pekerja keras, dan pengumpul pundi-pundi rejeki.

Pendamping hidup yang demikian akan menjadikan kita sukses atau tidak justru tergantung dari kita sendiri. Kalau kita memiliki kemauan kuat untuk sukses, maka jalan menuju kesuksesan akan terbuka selebar-lebarnya. Tipe pendamping hidup ini boleh dikatakan cukup ideal namun masih belum lebih baik dari tipe sederhana karena semuanya tergantung pada diri kita sendiri dalam mengarahkan.

4. TIPE PENGUAT

Tipe inilah yang saya katakan yang ideal. Kenapa? Karena pendamping hidup tipe ini akan selalu menguatkan apapun yang menjadi kekurangan kita. Jika kita salah dalam memutuskan suatu perkara terkait kebijakan finansial, pendamping hidup yang seperti ini tidak pernah memiliki rasa lelah untuk mengingatkan kita. Dan selalu membesarkan hati kita jika kita sudah terlanjur jatuh.

Tidak hanya sekedar teman tidur, teman bercengkerama, teman ngobrol, teman mengisi hari-hari, namun juga akan menjadi sahabat yang akan selalu mengingatkan langkah kita demi kebaikan. Semuanya dijalani dengan hati-hati.

Sekarang, pendamping hidup yang bagaimanakah yang sudah anda dapatkan?

Semoga bermanfaat..


Jember, Maret 17, 2015
facebook | youtube | twitter | TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG.

Jumat, 13 Maret 2015

Kurma Dan Es Krim Untuk Demam Berdarah

 

Jember (Pakdhe U ®).  Demam Berdarah, atau DB, siapa yang tidak tahu? Penyakit yang selalu muncul pada saat musim pancaroba (peralihan) dari musim hujan ke musim panas, atau sebaliknya. Untuk beberapa kasus, jika penanganan pasien terlambat bahkan bisa menyebabkan kematian. Sebegitu seramnya DB sampai Pemerintah perlu mengeluarkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) jika di suatu daerah ditemukan kasus meninggal karena DB lebih dari 5 orang.

DB disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes agepthy (kalau tidak salah tulis), yang biasa menggigit mangsanya pada saat siang hari. Resiko terkena DB menjadi sangat besar pada saat kita berada pada kondisi fisik yang menurun. Meskipun tidak menutup kemungkinan juga akan berdampak pada seseorang yang sehat. Asal tegigit nyamuk yang kebetulan mengandung virus, hampir 100% kemungkinannya pasti terkena DB.

Indikator seseorang terkena DB adalah:

  1. Trombositnya menurun jauh dari standar normal sekitar 150, atau ada kecenderungan turun.
  2. Hematokrit maupun Hemoglobinnya tidak stabil.

Hal-hal tersebut hanya bisa dipastikan melalui pemeriksaan darah di Lab. Oleh karenanya tidaklah heran jika seorang pasien yang terduga terjangkit DB akan selalu dipantau setiap hari. Bahkan dalam sehari bisa saja sampel darahnya diambil sebanyak 2 kali, yaitu pagi dan sore hari. Meskipun pada keadaan tertentu jika ada kecenderungan Trombositnya naik, pengambilan sampel darahnya hanya 1 kali perhari.

Ada yang mengatakan jika suhu tubuh juga dimonitor, itu benar juga. Sebab, tanda-tanda DB diantaranya adalah suhu tubuh yang naik drastis, kemudian turun perlahan dan akan naik lagi perlahan selama kurang lebih 2 sampai 4 hari. Meskipun ada beberapa kasus yang bisa bertahan sampai 7 hari.

Angka-angka hari di atas bukanlah waktu menjadi sembuh, melainkan pasien masuk dalam fase kritis pertama. Biasanya masa kritis DB hanya berlangsung 2 hari dan total dari awal panas tinggi atau nilai trombosit turun, sampai dinyatakan sehat adalah 8 hari sampai 10 hari.

Pengalaman dengan si kecil, ternyata nilai trombosit bisa naik dengan cepat dan ada kecenderungan stabil jika banyak makan, banyak minum susu. Ada yang mengatakan pada saya, seorang pasien di ranjang sebelah si kecil yang pernah punya pengalaman terkena DB, minum es krim rasa vanila juga akan meningkatkan nilai trombosit dengan cepat.

Kalau si kecil saya, hari pertama masuk rumah sakit nilai trombositnya drop sampai tinggal 20. Pada hari kedua, karena si kecil banyak minum dan dibantu cairan infus,nilai trombositnya naik menjadi 40. Pada hari ketiga nilai trombositnya naik lagi menjadi 48, setelah banyak minum susu, banyak makan, dan cukup istirahat. Karena dianggap sudah ada perbaikan nilai trombosit, maka saat itu infus langsung dilepas.

Kata Dokter, jika pada hari ke empat nilai trombositnya ada kecenderungan naik, maka saat itu juga bisa langsung pulang. Tapi ternyata nilai trombosit si Kecil justru turun ke 33. Entah karena apa, atau mungkin bagaimana nilai trombosit itu bisa turun, saya tidak paham. Yang pasti pada akhirnya si kecil tidak jadi pulang saat itu juga.

Setelah itu, saya berikan beberapa butir kurma untuk si kecil, karena menurut beberapa orang kurma juga bisa meningkatkan nilai trombosit dengan cepat. Kurang lebih sekitar 1/4 Kg kurma dihabiskan dari hari ke empat pagi sampai hari ke lima siang, ditambah minum susu yang banyak, minum air putih yang banyak, dan menghabiskan makan ransum dari Rumah Sakit.

Hasil yang didapat adalah, nilai trombosit dari sampel darah yang diambil hari ke lima pagi adalah 103. Ini berarti ada kenaikan nilai trombosit 70, dari sebelumnya 33 menjadi 103. Akhirnya, pada siang hari itu juga si kecil diijinkan untuk pulang. Cukup bukti bahwa banyak minum susu, banyak minum air, makan kurma, dan (mungkin) makan es krim vanila cukup membantu meringankan DB.

Saya memang tidak mencoba es krim vanila karena si kecil saya tidak tahan dengan es. Kalau dipaksakan bisa-bisa malah pilek. Oya, selain itu semua si kecil juga mendapatkan Trolit dari Dokter, meskipun hanya habis 2 bungkus saja. Yang pasti, semua ini bisa dicoba.

Baca Juga : Waspada Jika Demam!


Ditulis : Maret 13, 2015

twitter | youtube | facebook

Waspada Jika DEMAM!


Rara Harta Terindah

Jember (Pakdhe U ®) Pernah membayangkan saat anak semanis foto di atas tiba-tiba panas tinggi? Demam sampai menyentuh 41o C, dan terkulai lemas di pembaringan? Sungguh, rasanya sangat campur aduk! Antara cemas, takut, bingung, dan panik, campur baur menjadi satu kecamuk dalam batin. Terlebih jika yang mengalaminya adalah anak pertama, atau satu-satunya.

Bermula dari suatu hari. Pagi itu anak saya yang fotonya ada di atas, tiba-tiba meriang. Tanpa banyak kata, segera saya ambil thermometer badan, yang memang selalu saya sediakan, untuk kemudian mengecek suhu badan anak saya tersebut. Ternyata 38oC, dan itu hanya sedikit lebih tinggi dari batas 37oC. Saya beranggapan, mungkin hanya demam biasa karena masuk angin, atau apalah.

Anggapan saya demikian, mengingat beberapa hari sebelumnya si kecil sempat kegerimisan saat bermain. Belum lagi, sehari sebelumnya ikut Pamannya jalan-jalan sore tanpa mengenakan jaket. Anggapan bahwa si kecil masuk angin tentulah tidak bisa disanggah. Apalagi, saat itu saya tebuskan sirup untuk penurun panas di tempat Bidan, suhunya sempat turun sampai titik 37oC. Tentulah pikiran saya sedikit lega.

Bahkan, siang harinya, si kecil sudah nampak ceria dan diajak bermain oleh bundanya ke rumah tetangga depan. Saya yang mengawasinya, sempat mengecek kembali suhu tubuhnya saat dia pulang. Dan suhunya sudah berada di 36oC, termasuk titik aman (menurut saya), jadi saya tidak perlu lagi untuk khawatir.

Tapi apa yang kemudian terjadi? Sore harinya si kecil pulang dengan membawa bekas gigitan nyamuk di jidatnya. Bekas gigitan tersebut sangat besar, sehingga membuat saya sangat khawatir, mengingat beberapa hari sebelumnya ada anak tetangga yang opname karena Demam Berdarah. Saya sudah berpikiran yang tidak karuan, tapi apa boleh buat, jidat sudah tergigit nyamuk, tentulah segala resiko terburuk harus siap saya hadapi.

Kekhawatiran saya semakin menjadi ketika semakin malam suhu tubuh si kecil tidak kunjung menurun, dan justru ada kecenderungan menaik. Si kecil bawaannya minta minum terus, mungkin karena suhunya yang sangat tinggi sampai 39oC. Sampai menjelang subuh, suhu tubuh si kecil malah menyentuh 41oC, dan itu cukup membuat saya sedikit panik. Akhirnya, pada pagi harinya saya bawa ke Bidan lagi, dan saya diminta untuk menunggu perkembangan sampai malam hari. Jika tidak ada perkembangan, maka si kecil harus Opname mengingat saat ini lagi mewabah Demam Berdarah.

Pulang dari rumah Bidan, si kecil malah terlelap pulas dan nampak lemas. Suhu tubuhnya sudah turun dan kemudian muncul keringat dingin. Tanpa pikir panjang, saat itu juga si kecil langsung saya larikan ke Rumah Sakit untuk Opname. Sepengetahuan saya dari berbagai sumber, jika suhu tubuh yang tinggi kemudian tiba-tiba turun dan muncul keringat dingin, itu merupakan tanda-tanda terinfeksi virus Demam Berdarah. Bahkan sudah masuk fase kritis karena penderita sudah menunjukkan tanda-tanda syok.

Alhamdulillah, setelah sampai di Rumah Sakit, Dokter mengatakan masih belum terlambat dan hanya membutuhkan perawatan 5 hari, si kecil sudah bisa tersenyum kembali. Saat itu Dokter juga memberikan tips pada saya yang mungkin juga bermanfaat bagi orang lain.

  1. Jika kondisi fisik sedang turun karena masuk angin, flu, atau setelah kehujanan, sebaiknya tidak bermain atau beraktivitas di luar rumah. Karena Resiko terjangkit Demam Berdarah akan lebih besar pada kondisi fisik yang lemah ini.
  2. Jika mengalami panas tinggi yang fluktuatif, dan dalam kurun lebih dari 2 hari, jangan pernah menunda untuk berobat ke Dokter atau pihak yang ahli untuk segera mengetahui apa penyakit sebenarnya. Untuk menunjang hal ini sebaiknya selalu sediakan thermometer badan di rumah.
  3. Jangan sekali-kali menganggap remeh panas tubuh anda, karena panas tinggi bisa mengarah ke Kejang, Typhus, Demam Berdarah, dan yang paling fatal adalah kematian.
  4. Jika sudah terlanjur terjangkit Demam Berdarah, usahakan untuk minum yang banyak, karena sebenarnya Demam Berdarah tidak ada obatnya. Demam Berdarah hanya bisa dihadapi dengan banyak-banyak minum, atau memasukkan cairan untuk mengganti kebocoran cairan dalam organ.

Demikan pengalaman saya beberapa waktu yang lalu yang saya share dalam blog ini, semoga banyak memberikan manfaat bagi semua pembacanya. Selalu waspada, hati-hati, berpikir positif, dan melakukan pola hidup sehat, niscaya akan membawa kita menuju kepada kebaikan, kesehatan, dan keutamaan. Amin!


Ditulis : Maret 13, 2015…

My twitter | youtube | facebook