Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Rabu, 13 Mei 2015

Sepenggal Memori Usang


DJ. Malam sudah menempati bingkainya. Kelam. Hanya angin semilir, daun kering dan tubuh-tubuh lelah mengukir jejak-jejak pembaringan malam. Ahh.. Entah kenapa, jemari ini mengusik bagian terdalam dari bayangan yang terlarang.

Sepenggal kata tergores di atas secarik suci kertas. Sebuah nama. Nama yang tidak begitu penting. Nama yang nyaris tidak memiliki makna. Hanya sepenggal nama panggilan kesayangan. Nama yang ternyata cukup banyak membawa perubahan dalam kalut kelabu, haru biru mimpiku.

Ais. Ya, Ais nama itu. Pikirku menerawang jauh. Sangat jauh menembus lorong waktu menuju beberapa jengkal masa lalu. Aku tak lagi habis berpikir, kenapa? Kenapa sepenggal nama itu selalu muncul ketika malam sudah menempati bingkainya? Ahh… Mungkin aku hanya terjebak dalam mimpi fatamorgana.

Mungkin aku bodoh, naif, atau apalah namanya. Tapi aku cukup mengerti tentang rasa yang selalu membuncah, pecah menyesakkan dada. Aku cukup mengerti tentang cinta yang tak kunjung padam, bahkan ketika ada cinta lain yang sudah berkenan mengisi hatiku. Aku cukup paham tentang…. ah, diriku yang tidak sepantasnya mencintaimu. Kau terlalu tinggi di balik bintang di atas awan sana. Sedangkan aku? Aku hanya setangkai rumput yang terinjak hina dan hanya bisa melambai penuh harap dibuai angin.

Ais…maafkan aku yang selalu menyebut namamu. Maafkan aku tentang cinta yang tak pernah mampu aku padamkan, meski aku tahu diantara kita sudah ada yang saling mengisi. Aku paham aku tak cukup mampu memahami hatimu. Aku sadar, aku tak cukup kuasa mengharapkan bibirmu menumpahkan jawab atas semua rinduku.

Aku tak ubahnya kumpulan debu-debu yang diterbangkan angin, demi menatap langit tempatmu bersinggasana. Aku tak ubahnya butiran air yang bermimpi membanjiri padang savana, demi mengharap cinta menggamit hatimu. Aku….bukanlah yang kamu mau.

Ais…

Yang terbesar ingin kutahu darimu hanyalah tentang sikap membekumu. Beku saat ketika kita saling dekat. Beku saat kuungkap rasa cinta, walau aku memang salah, bukan dari sudut bibirku sendiri. Aku tak cukup kuasa tumpahkan cinta kecuali melalui sepenggal kalimat yang tergores. Tapi kenapa?

Ahh… simpanlah jawabmu untuk waktu yang sangat panjang. Simpanlah jawabmu untukmu. Aku cukup mengerti untuk lebih menerima keadaan. Aku cukup paham untuk kembali mengubur rindu ini di tempat yang terdalam.

Maafkan aku…

| Pakdhe U | twitter | youtube | 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar