Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Senin, 28 Juli 2014

ISRAEL Itu Siapa?

By : Pakdhe U ®

Jember.id/ Israel…. Siapa sih sebenarnya Israel itu? Apakah mereka adalah sekumpulan Ahli Kitab yang merasa dirinya paling benar? Atau hanya sekumpulan bandit-bandit pengecut yang mengaku-ngaku sebagai (keturunan) Dewa? Tidak ada yang tahu! Yang orang tahu hanyalah; dari jaman kemaluan saya masih disumpal popok, sampai sekarang sudah memiliki anak yang membutuhkan popok, tidak ada lain hal yang selalu dilakukan oleh Israel kecuali senantiasa menebarkan maut, mengobral kematian dan mengumbar kejahanaman mereka dalam menumpahkan darah.

Pertanyaan saya adalah; apakah mereka tidak memiliki Tuhan? Apakah mereka tercipta dari setiap tetes darah manusia tak berdosa yang telah mereka bantai? Atau justru sebenarnya mereka tidak pernah terlahir sebagai manusia; karena jika mereka terlahir sebagai manusia tentulah tidak masuk akal jika perilaku mereka selalu mengumbar derita, bagai perilaku Iblis Laknat.

Sudah tak terhitung banyaknya; nyawa anak-anak Lebanon (pada masa perang Lebanon), nyawa anak-anak Palestina, Wanita yang tak berdosa, dan masyarakat sipil yang sebenarnya sangat mendambakan perdamaian. Ratusan, ribuan dan bahkan jika dihitung sejak berdirinya Zionis tersebut,mungkin angkanya akan menyentuh jutaan. Inikah yang disebut perilaku Ahli Kitab? Sementara mereka senantiasa menafikkan kebaikan-kebaikan yang diajarkan dalam (hampir) semua Kitab Suci?

Pada era perang Lebanon, para petinggi-petinggi militer Israel mendalilkan alasan demi menghadapi milisi Taliban (kalau saya tidak salah; soalnya waktu itu saya masih pakai popok) yang notabene merupakan kelompok perlawanan dengan persenjataan ala kadarnya. Saat ini, yang didalilkan adalah demi menghadapi kelompok Hamas yang juga hanya bermodalkan persenjataan ala kadarnya (jika dibanding persenjataan Israel).

Pesawat tempur canggih, tank canggih dan persenjataan modern lainnya menjadi kelengkapan standar Israel dalam menghadapi Hamas, atau lebih pantas justru masyarakat sipil Palestina yang hanya bermodal ketapel dan roket biasa. Salahkah saya jika kemudian menyebut Israel sebagai sekumpulan bandit-bandit pengecut? Betapa tidak; untuk menghadapi serbuan ketapel, senjata ringan dan roket biasa, mereka mengerahkan tank-tank besar, tekhnologi iron dome, dan jet-jet tempur canggih. Kalau mereka berani dan fair, perang satu lawan satu belum tentu akan mereka menangkan.

Sekali lagi; Israel itu siapa? Kok sampai-sampainya Perserikatan Bangsa-Bangsa seolah kehilangan taji, kehilangan gigi dan kehilangan suara menghadapinya. Padahal beberapa diantara target yang dihancurkan Israel adalah Fasilitas milik PBB. Kemana PBB? Apakah mereka sibuk mengganti Popoknya yang basah, demi melihat kebiadaban Israel?

Ingat, para petinggi Dewan Keamanan PBB, perdamaian adalah hak segala bangsa; tidak perduli mayoritas, minoritas, bahkan memiliki paham yang berbeda, perdamaian sangat mutlah harus diupayakan oleh PBB. Tapi; Israel itu siapa? Kok PBB terlihat begitu takutnya mengeluarkan sanksi. Padahal jika PBB bekerja dengan berlandaskan pada hati nurani, bukan tidak mungkin Israel dengan segala arogansinya, dengan segala klaim kebenarannya dan dengan segala kebiadabannya akan segera sembuh dari penyakit algojonya.

Apa gunanya PBB tetap berdiri jika menghadapi Israel saja bagaikan kucing bertemu anjing. Tentu kita semua tahu siapa yang kucing dan siapa pula yang anjing?! Jika begini terus, sebaiknya bubarkan saja PBB, toh tidak ada manfaatnya bagi perdamaian dunia. Gedung PBB yang megah itu, rubah saja jadi hotel atau rumah sakit!

Untuk bangsa Palestina yang saat ini sedang tertindas oleh Israel, saya hanya bisa berdo’a untuk kesabaran, kebesaran hati dan kekuatan anda dalam menghadapi kebiadaban tanpa ujung ini. Semoga pula kesabaran dan kekuatan tersebut akan mengiring Bangsa Palestina menuju Kejayaan di sisi Allah dan bagi yang menjadi korban meninggal, Allah telah menjanjikan mereka dalam keadaan SYAHID karena telah meninggal dalam membela akidah dan Panji-panji Islam. Insya Allah.

Untuk semua umat Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan semua umat yang mengaku memiliki Tuhan, mengaku sebenarnya sebagai manusia yang beradab (bukan biadab), ayo kita galang persatuan, kita padukan do’a (dengan cara masing-masing) kita untuk saudara kita di Palestina agar senantiasa diberkahi kekuatan, keimananyang teguh dan ketegaran tanpa batas. Ayo kita pelopori Gerakan Kemerdekaan Palestina dari Zionis biadab. Ayo kita bersatu padu mendorong PBB untuk bertindak lebih tegas atau sebaiknya membubarkan diri saja.

Ingat; Israel bukanlah siapa-siapa. Israel hanyalah manusia biasa yang berdarah merah; terluka ketika dilukai, bahkan bisa mati kapan saja. Israel bukanlah Dewa yang menganggap dirinya paling benar. Bukan tidak mungkin, jika kita semua bersatu, Israel hanya akan menjadi sisa peradaban manusia yang terbengkalai.

JIKA TIBA SAATNYA

bolehlah kamu menderukan mesiu

dari laras-laras bersimbah darah

dari burung besi bersayap api

dan lentera padam di tanganmu.

tertawalah kamu bagaikan dajjal

ketika kehidupan tercabik dari tubuh anak anak

ketika kesucian terenggut dari wanita wanita

tak berdosa.

ingatlah….

jika tiba saatnya langit menurunkan petunjuk

tersibak ruang menembus tujuh angkasa

jalan bagi serdadu-serdadu langit merapat

tangannya kekar

mata yang sangat tajam menatap.

kamu tidaklah akan bisa berkelit

sejuta serdadumu takkan bisa menangkis.

kamu hancur dalam kepalan serdadu langit

kamu binasa dalam tatapan mata mereka

kamu musnah sebagai yang terlaknat

bahkan keringatmu takkan bersisa

Bentuk keprihatinan atas melempemnya PBB terhadap Israel; By Pakdhe U | 2014.

Selasa, 01 Juli 2014

Ketika Manusia Diciptakan Berbeda

Renungan Oleh : Pakdhe U ®

Jember.id. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Setidaknya begitu yang dikatakan dalam Kitab Al-Qur’an. Namun, apakah kemudian hal tersebut menjadikan manusia benar-benar sempurna? Tentu tidak! Karena, di lain sisi, manusia juga merupakan makhluk yang paling rapuh. Paling rentan terhadap perubahan dan yang lebih jelas nampak nyata adalah, makhluk yang paling sulit untuk memahami ayat ayat yang terbentang nyata.

SAM_1658Pun, jika kemudian disebutkan sebagai makhluk paling sempurna, itu hanyalah karena manusia diberi kelebihan karunia akal dan pikiran. Tidak seperti makhluk lainnya yang mungkin hanya dibekali dengan insting belaka. Tapi jangan salah, kelebihan akal dan pikiran inilah justru yang menjadi titik kelemahan manusia. Dengan kecerdasan akal dan keunggulan pikirannya, manusia menjelma menjadi makhluk yang egois, sombong dan bahkan menjadi biadab. Tak jarang, kebiadaban manusia sama, bahkan jauh melebihi kebiadaban binatang liar.

Hal ini tentulah menjadikan pembeda yang paling besar antara manusia dengan makhluk sesama ciptaan Allah yang lainnya. Ketika seekor buaya mengandalkan insting berburu dan kekuatan tubuhnya untuk bertahan hidup, manusia dengan mengandalkan kecerdasan dan akal pikirannya, bisa melakukan sesuatu yang tidak hanya sekedar untuk bertahan hidup saja.

Dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia mampu mengolah sesuatu yang sederhana menjadi lebih berkelas dan memiliki nilai jual yang tinggi. Misalnya, dari beberapa rotan yang dibentuk sedemikian rupa menjadi suatu benda seni bernilai tinggi, manusia mampu mendapatkan penghasilan lebih kalau hanya untuk bertahan hidup saja.

Tidak hanya cukup sampai disitu, manusia juga memiliki satu hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan. Apakah itu? Keserakahan. Ya, keserakahan manusia telah nyata menghasilkan banyak perubahan di muka bumi ini. Alam yang tadinya begitu indah untuk dinikmati, dengan alasan pemanfaatan ekonomi, meskipun sebenarnya merupakan bentuk halus dari keserakahan, terpaksa harus tercabik-cabik demi mengeruk hasil tambang yang terdapat di dalamnya.

Manusia bukanlah binatang yang cukup puas mendapatkan apa yang diberikan dari alam dengan tidak meminta lebih; karena memang binatanng tidak memiliki kelebihan untuk mendapatkan yang lebih banyak dari alam. Tapi, manusia justru lebih dari sekedar binatang yang mendapatkan secuil kecerdasan yang kemudian menjadikannya lebih serakah atas segala hal yang dia inginkan.

Manusia terkadang melupakan satu hal yang paling mendasar, yaitu tentang titahnya terlahir di dunia, yaitu sebagai pemimpin. Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa; manusia terlahir (tercipta) di dunia yaitu untuk menjadi Khalifah atau bahasa umumnya adalah Pemimpin. Setidak tidaknya untuk memimpin diri sendiri, memimpin “kehendak” hati yang lebih cenderung liar yang yang paling utama adalah memimpin “egoisme sesaat” yang menyesatkan manusia untuk menolak segala bentuk kepemimpinan manusia di sebelahnya, yang pada akhirnya manusia menjadikan dirinya lebih pantas memimpin daripada dipimpin.

Manusia lebih suka melupakan titik kenyamanan sebagai pihak yang dipimpin, diarahkan maupun ditunjukkan jalan, dan akan senantiasa mengingat bahwa manusia lain tidak ada yang sebaik dirinya dalam memimpin. Akibat nyata dari sikap ini adalah terjadinya perebutan kekuasaan di hampir semua sektor kehidupan. Politik, Pertahanan dan bahkan Budaya. Bahkan kerap kali, dengan bekal keserakahan yang sudah membuncah dalam sanubari kotor mereka, pertumpahan darah masih dipandang sangat mutlak diperlukan dalam mereguk keinginan yang sejatinya tidak pantas diperebutkan tersebut.

Seorang pemimpin yang baik, tidak akan pernah mengajukan dirinya untuk memimpin; tidak pernah menyatakan dirinya lebih layak untuk memimpin; melainkan dengan arif senantiasa mendapatkan kepercayaan dari orang banyak dan memperoleh keyakinan untuk memimpin berdasarkan kehendak massa.

Sebagaimana wajah manusia yang diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya; tidak seperti monyet yang memiliki garis rupa wajah dan bentuk yang identik satu sama lainnya; pun dengan kedalaman hati,kematangan berpikir dan kejernihan niat dalam hati mereka yang hampir dapat dipastikan memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya, meskipun mereka sebenarnya adalah satu spesies yang sama, yaitu manusia.

Lalu, apakah kita harus memandang perubahan tersebut dengan sederhana? Tidak! Tuhan menciptakan manusia sebagai satu spesies yang memiliki (dilengkapi) akal dan pikiran, namun dari milyaran manusia yang memadati bumi, tidak ada satupun hal yang sama identik. Meski mereka kembar identik, secara psikologis tentu ada saja perbedaannya. Kita harus memandang hal (perbedaan) tersebut sebagai satu cara untuk merenungkan sebuah formula terbaik dalam menjalani hidup dalam titah kita sebagai Pemimpin (setidaknya) diri sendiri maupun orang lain. Diharapkan dengan adanya perbedaan tersebut kita mampu menggali formula yang tepat yang sekiranya mampu menjauhkan diri kita dari kesesatan berpikir sebagai dampak dari penguasaan ego, kerakusan dan ke”aku”an yang begitu kuat.

Akhirnya; bagaimana dengan anda selama ini?

Ditulis untuk direnungkan> Pakdhe U | Windows Live Writer | You Tube | Copyright@2014-01.07 |

Sampai ketemu di Tulisan Selanjutnya.