Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Sabtu, 12 April 2014

Cerita Bang Caleg

Oleh : Pakdhe U ®

Jember.id. Tanggal 9 April 2014 sudah berlalu. Pesta Demokrasi di Indonesia sudah menjadi bagian dari  masa lalu. Para kontestan Pemilu, baik itu Partai maupun para Caleg (calon Legislatif) sudah mengetahui hasil akhirnya melalui metode Quick Count yang ditayangkan oleh stasiun tv. Kini, yang tersisa hanyalah galau dan getar resah menanti pengumuman resminya awal atau pertengahan bulan depan (Mei).

Berbicara mengenai Pemilu, saya mempunyai sedikit cerita yang mungkin bisa saya share di blog ini. Sebetulnya cerita ini bukan tentang saya, atau tentang Partai. Saya hanya ingin menyampaikan cerita beberapa Caleg yang saya kenal, tentang pengalamannya menjadi caleg. Mungkin apa yang saya sampaikan ini bersifat kasuistis, tapi tidak menutup kemungkinan, juga terjadi di belahan lain wilayah Indonesia.

Sebut saja Bang Caleg, untuk menyamarkan nama sebenarnya, dia memang penduduk asli Kecamatan tempat saya tinggal. Namun, dia lama menjadi pengusaha di Pulau Dewata. Beberapa tahun kemudian, dia pulang dan membuka bisnis air di Desanya. Bang Caleg memang benar-benar pengusaha yang ulet, terbukti hanya beberapa waktu saja, tempat usahanya (bisnis air) sukses besar.

Dengan berbekal kesuksesan usahanya tersebut, dia kemudian mencoba peruntungan di jalur Politik dengan mendaftar menjadi Calon Legislatif sebuah Partai menengah. Keputusan itu diambil setelah beberapa lama menjaring aspirasi masyarakat serta mendapatkan dukungan dari beberapa tokoh masyarakat setempat.

Sejak pencalonannya itu, beberapa hal sudah mulai dia lakukan untuk masyarakat. Entah tujuannya untuk meraih simpati atau memang niatan yang tulus, yang pasti semenjak saat itu, khususnya pada saat-saat tertentu, dia menggratiskan tempat usahanya untuk masyarakat. Dan itu terus berlanjut dan berlanjut dengan hal-hal gratis lainnya. Misalnya, pengebrukan jalan desa, pembuatan gorong-gorong dan banyak hal lainnya yang dilakukan di lain tempat.

Bukanlah Caleg jika dia tidak membentuk tim sukses. Pun demikian dengan Bang Caleg yang satu ini, beberapa pemuda desa didaulat untuk menjadi tim suksesnya. Bahkan, tim sukses tersebut dibagi berdasarkan TPS berada. Fasilitas yang didapat oleh tim sukses, selain beberapa liter bensin untuk sosialisasi (mungkin lebih jujur dikatakan pembujukan) kepada masyarakat, makan gratis dan rokok juga selalu disediakan.

Puncaknya pada tanggal 8 April 2014 malam, atau beberapa jam saja dari waktu pencoblosan, semua anggota tim suksesnya disebar untuk bertamu kepada warga, satu persatu. Tujuannya apa? Sekali lagi untuk membujuk warga agar tidak lupa memilihnya esok hari. Dengan titipan Rp. 10.000,- per kepala pemilih. Jadi, jika di rumah tersebut ada 3 pemilih, maka titipan yang didapat sebesar Rp. 30.000,-

Lalu, mengapa hal ini yang merupakan indikasi Politik uang tidak dilaporkan? Jawabannya adalah, karena hampir semua Caleg yang berada di Dapil tempat saya tinggal juga melancarkan jurus serupa, meskipun cara dan bentuknya tidak sama. Ada yang memberikan layanan kesehatan gratis (karena sang Caleg seorang professional di bidang kesehatan), ada fasilitas makan bakso gratis di saat pencoblosan, ada fasilitas sembako gratis dan banyak hal lainnya.

Kalau harus dilaporkan, semua Caleg pasti akan kena jaring dan akibatnya tidak ada satupun Caleg yang bisa dipilih. Lagipula, masyarakat di tempat saya tinggal berpendapat; urusan uang, urusan sembako, urusan kesehatan gratis adalah rejeki yang tidak bisa ditolak, namun untuk urusan pilihan apa yang akan diambil adalah tergantung hati nurani yang tidak bisa terbeli. Boleh terima apa saja tapi jangan harap pilih dirimu, begitu kira-kira.

Kenyataannya, Bang Caleg yang sudah berkorban begitu banyak, toh tidak menang mutlak di tempat saya. Ada TPS yang dia menangkan, ada pula TPS yang gagal dia menangkan. Ya begitulah dinamika demokrasi di Indonesia. Ada uang, ada barang, ada suara tapi belum tentu ada kemenangan.

Ada kemenangan, ada dukungan namun jangan salah, belum tentu hal itu membawa menuju kekuasaan.

Penulis : Pakdhe U ®| Windows Live Writer | Blogger | You Tube | ©Copyright @2014.By Pakdhe U ®