Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Rabu, 06 Mei 2015

Menikah Bukan Hanya Sekedar Menyatukan Dua Hati


Pakdhe U ® Tidak ada seorangpun manusia yang tidak memiliki keinginan untuk menikah atau membina rumah tangga, kecuali seseorang tersebut memiliki kelainan tertentu. Menyambung tulisan saya sebelumnya beberapa hari yang lalu, kali ini saya mencoba untuk menyajikan pandangan saya secara pribadi tentang urusan menikah.

Dalam Ajaran Islam,menikah memiliki hukum yang sifatnya kondisional. Artinya; Hukum menikah dalam Islam dapat berbeda-beda tergantung pada situasi, kondisi seseorang dan lingkungan sekitarnya. Hukum-hukum nikah menurut Islam diantaranya:

  1. Jaiz, yang artinya boleh kawin (nikah) dan boleh juga tidak. Jaiz ini merupakan hukum dasar dari pernikahan. Perbedaan situasi dan kondisi serta adanya motif yang mendorong terjadinya pernikahan, kemudian menyebabkan adanya hukum-hukum nikah berikut..
  2. Sunat, yaitu hukum pernikahan yang dikenakan bagi seseorang yang telah berkeinginan untuk menikah serta dirinya telah memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah lahir maupun batin.
  3. Wajib, hukum pernikahan yang ditujukan bagi siapapun yang telah berkeinginan untuk menikah dengan sangat, serta telah mampu untuk memberikan nafkah lahir maupun batin dan ada kekhawatiran akan terjerumus pada perbuatan zina jika tidak segera menikah.
  4. Makruh, yaitu hukum pernikahan yang ditujukan kepada seseorang yanng sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah, dan…
  5. Haram, yaitu hukum peernikahan yang ditujukan bagi siapapun yang memiliki niatan jahat terselubung, untuk balas dendam dan niatan-niatan jahat lainnya terhadap istri, keluarga istri dan saudara-saudaranya.

(Sumber: Wikipedia Indonesia)

Tapi, bukan tentang itu yang ingin saya sampaikan dalam tulisan saya kali ini. Saya hanya akan membahas tentang sisi lain pernikahan yang dikatakan oleh banyak orang adalah sakral.

Benarkah sebuah pernikahan itu adalah suatu peristiwa sakral bersatunya dua hati yang terpisah? Atau, pernikahan hanya sekedar sebuah seremonial pesta dalam gedung  mewah dengan jamuan istimewa? Percaya atau tidak, sebuah pernikahan ternyata tidak sesederhana itu!

Pernikahan menurut saya adalah suatu peristiwa bersatunya dua hati yang saling terikat cinta. Adalah juga suatu peristiwa bersatunya dua perbedaan antara dua insan manusia. Adalah juga suatu peristiwa bersatunya dua keinginan dalam menggapai masa depan.

Jika menikah hanya sekedar diartikan sebuah seremonial mewah dalam gedung megah, itu salah besar! Dalam sebuah pernikahan melibatkan dua keluarga besar yang masing-masing memiliki sikap, kebiasaan dan sifat maupun karakter yang tentunya tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Inilah yang mendasari saya mengatakan bahwa menikah adalah suatu peristiwa bersatunya dua perbedaan.

Jika kita lebih bijaksana menerjemahkan sebuah peristiwa pernikahan, tentu kita akan menjalani mahligai rumah tangga dengan tanpa godaan, gangguan dan masalah. Karena kita sudah tahu pasti jika dalam pernikahan pasti ada perbedaan yang harus disatukan. Pasti ada kekurangan yang harus dilengkapi, dan pasti ada hal-hal yang luar biasa yang harus dimaklumi.

Saya menikahi istri saya, berarti juga melebur dalam keluarga istri, melebur dalam tabiat keluarga besar istri, melebur dalam segala kekurangan maupun kelebihan keluarga istri. Saya juga mesti siap melengkapi kekurangan yang ada dan semampu mungkin menjadikan kekurangan tersebut sebagai kelebihan yang layak untuk diperjuangkan. Pun demikian dengan istri saya, yang juga harus melebur dalam keluarga saya, melebur dalam tabiat keluarga besar saya, melebur dalam segala kekurangan serta kelebihan keluarga saya, dan begitulah indahnya!

Keindahan pernikahan, yang mulanya hanya sekedar harapan, mimpi, dan do’a yang dipanjatkan, niscaya akan terwujud! Bukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri. Sejauh mana kita mampu menghayati, menyelami dan menerjemahkan makna dari suatu peristiwa yang disebut pernikahan? Allah sudah menetapkan setiap ummat-Nya mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan takaran, termasuk juga di dalamnya tentang kebahagiaan pernikahan. Selebihnya dari itu semua adalah tinggal bagaimana kita sebagai ummat manusia pandai-pandai mensyukuri apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya tersebut.

Semoga tulisan ini bermanfaat…

| Pakdhe U | twitter | youtube | 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar