Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Kamis, 28 Agustus 2014

Memburu Pesona BOS 1

Oleh : Pakdhe U ®

Jember.id/ Judul di atas saya yakin menyimpan banyak makna dan menghasilkan banyak pula penafsiran. Tapi, sebelum terlalu jauh terjebak dalam kata-kata multi tafsir, perlu saya jelaskan bahwa kata “BOS” di atas bukanlah sebuah kata benda. Bukan seseorang atau atasan, melainkan merupakan sebuah singkatan dari Bantuan Operasional Sekolah.

BOS, atau bantuan operasional sekolah adalah merupakan sebuah program Pemerintah dalam upaya meningkatkan pemerataan kesejahteraan, khususnya dalam bidang pendidikan. Diharapkan, jika program ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh Pemerintah, maka pelaksanaan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia akan berjalan dengan mudah, murah, terjangkau dan mampu menyentuh lapisan paling bawah dari warga negara Indonesia.

Sungguh sebuah tujuan yang sangat mulia, mengingat sektor Pendidikan adalah merupakan salah satu jembatan utama yang akan mengantarkan Bangsa Indonesia menuju tanah kemakmuran. Tanpa pendidikan yang memadai, kita takkan mampu menghadapi ketatnya persaingan dunia modern. Kita tak akan mampu menjadi pemimpin untuk setidaknya diri kita sendiri. Karena apa? Pendidikan sangatlah vital.

Dalam kesempatan kali ini, saya sengaja memposting tulisan dengan judul sebagaimana di atas, demi melihat beberapa kenyataan pahit yang sempat saya temukan di daerah saya, terkait pelaksanaan BOS tersebut tentunya, yang meski sebenarnya tidak bisa dijadikan cerminan hal tersebut juga terjadi di daerah lain.

Banyak hal mengejutkan yang terjadi di daerah saya terkait dengan pelaksanaan BOS yang mungkin luput dari perhatian Pemerintah Pusat. Hal tersebut sebenarnya nampak sangat jelas di depan mata, namun entah kenapa dan oleh siapa, seolah ada kabut yang sangat tebal menutupi semua kejanggalan tersebut sehingga tidak ada satupun hal yang mendapat penanganan khusus.

PERIHAL PELAPORAN BOS

Dalam petunjuk pelaksanaan bagi setiap sekolah yang menerima dana BOS, diwajibkan untuk melakukan pelaporan pertanggung jawaban secara tertulis, sistematis dan valid kepada Departemen terkait. Dalam pelaporan tersebut, setiap pengeluaran yang menggunakan dana BOS harus disertai dengan bukti-bukti sah yang resmi dan meyakinkan berupa nota belanja, kwitansi dan faktur atau sejenisnya. Periode pelaporan pun juga diatur sedemikian rupa secara berkala setiap pergantian semester.

Pada suatu ketika datang kepada saya seorang kolega, yang beliau merupakan operator pada salah satu sekolah Dasar Swasta yang baru berdiri di bawah naungan Dinas Pendidikan. Sebut saja beliau Sobat. Sobat ini datang untuk meminta (lebih tepatnya : memohon) bantuan kepada saya untuk menyusun Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dana BOS.

Sobat ini datang dengan membawa serta berkas-berkas yang mungkin sangat saya perlukan dalam penyusunan LPJ BOS nanti, termasuk beberapa kwitansi pengeluaran,nota belanja dan beberapa hal lainnya. Meskipun menyusun LPJ BOS merupakan hal yang masih baru bagi saya, tapi dengan berbekal buku pedoman penyusunan LPJ BOS yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan, saya menjadi memiliki keyakinan yang cukup kuat. Tentu, saya juga masih harus didampingi oleh Sobat saya ini.

Dengan cukup menguras waktu dan tenaga, pada akhirnya LPJ tersebut jadilah sudah. Bukan main senang dan riangnya Sobat saya dan bayangan akan cairnya dana BOS sepertinya sudah ada di depan mata. Tanpa menunggu lama, sobat langsung mengumpulkan LPJ tersebut kepada UPT Pendidikan setempat.

Apakah diterima? Ternyata tidak! Dengan alasan banyak hal yang kurang sempurna, terlalu mengada-ada dan sebagainya. Bahkan dari sisi layout penyusunan dinilai kurang sistematis, katanya. Malah, sobat ini diarahkan untuk menemui seseorang, sebut saja Pren, untuk kembali menyusun LPJ yang benar.

Tanpa banyak pertimbangan, saya setujui usul tersebut dan kemudian saya turut mengantarkan Sobat saya menemui Pren. Ternyata, ada sejumlah biaya untuk mendapatkan LPJ yang diharapkan. Tidak besar sih, cuma Rp. 200 Ribu saja, dan dijanjikan keesokan harinya sudah bisa diambil. Wah, cepat sekali? Saya saja membutuhkan waktu hampir seminggu, eh si Pren ini malah cuma semalam saja.

Saya penasaran dengan hasilnya dan saya katakan kepada Sobat untuk tidak mengumpulkan lebih dulu, karena saya ingin membaca dan  mempelajari LPJ yang disusun oleh Pren itu. Sobat setuju dan pada saat LPJ diambil, saya langsung membaca dan mempelajarinya. Sungguh sesuatu yang sangat luar biasa! Ternyata di dalamnya sangat banyak sekali kesalahan tulis. Seharusnya tertulis nama SD tempat sobat saya mengajar, tapi justru tertulis sekolah lainnya. Sepertinya LPJ tersebut hanya copy paste saja dari LPJ sekolah lain.

Dengan membawa sedikit harapan LPJ diterima, saya dan sobat mengumpullkan LPJ ke UPT. Apa yang terjadi? Tanpa membuka selembar-pun halaman, petugas yang menerima hanya menanyakan apakah LPJ ini buatan Pren? Ketika dijawab iya, langsung LPJ tersebut diterima dan kami langsung dapatkan tanda terimanya. Ajaib!

Ajaib! Sebuah LPJ yang layout tulisannya amburadul, terkesan dan nampak sekali hasil copas, bahkan lebih semrawut dari tulisan saya, eh langsung diterima tanpa catatan hanya bermodal kata “ya LPJ ini buatan Pren” sungguh ajaib. Ternyata, setelah saya telisik lebih jauh lagi, si petugas ini mendapatkan sedikit bagian dari Pren atas hasil tulisannya.

Inilah sebagian kecil dari pesona BOS yang menjadi incaran kaum-kaum intelek yang tidak bertanggung jawab. Si Pren, yang merupakan tokoh pendidikan, menyusun LPJ BOS dengan modal setumpuk stempel puluhan toko, penyedia jasa, rumah makan dan semua stempel tersebut fiktif, yang mengutip biaya atas jasanya. Bekerjasama dengan orang internal UPT, tentu dengan imbalan bagi hasil yang cukup.

Bayangkan; untuk sebuah SD dipungut 200 ribu. Jika yang diarahkan ke Pren ini ada 100 SD dalam sebuah kecamatan, berapa rupiah yang mampu digali? Sekitar Rp. 20 juta. Jumlah yang sangat fantastis. Bagaimana dengan SMP atau dengan kecamatan lainnya?

Sebenarnya masih banyak hal lain terkait BOS yang ingin saya share dalam blog saya ini. Tapi sepertinya akan saya sampaikan dalam posting saya berikutnya, yang insya Allah besok.

Ditulis bukan untuk menghujat atau mencemarkan siapapun juga, melainkan untuk sekedar diketahui dan diharapkan bisa menjadi bahan renungan sehingga dikemudian hari akan ditemukan solusi yang baik atas permasalahan ini.

Bersambung ke : Memburu Pesona Bos 2

Pakdhe U ®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar