Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Senin, 24 November 2014

Kesederhanaan Yang Mewah

By : Pakdhe U ®

Sederhana, sebuah kata yang belakangan ini cukup sering disebutkan di berbagai media massa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sederhana memiliki makna “tidak berlebihan, biasa saja, tidak mencolok, dan lawan kata dari mewah.” Tapi, menurut saya istilah sederhana tidak bisa diterjemahkan sesederhana istilah itu sendiri. Membahas istilah sederhana, sama halnya dengan memperdebatkan antara telur dengan ayam lebih dulu mana, sama halnya dengan melihat sebuah koin yang memiliki 2 sisi yang berbeda.

Semua itu akan lebih bijaksana jika kita memahami makna sederhana dengan cara yang tidak sederhana. Maksudnya apa? Maksudnya begini; pertama kita melihat menggunakan metode sudut pandang. Tentu pengertian, dan parameter sesuatu bisa dikatakan sederhana akan berbeda-beda jika kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Dari sudut pandang masyarakat yang memiliki penghasilan kurang dari 500 ribu per bulan, bisa menikmati ayam panggang saja sudah merupakan kemewahan tiada tara. Bisa memiliki satu unit motor dalam status bekas dengan tahun tua saja sudah bisa dikatakan mewah. Dan bagi orang-orang dalam kategori ini, yang dimaksud dengan sederhana adalah cukup seadanya! Adanya tahu, tempe, dan ikan asin, ya itulah yang dimakan. Adanya sepeda angin, dan motor butut, ya itulah yang digunakan.

Kebalikannya, bagi mereka yang berpenghasilan sangat besar, katakanlah sampai angka nol-nya tidak terhitung, menikmati ayam panggang adalah hal yang standar dan teramat sederhana. Bagi mereka golongan ini steak dan berbagai makanan restoran mewah adalah hal yang lumrah. Makan sejenis caviar, dan makanan-makanan eksotik lainnya, baru disebut mewah. Naik pesawat terbang di kelas ekonomi adalah hal yang sederhana.

Bagi kita yang di bawah garis (katakanlah miskin atau pas-pasan) mau kelas ekonomi, kelas bisnis, kelas eksekutif, kalau sudah namanya pesawat terbang, ya tetap saja pesawat terbang gitu. Boro-boro naik pesawat terbang, naik bis malam saja maunya nawar harga, hahahaha….

Jadi, jika ditinjau dengan menggunakan metode sudut pandang, makna dari sebuah kesederhanaan itu sangat relatif. Sederhana bagi satu pihak, bisa bermakna sangat mewah bagi pihak lain. Pun sebaliknya, mewah bagi satu pihak, bisa bermakna mimpi bagi pihak lain. Kesederhanaan yang ditunjukkan oleh Pak Jokowi, cukup membuat saya bangga memiliki seorang presiden yang biasa saja. Tapi kesederhanaan yang ditunjukkan oleh beliau sebenarnya merupakan kesederhanaan yang mewah, atau setidak-tidaknya tergolong mewah bagi saya dan mungkin bagi sebagian besar masyarakat kelas bawah.

Yang berikutnya kita melihat menggunakan metode ukuran. Yang dimaksud dengan ukuran adalah status sosial yang bersangkutan. Contohnya adalah Pak Jokowi tadi, untuk ukuran seorang yang berkecukupan, dan statusnya sebagai presiden, sikap dan perilaku beliau bisa dikatakan sebagai bentuk kesederhanaan. Tapi lain halnya jika ukuran yang digunakan adalah buruh tani, tentu apa yang ditunjukkan oleh beliau adalah bentuk kemewahan yang hanya akan terwujud dalam mimpi.

Mungkin, ini hanya sekedar basa-basi, mimpi, atau apalah namanya, jika Pak Jokowi berkenan hadir ke rumah saya, menginap dan berbincang-bincang tentang masa depan Indonesia, bertukar ide tentang apa saja yang sekiranya bisa menjadikan Indonesia jaya, tentu dengan jamuan ala desa, apa adanya dan yang pasti adalah sederhana  dalam arti sesungguhnya, saya akan pastikan jika sikap dan perilaku Pak Jokowi memang sederhana, apa adanya, dan begitulah….

Tapi apakah itu mungkin? Saya hanya seorang pencari rumput biasa, yang sepertinya tidak pantas menjamu seorang Presiden. Saya hanya seorang petani, seorang menantu petani, dan hanya seorang yang memiliki mimpi merubah Indonesia menuju kejayaan terbesar dalam sejarah peradaban dunia. Saya yakin Indonesia kelak akan menjadi bangsa yang sangat besar, namun keyakinan saya tersebut terhalang oleh kesederhanaan yang pada akhirnya membatasi saya untuk berkiprah lebih jauh.

Salam ta’lim untuk Bpk. Ir. Joko Widodo, semoga berjaya!

follow my twitter | join my facebook | see my you tube | 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar