Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Sabtu, 17 Desember 2011

Anak-anak Indonesia, Terancam Menjadi Generasi Penjudi

Pakdhe U, Jember-Indonesia. Ibarat sebuah tanaman, anak-anak merupakan tunas baru yang menjadi pengganti dari sebuah pokok pohon untuk meneruskan kelangsungan jenis pohon tersebut. Anak-anak adalah generasi penerus tongkat estafet bangsa. Namun, masa kanak-kanak adalah juga masa yang sangat rentan terhadap keberlangsungan suatu generasi.

Percaya atau tidak, saat ini anak-anak Indonesia, calon pemimpin masa depan dan calon tokoh-tokoh dunia, sedang terancam oleh modernitas. Mereka secara perlahan namun pasti, sedang diarahkan untuk menjadi generasi penjudi. Kita semua sepakat, perjudian hanya akan membawa kehancuran. Lalu, bagaimana jika anak-anak yang dijadikan target mesin-mesin judi? Sudah bisa dibayangkan hasilnya kan?

Mengapa penulis menyimpulkan demikian? Sekarang coba lihat dengan lebih bijak, ada berapa banyak produk makanan, minuman dan mainan yang memberikan iming-iming hadiah langsung? Motivasi dari produsen memang untuk menarik minat konsumen. Namun jika konsumen yang dibidik adalah anak-anak, lain cerintanya. Mereka, anak-anak yang masih polos tidak pernah tertarik untuk membeli produk tersebut karena memang layak beli, melainkan karena tertarik dengan iming-iming hadiah yang diberikan oleh produsen.

Mereka membeli sebuah produk, untuk kemudian dibuka bungkusnya demi mendapatkan hadiah langsung. Jika ternyata yang didapat hanya tulisan, "Anda belum beruntung, silahkan coba lagi", mereka pasti akan meminta uang kepada orang tuanya untuk sekali lagi membeli produk yang sama. Harapan mereka juga tetap sama, yaitu untuk mendapatkan hadiah. Dan jikalaupun mereka mendapatkan hadiah, katakanlah Rp. 2000, bukan berarti mereka selesai dan tidak lagi membeli produk tersebut. Mereka akan membelanjakan uang hadiah tersebut untuk membeli lagi produk yang sama dengan harapan menemukan tulisan "Selamat! Anda mendapatkan Rp. 2000". Bukankah ini dapat dikategorikan sebagai bentuk perjudian?

Kasus lain bisa diambil dari menjamurnya pusat-pusat permainan komputer, yang sudah mencapai wilayah kecamatan. Tempat-tempat game online maupun Playstations tersebut, selain mendidik anak untuk konsumtif dan boros, juga mendidik anak-anak bermental penjudi. Selama mereka memiliki uang, mereka pasti akan kembali bermain, meskipun dalam permainan sebelumnya mereka menang. Apalagi jika dalam permainan mereka kalah, rasa penasaran untuk memenangkan permainan pasti akan memotivasi mereka untuk kembali bermain.

Seharusnya Pemerintah, dalam hal ini aparat hukum, pemerhati pendidikan dan semua pihak yang berkepentingan atas kualitas generasi bangsa, bahu-membahu turun tangan mengatasi permasalahan ini. Ini bukan sebuah masalah yang enteng bung! Jika kita tidak cermat mengatur regulasi yang tepat dan membiarkan hal ini berlarut-larut, selain terancam menjadi generasi penjudi, anak-anak kita juga terancam menjadi generasi pemalas, generasi konsumtif, generasi pembuat masalah bahkan bisa menjadi generasi bejat.

Kementrian Agama dan MUI, seharusnya bekerjasama dengan Dinas Sosial dan Kepolisian untuk segera menertibkan perizinan undian berhadiah maupun pelaksanaan hadiah langsung dalam setiap kemasan produk makanan. Pikirkan sebuah aturan yang jelas dan tegas tentang ketentuan pelaksanaan undian berhadiah, sehingga tidak menimbulkan kesan sebagai bentuk sebuah perjudian model baru.

Sedangkan untuk produsen makanan, minuman dan pengusaha permainan, segera pikirkan bentuk promosi baru yang tidak mengesankan mereka sedang mengajarkan perjudian. Ganti hadiahnya dengan hal-hal yang tidak bersifat materi dan benda, misalnya menjadi undian berhadiah beasiswa, atau tabungan pendidikan atau lebih baik tidak sama sekali. Buat aturan dalam tempat permainan dengan tegas, yang memungkinkan seseorang tidak memainkan game lebih dari dua kali dalam hari dan game konsol yang sama. Jika anda hanya perduli kepada keuntungan anda pribadi, maka bersiap-siaplah menghadapi anak-anak Indonesia yang malas, bermental penjudi dan penyuka kekerasan, dalam beberapa tahun kedepan.

Bayangkan, jika anak-anak yang sudah terkontaminasi bermental penjudi, kemudian menjadi pemimpin bangsa? Mereka akan berjudi dengan peruntungannya meraih jabatan yang lebih tinggi dengan menggunakan uang rakyat, alias korupsi. Mau? Bayangkan juga, jika generasi pemalas maupun generasi kekerasan yang memimpin bangsa ini? Mau jadi apa bangsa ini?

Hanya bagi mereka yang perduli dengan nasib generasi bangsa, mari kita ajarkan anak-anak, adik-adik dan keponakan-keponakan kita untuk lebih cerdas memilih produk makanan dan permainan. Terimakasih sudah berkenan mampir untuk membaca artikel ini, dan sampai jumpa dalam artikel selanjutnya..

**Sudah saatnya bagi kita untuk menghentikan peperangan, kekerasan dan penghancuran masal dengan ataupun tanpa alasan apapun! Just Stop War, right now! With or without any reasons, and keep our world in peace!**

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Gagasan Pribadi | Blog Client : MS Word 2007 | Copyright@121211/1007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar