Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Kamis, 08 Desember 2011

Desember; Saat Tepat Untuk Merenung !

Jember-Indonesia. Bulan desember sudah memasuki hari-hari pertengahan. Bagi saudara-saudara kita yang Nasrani, tak perlu menunggu waktu lama untuk sampai di hari suci mereka. Yaitu Hari Natal. Bagi anak-anak, momen Natal adalah momen terindah sepanjang hidup mereka. Karena dalam Natal akan ada banyak hadiah dari Santa.

Terlepas dari hal itu semua, desember juga cukup memberi arti bagi seluruh penduduk bumi. Desember adalah bulan terakhir dalam penanggalan Masehi. Itu artinya, setelah desember berakhir maka akan masuk pada bulan pertama di tahun baru. Ya, tahun baru !! Tahun baru, yang berarti pesta meriah, pesta kembang api, begadang semalaman dan yang umum terjadi adalah pesta countdown atau hitung mundur.

Sebenarnya, bagi saudara-saudara kita yang Muslim, mereka sudah merayakan tahun baru dalam penanggalan hijriah atau penanggalan Islam. Tepatnya, mereka merayakan pada tanggal 27 Nopember, beberapa minggu yang lalu.

Banyak cara untuk merayakan datangnya tahun baru. Baik itu tahun baru Islam, tahun baru Imlek maupun yang lebih banyak ditunggu-tunggu oleh penduduk bumi, tahun baru Masehi. Semua cara tersebut sah-sah saja dilakukan oleh siapa saja, selama tentunya tidak melanggar aturan yang sudah ada. Kita mau pesta semalam suntuk, atau menggelar pesta kembang api yang mewah, atau cuma duduk-duduk sambil bengong di depan rumah melihat pawai motor anak-anak muda, semuanya terserah individu masing-masing.

Namun, pernahkah terlintas dalam pikiran para pembaca sekalian untuk merayakan tahun baru dengan merenung? Ya, hanya dengan merenung? Menurut penulis, merenung adalah cara yang paling tepat untuk menyambut datangnya tahun baru. Dan saat yang paling tepat untuk menjalani aksi perenungan, menurut penulis adalah sepanjang minggu-minggu terakhir bulan desember menuju awal-awal minggu tahun baru.

Merenung sebenarnya bisa dikatakan sebagai sebuah bentuk meditasi sederhana. Merenung adalah juga merupakan proses menempatkan hati, perasaan dan pikiran pada titik paling tenang atau klimaks. Dengan merenung, kita akan mengevaluasi kembali perjalanan waktu kita sepanjang tahun. Dengan begitu, kita menjadi tahu tentang apa, bagaimana dan siapa saja yang menjadi bagian dari hidup kita.

Dengan merenung, kita menjadi lebih hati-hati melangkah di tahun yang akan tiba karena dalam perenungan kita, kita pasti akan belajar banyak dari setiap kesalahan yang sudah terjadi. Coba pikirkan dengan tenang, tenang dan sekali lagi tenang, apa saja yang sudah anda lakukan atau perbuat terhadap orang tua anda, saudara anda dan terhadap diri anda sendiri. Renungkan dengan penuh pendalaman dan keikhlasan, kemudian tanyakan pada hati anda dalam perenungan itu; apakah sudah benar, sekali lagi, apakah sudah benar apa yang sudah anda perbuat?

Jika anda merasa apa yang anda perbuat tersebut sudah benar, syukurlah. Maka persiapkan diri anda menyambut tahun baru untuk berbuat, bertindak dan mengambil keputusan dengan lebih hati-hati dan bijaksana. Namun jika anda merasa apa yang anda perbuat masih banyak salahnya. Masih tidak sempurna dan pada intinya setiap apa yang anda lakukan cukup menyusahkan orang lain; janganlah kemudian anda menyesalinya.

Penyesalan tidak akan ada artinya. Penyesalan tidak akan bisa memutar kembali roda waktu. Perenungan anda bukanlah untuk menyesali kesalahan namun justru untuk memperbaiki kesalahan anda sebelumnya. Mantapkan hati dan pikiran anda untuk berubah menjadi lebih baik. Merenunglah lebih dalam dan temukan jalan terbaik untuk menjadikan anda dan hidup anda lebih bermakna.

Menyesal bukanlah jawaban dari setiap permasalahan, namun tekad kuat untuk memperbaiki setiap kesalahan yang sudah terjadi adalah jawaban terbaik untuk mengatasi permasalahan menyambut tahun baru. Akhirnya, penulis sampaikan "SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1433 & SELAMAT TAHUN BARU MASEHI 2012"

Sampai jumpa pada artikel selanjutnya.....

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Pemikiran Pribadi | Copyright@2011 |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar