Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Senin, 09 Januari 2012

Senandung Kaki Cakrawala

Pakdhe U, Jember-IDN. Senyap, merajai setiap lorong-lorong kampung yang bertaburkan gubug bambu. Remang dalam temaram yang tersaput kabut tipis, ditengah malam teriris sunyi. Semua terlelap. Terlelap dalam ninabobok tembang-tembang asa.

Gelap, menjadi satu-satunya lembaran  kusut di sudut kampung. Bintang dan kunang-kunang, telah lama bersekutu meninggalkan laga. Hitam. Hitam yang kemudian menjelma menjadi sebuah titik tanpa tepian. Angin yang sedang bersedih, seolah turut menambah duka.

Perlahan, angin menghentikan tangisnya yang menyayat. Dan sejenak berlalu membawa semua syair yang tertulis dalam gamang, menuju jalan setapak sempit yang terpaku di sudut kampung. Tepat di samping rumah terakhir berdinding bambu.

Dari sebuah tumpukan kayu-kayu kering, tersembul irama yang dimainkan oleh rayap-rayap lapar, mengiring semua syair dalam senandung kaki cakrawala. Celoteh jangkrik-jangkrik dan binatang-binatang malam lainnya, silih berganti, bersahutan seolah turut bersenandung.

Ketika perjalanan telah sampai di penghentian terakhir, ujung yang lain dari jalan setapak sempit, semua yang bersuara, semua yang bersenandung dan semua yang mengiringi setiap langkah, mendadak membisu. Diam, bahkan semua tubuhnya terpaku kaku.

Dari atas, tempat langit memayungkan ribuan bintang dan ribuan warna-warna misteri, yang semua telah lama meninggalkan laga, muncul sebisik kata yang penuh resah. Kata yang sanggup meluruhkan semua hiruk-pikuk jagad ternoda nista. Kata yang hanya bisa didengar oleh jiwa-jiwa yang terpenjara.

“ Bersabarlah engkau dalam periuk-periuk perak yang terbalik, menutupi tubuhmu dari cipratan-cipratan darah yang tercipta oleh serpihan-serpihan tubuh saudara-saudaramu. Tetaplah engkau di tempatmu dan janganlah meninggalkan periuk-periuk perak pelindungmu, sampai angkara murka terpuaskan melahap seluruh jiwa saudara-saudaramu.”

Semua tertunduk dan mata yang sembab mencoba menembus kedalaman bumi yang ternoda oleh darah yang sia-sia. Tertunduk dengan penuh sesal dan takut, seolah tiada lagi harapan tersisa untuk mereka. Seolah, mereka akan mati seiring senandung cakrawala yang tercabik sunyi.

Kampung yang semua rumahnya berdinding bambu, perlahan-lahan memudar, lenyap tersapu kabut. Dan ketika kabut benar-benar menelan semua kenangan di setiap jengkal kehidupan kampung, ada tanya yang kembali terdengar dari celah-celah langit yang tersibak kelam.

“ Tidakkah kalian bosan menumpahkan darah dari tubuh saudara-saudaramu yang lemah dan menukar tubuh-tubuh tak berharga mereka dengan setahun, dua tahun, sewindu atau… hanya sekejap kekuasaan. Apa yang kalian inginkan dari tangis, jerit nestapa dan penderitaan mereka? “

Manusia-manusia busuk di ujung dunia, hanya menjawab pertanyaan tersebut dengan desing peluru dan jerit nestapa dari mulut-mulut korban mereka.

Manusia-manusia bijak di sisi dunia yang lain, hanya menjawab dengan mengelus dada, teriring gumam do’a-do’a penuh penyesalan dari mulut-mulut mereka yang tergetar.

Sedangkan sang cakrawala, hanya bersenandung dan kembali bersenandung, ketika semua tanya sudah dihadirkan, ketika semua tanya tak kunjung temukan jawab.

Bagaimana dengan dirimu?

Mungkin, jauh lebih baik untuk mencuci periuk-periuk perak yang sudah mulai kusam dan kembali menempatkan tubuh-tubuh kelelahan di balik periuk-periuk tersebut, sampai semuanya berakhir menuju pengharapan terpamungkas..

^^ Hentikan perang sekarang juga, demi anak cucu kita !! ^^

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer 2011 | Copyright © 090112/2053 www.pakdheu.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar