Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Sabtu, 07 Januari 2012

Badai Di Ketiak Fatamorgana

Pakdhe U, Jember-IDN. Ketika angin menancapkan kuku-kukunya yang dingin, sekujur tubuh menggigil dan sekepal nyawa terasa tercerabut paksa dari kantong kehidupan nestapa.

Lalu, menghampiri sang kelana, seorang tukang rumput yang terlihat gurat kelelahan di wajahnya, mengajaknya menuju sebuah negeri yang sangat terkutuk.

Negeri yang penuh dengan tipu daya. Negeri yang dalam kitab hukumnya ditulis dengan tinta darah dan setiap jengkal bangunan-bangunan megahnya, dibangun dari serpihan-serpihan hati yang terluka.

Di atas hitam, masih terselip hitam. Diantara busuk yang menyesakkan, masih terpagut bangkai tubuh-tubuh tak berharga. Dari mulut-mulut penguasa yang terjuntaikan ulat-ulat belatung, senantiasa ditembangkan celoteh-celoteh dusta.

Celoteh yang menutupi tangan-tangan berlumur darah penguasa nista, yang dengan bangganya menunjukkan kepada dunia tentang jiwanya yang bersih. Padahal dibalik tabir tersebut terurai kenistaan yang kejam. Satu tangan, seribu dan bahkan sejuta tangan-tangan kotor, mereka kerahkan, demi melanggengkan tempat penguasa-penguasa nista tersebut menyantap bangkai-bangkai saudaranya.

Suatu masa, kata si tukang rumput, akan datang seorang pengusung keranda. Datang pula pelukis jelaga, penabur asa dan ksatria, menembus benteng negeri terkutuk dan membangkitkan badai di ketiak fatamorgana. Suatu saat, yang datangnya hanya menghitung sebelas butir jagung.

Pengusung keranda, akan menemui para penguasa-penguasa nista; menyeret dan memasukkan tubuh busuk yang selama ini mereka balut sutra ke dalam keranda. Dan tamatlah riwayat sang penguasa angkara.

Pelukis jelaga, akan menyobek kitab-kitab hukum yang bertuliskan dengan tinta darah dan menggantinya dengan tinta yang tercampur jelaga. Hitam, tegas dan tidak akan luntur oleh air mata.

Penabur asa, akan berpawai di sepanjang pantai, seluruh negeri. Akan berceloteh tentang datangnya masa dimana kegelapan akan sirna, kutukan akan tenggelam dan asa yang selama ini terbelenggu akan terbebas.

Dan ksatria agung, yang telah membangkitkan badai, dengan bijaksana merangkul rakyat dan membimbingnya menuju negeri baru yang sentosa.

Sebuah Prosa dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Copyright@201211/2113 | Blog Client : Windows Live Writer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar