Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Kamis, 26 Januari 2012

Haruskah Menggunakan Buku LKS?

Pakdhe U®, Jember-IDN. Di Indonesia, dalam menyampaikan materi pelajaran sudah dipastikan selalu disertai sebuah buku LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk setiap mata pelajaran. Pertanyaannya adalah, haruskah kita menggunakan LKS?

Siswa Aktif

LKS, adalah sebuah buku yang berisi tentang latihan-latihan soal yang adakalanya dilengkapi dengan materi pelajaran. Tujuan awal dicetaknya LKS, mungkin agar terbentuk siswa yang aktif belajar dan selalu mengerjakan latihan-latihan soal yang ada.

Tujuannya memang sangat baik. Tapi, sudahkah dipertimbangkan hal-hal negatif yang mungkin ada? Seperti misalnya; apakah materi yang disajikan mudah dimengerti oleh siswa, apakah siswa benar-benar sudah memahami setiap latihan soal yang disajikan atau, apakah siswa benar-benar memiliki LKS sendiri?

Umum ditemukan, dalam setiap LKS selalu disertakan materi pelajaran secara singkat. Ulasan yang sangat singkat tersebut, adakalanya hanya membahas tentang pokok-pokok bahasannya saja. Sedangkan sub pokok bahasannya, kebanyakan malah diabaikan.

Karakter siswa di Indonesia tidaklah sama, antara satu wilayah dengan wilayah lain. Bahkan untuk setiap individu dalam satu wilayah saja, juga masih banyak perbedaannya. Jika kebetulan karakter siswa adalah cerdas dan mudah menangkap setiap materi, tentu tidak menjadi permasalahan pada saat mendapatkan LKS dengan ulasan materi yang cuma berisi garis besarnya saja.

Yang menjadi permasalahan dan tentu harus segera dicarikan pemecahannya adalah khusus bagi siswa yang memiliki karakter lambat atau biasa-biasa saja. Karakter ini tidak bisa disebut bodoh, karena mereka sebenarnya bisa dan mampu; tapi sedikit membutuhkan ulasan yang lebih panjang dan detil untuk bisa memahaminya. Tentu siswa dengan karakter seperti ini akan sangat kesulitan dalam menterjemahkan materi dalam LKS.

Siswa Memperagakan Menjadi Guru

Lain halnya dengan karakter siswa yang sejak awal memang bodoh. Karakter yang demikian,meskipun diberi materi yang sangat panjang, detil dan terperinci, tetap saja tidak akan mampu menangkap setiap materi yang disampaikan. Khusus untuk siswa dengan karakter bodoh ini, yang diperlukan hanyalah ketelatenan dan kesabaran guru untuk menghadapinya.

Penulis masih mengingat masa-masa sekolah dulu; saat itu setiap siswa mendapat sebuah buku paket lengkap dari pemerintah. Buku paket tersebut harus dikembalikan pada saat kita sudah naik kelas atau lulus. Yang lebih menyenangkan lagi, buku paket tersebut gratis karena hanya dipinjamkan. Meskipun begitu, jika ada kerusakan tetap wajib diganti.

Hubungannya dengan LKS apa? Intinya sama saja, namun pada saat itu kandungan latihan soal dan ulasan materi sangat berimbang. Materi sekitar 60% sedangkan latihan soalnya sekitar 40%. Bandingkan dengan sebagian (besar) LKS yang beredar saat ini; Ulasan materi mungkin tidak sampai 30% sedangkan sisanya adalah latihan soal.

Permasalahan lain yang terkait dengan penerapan LKS, dan justru lebih sering diabaikan adalah terbukanya peluang usaha bagi guru untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dalam pendistribusian LKS. Tidak untuk semua guru, meski tidak bisa kita menutup mata akan adanya hal tersebut.

Dalam hal pendistribusian LKS, guru seolah berperan sebagai distributor, sub distributor, agen ataupun sub agen dari setiap penerbit LKS. Dengan banyaknya penerbit dan ditambah lagi dengan kebebasan menentukan pilihan LKS, menjadikan para penerbit berlomba-lomba menawarkan produk mereka dengan harga paling kompetitif.

Para guru, selain dihadapkan pada pilihan untuk mengambil LKS tertentu, mereka juga harus menilai kemampuan siswa dalam membeli LKS tersebut. Ujung-ujungnya adalah, kemungkinan terbesar yang diambil adalah LKS dengan harga yang paling terjangkau. Masalah kualitas? itu adalah masalah nomer sekian.

Ada alternatif lain untuk menyiasati permasalahan tersebut, yaitu sebagaimana yang dilakukan oleh seorang sahabat penulis yang siswa-siswinya menjadi tokoh dalam foto ilustrasi blog ini. Demi mementingkan kualitas pendidikan bagi siswanya, dia hanya mengambil separuh LKS dari jatah yang seharusnya diambil.

Siswa Masuk Sekolah

Karena LKS yang dipilih berkualitas, yang artinya juga mahal, maka LKS tersebut ditanggung berdua. Dalam arti, setiap dua siswa memiliki satu LKS saja. Memang lebih ekonomis, namun kelemahan yang kemudian muncul adalah; siswa menjadi tidak maksimal belajarnya. Akhirnya kita tidak mengetahui kemampuan sebenarnya dari siswa tersebut. Sebenarnya bisa difotocopy, namun hal tersebut merupakan pelanggaran hak cipta.

Saat ini, pemerintah sudah mengusahakan buku gratis bagi semua siswa di seluruh wilayah Indonesia. Namun sayangnya, buku yang penulis maksud hak ciptanya sudah dibeli oleh pemerintah dan hanya tersedia di internet berupa soft copy yang membutuhkan waktu tersendiri untuk didownload dan kemudian dicetak. Masalah biaya download dan cetak? semua ditanggung masing-masing pengakses.

BSE, atau buku sekolah eletronik memang alternatif terbaik untuk mendapatkan materi tambahan selain LKS. Namun, bagaimana dengan proses selanjutnya? Mencetak buku setebal sekian puluh halaman, tentu saja sangat memberatkan bagi siswa. Apalagi jika untuk mendapatkannya, masih harus terhubung dengan internet. Untuk sekedar diketahui, di Indonesia, belum seluruh wilayahnya terjangkau internet. Juga, belum seluruh masyarakat kita yang melek teknologi.

Jadi, alternatif lain yang bisa diambil adalah; kembali ke metode jaman dulu, dimana setiap buku paket materi pelajaran dicetak oleh negara, ditentukan oleh negara dan didistribusikan secara gratis ke seluruh wilayah negara Indonesia, tanpa terkecuali.

LKS, memang perlu untuk mengasah kemampuan siswa mengatasi setiap permasalahan materi pelajaran. LKS juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyerap materi pelajaran dan kemudian menerapkannya. Namun, yang tidak kalah penting adalah; buku materi yang berkualitas, mudah mendapatkannya, lengkap dan terutama gratis untuk seluruh lapisan masyarakat.

Semoga apa yang penulis sajikan dalam artikel ini, dapat bermanfaat bagi semua pihak dan kita semua dapat memetik manfaat tersebut. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber, Inspirasi Pribadi, Sahabat.

^^ Berpikir untuk mendapatkan yang lebih baik, meski harus sedikit meluangkan waktu lebih lama, adalah tindakan cerdas ^^ (Pakdhe U)

>> Ayo kita hentikan perang di muka bumi! <<

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer 2011 | Copyrights © 260112/0909 www.pakdheu.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar