Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Kamis, 29 Maret 2012

Narkotika; Tanggung Jawab Siapa?

Artikel Oleh : Pakdhe U®

Jember-IDN. Beberapa hari terakhir, kita dikejutkan oleh pemberitaan yang cukup menyedihkan. Tragedi demi tragedi yang sebagian besar bermula dari penyalahgunaan obat-obatan atau narkotika. Sebut saja peristiwa Tugu Tani, Pilot Lion yang tertangkap basah sedang menghisap sabu, sampai kematian artis Whitney Houston yang konon kabarnya karena overdosis.

Dalam kesempatan ini, penulis tidak akan membicarakan mereka. Mereka sudah cukup mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan. Poin utamanya saat ini adalah, bagaimana agar kejadian tersebut tidak terulang kembali? Bagaimana agar barang-barang “haram” tersebut tidak kembali merenggut korban.

Siapakah yang sesungguhnya harus bertanggung jawab atas beberapa kejadian tersebut? Sebab, dengan kita mengetahui siapa yang paling bertanggung jawab, kita bisa menemukan solusi yang paling baik untuk mengatasi dan mencegah berulangnya kejadian yang sama di masa mendatang.

Haruskah aparat penegak hukum yang bertanggung jawab? Haruskah para ulama dan pemuka-pemuka agama yang bertanggung jawab? Atau, guru-guru di sekolah yang harus bertanggung jawab?

Menurut penulis, pihak yang harus bertanggung jawab tidak hanya satu atau dua orang saja. Satu atau dua institusi belaka. Masalah ini sudah menjadi masalah kita bersama, jadi tidak ada salahnya jika kita harus bertanggung jawab secara bersama-sama.

Pada lapisan pertama, yang harus bertanggung jawab untuk mencegah merajalelanya obat-obatan terlarang adalah, para orang tua kita, khususnya para ibu. Mengapa? Karena orang tua kita, atau ibu memiliki cukup banyak waktu untuk mendampingi dan mengawasi anak-anak, sebagai target empuk peredaran narkoba.

Kasih sayang dari orang tua, akan menumbuhkan rasa kehangatan dalam diri anak-anak. Menumbuhkan rasa, bahwa ada seseorang yang melindungi dan selalu ada di samping anak-anak. Kebersamaan dalam keluarga, adalah benteng terkuat dalam mencegah peredaran narkoba.

Kebalikannya, jika orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan, terlalu sibuk menonton sinetron, terlalu sibuk arisan dan sebagainya, anak akan merasa sepi tanpa ada yang melindungi. Anak akan merasa diabaikan, sehingga mencari sesuatu yang mampu membuatnya merasa diperhatikan, yaitu melalui pergaulan yang salah.

Aparat penegak hukum adalah pihak berikutnya yang harus bertanggung jawab. Caranya? Tindak tegas semua bandar, pengedar, pembuat dan siapapun yang berada di baliknya. Khusus untuk korban, yaitu para pemakai, aparat penegak hukum harus menerapkan rehabilitasi yang penuh disiplin.

Guru juga tak luput dari giliran pertanggung jawaban atas masalah ini. Guru harus menyampaikan kepada siswa tentang bahaya narkoba secara terus menerus. Guru juga harus mengawasi dan membimbing siswa untuk belajar dan bergaul dengan benar.

Sekarang, yang paling penting dan utama yang harus bertanggung jawab adalah diri kita sendiri. Diri kita sendirilah yang bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Baik buruknya kita, menjadi tanggung jawab kita. Kita ingin terhindar dari narkoba, kita harus berjuang sendiri secara bertanggung jawab agar kita memang benar-benar bisa terhindar.

Akhirnya; semoga kita mampu menghindari narkoba dengan sebaik-baiknya.

^^ Perebutan ladang minyak, bukanlah alasan yang tepat untuk menggelar peperangan, kerusakan moral dan kejahatan adalah alasan yang tepat untuk memulai perang, tapi melawan narkoba^^.

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer 2011 | Copyrights © 29032012/1244 @ www.pakdheu.blogspot.com

> Artikel Terbaru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar