Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Rabu, 07 Maret 2012

Dagelan Ala Anggota Dewan (yang katanya terhormat)

Pakdhe U®, Jember-IDN. Gedung DPR, boleh dikata ibarat sebuah panggung besar sebuah acara pertunjukan yang bisa berisi sebuah drama, simphoni musik atau bahkan juga sebuah acara dagelan. Di dalam gedung tersebut, berbagai lakon dengan bermacam-macam skenario, maupun berbagai peran telah dengan sangat sempurna dipentaskan.

Drama politik penuh dengan intrik-intrik. Drama kolosal bertema penghamburan uang rakyat. Drama tetrikal tentang pengaburan dan penghilangan jejak korupsi berjama’ah. Semuanya ada dan sangat lengkap tersajikan.

Bahkan yang terbaru adalah lakon dagelan ala Badan Anggaran DPR, yang menceritakan tentang keinginannya untuk merenovasi gedung rapat mereka dengan total biaya yang tidak masuk akal. Rp. 20 Millyar yang mereka ajukan, dengan diantaranya memasukkan kursi dengan nilai Rp. 10 juta per biji, korden dengan nilai Rp. 6 juta per meter dan segala tetek bengek lainnya yang nilainya juga tidak jauh beranjak dari angka jutaan.

Lakon Badan Anggaran Meriang meminta ruang yang mewah, adalah lakon kedua yang dipentaskan di gedung dewan setelah lakon Para Wakil Rakyat Sulit Berak karena jamban bin kakus yang ada di kantor mereka (dikatakan) tidak layak untuk ukuran Anggota Dewan (yang katanya terhormat). Dan lakon yang ke sekian puluh kalinya yang menuai hujan kritik dari para rakyat yang menjadi penontonnya.

Mereka (para anggota dewan), dikatakan terhormat bukan karena asal usul atau riwayat pendidikan mereka, melainkan karena kedudukan mereka secara kebetulan memang terhormat. Namun sangat disayangkan jika kemudian ternyata sikap, perilaku dan tabiat mereka sama sekali tidak menunjukkan gelagat yang terhormat atau bahkan pantas untuk dihormati.

Betapa tidak? Kerja mereka tidak pernah jauh dari urusan mengutak-atik angka-angka dalam lembar anggaran yang sekiranya bisa menguntungkan diri mereka sendiri. Mungkin memang ada sebuah korden senilai Rp. 6 juta per meter, tapi bukankah lebih bijak jika mencari yang jauh lebih ekonomis? Toh, dari sumber penulis ada yang mengatakan jika korden Rp. 750.000 per meter saja sudah tampak mewah. (sumber: Hamid Korden).

Lagipula, apakah hasil kerja mereka bisa ditentukan dari nilai sebuah korden per meter? Tentu tidak dong! Ayolah para wakil rakyat, lebih realistis sedikit! Rakyat di luar sana sangat banyak yang masih kekurangan, janganlah kau bersikap masa bodoh (atau kau memang bodoh) membodohi rakyat dengan segala tipu dayamu.

Ingat bung! Kalian duduk di senayan karena dipilih oleh kami, para rakyat. Kalian juga bisa keluar terdepak dari senayan oleh kami, itupun jika kami berniat melakukannya.

Bagaimana dengan sebuah kursi yang (katanya) seharga Rp. 10 juta per buah? Apa kalian dipastikan tidak bisa bekerja dengan baik jika pantat-pantat kalian tidak menyentuh kursi sepuluh juta? Atau,  jangan-jangan kalian memang sengaja bermewah-mewah diri untuk urusan kursi, agar kalian bisa (lebih) nyenyak tidurnya selama bekerja? Bukankah selama ini kalian selalu tertangkap kamera sedang tertidur di saat bekerja?

Yang lebih menggelikan lagi adalah, ketika kemudian ada revisi anggaran dari semula Rp. 20,2 Milyar, diturunkan hingga menjadi hanya Rp. 6 Milyar saja. Meskipun begitu, harga untuk sebuah kursi masih berada di kisaran Rp. 1 s/d 2 juta saja. Untuk ukuran harga sebuah kursi, itu masih sangat terlalu mewah, dan bisa menjadikan para anggota dewan {yang katanya terhormat} tetap saja tertidur selama bekerja.

Oya, jika selama ini mereka juga mengeluhkan lampu ruangan yang kurang terang, itu sama sekali tidak masuk akal! Sekarang bagaimana mereka bisa mengatakan sebuah lampu itu terang atau tidak, jika mereka melihatnya dengan tertidur? (hehehe). Penulis menganggap, dengan lampu lokal seharga tak kurang dari Rp. 50.000,- saja sudah sangat terang kok?!

Yaah, semua itu hanyalah dagelan politik ala anggota dewan {yang katanya terhormat}, kita hanya bisa tertawa sambil mengelus dada dengan mengusung harapan agar untuk selanjutnya tidak ada lagi dagelan-dagelan serupa dari senayan.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya…

Sumber : Diolah dari berbagai sumber.

~~ Kemewahan dan semua fasilitas yang melimpah, tidak akan menjamin hasil kerja seseorang. Karena yang menentukan baik dan tidaknya sebuah hasil kerja adalah kemampuan kita mengemban amanah tanggung jawab untuk pekerjaan tersebut.~~ (Pakdhe U)

** Saatnya bagi kita semua untuk menghentikan perang dengan segera **

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer 2011 | Copyrights © 070312/1352 @ www.pakdheu.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar