Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Kamis, 25 Juli 2013

Penyebaran Manusia

Menguak Sejarah Awal Peradaban

Oleh : Pakdhe U ®

Jember,IN—Bumi, sebagaimana kita ketahui saat ini, memiliki populasi manusia setidaknya lebih dari 2 milyar orang. Terdiri dari berbagai jenis warna kulit, profil garis wajah, bentuk dan rambut, serta berbagai jenis perbedaan-perbedaaan fisik lainnya. Ada sebuah pertanyaan dari seorang sahabat, pada saat sama-sama di sawah; bagaimana bisa ada manusia yang berkulit hitam, berkulit putih, berkulit kuning dan rambutnya juga macam-macam. Padahal, kata Ustadz, manusia itu berasal dari pasangan Nabi Adam dan Hawa?

Populasi Manusia

Demi memecahkan pertanyaan tersebut, saya kemudian merenung dan mengulang kembali pelajaran sewaktu masih sekolah dulu. Memang benar, sejak  masih sekolah kita selalu diajarkan bahwa manusia merupakan anak keturunan dari Nabi Adam dan Hawa. Dari beliaulah kemudian manusia berkembang hingga dalam wujud dan jumlahnya saat ini.

Jika pertanyaanya adalah bagaimana bisa menjadi beragam rupa dan bahkan bahasa? Itulah yang kemudian mendorong para ahli untuk memecahkan misteri tersebut. Hingga kemudian muncullah teori-teori kontroversial, seperti yang diungkapkan oleh Charles Darwin; bahwa manusia berasal dari kera dan mengalami evolusi bentuk hingga menjadi bentuknya yang sekarang. Teori ini disebut sebagai teori Evolusi Darwin.

Antara kera dan manusia memang memiliki kemiripan fisik, bahkan secara genetik juga hampir mirip. Namun, meskipun demikian perbedaan yang ada jauh melebihi persamaan yang ditemukan. Kera adalah kera. Sebangsa binatang yang seperti itu adanya. Sedangkan manusia tidaklah termasuk jenis binatang. Manusia adalah makhluk mulia yang diciptakan Allah untuk menjadi Khalifah di muka bumi. Meskipun pada kenyataannya, banyak sekali manusia yang sesat, kejam (lebih kejam dari binatang) dan justru menjadi perusak di muka bumi.

Manusia adalah makhluk yang sempurna akal dan pikirannya, sehingga memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap lingkungan dimana dia tinggal. Manusia juga sangat mudah dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsinya. Sehingga, bentuk fisik, garis wajah, warna kulit, serta bahkan warna dan model rambut juga akan berbeda.

Tidak usah jauh-jauh menelusuri ke jaman purba, saat inipun bisa kita amati hal-hal yang demikian. Lihatlah perbedaan manusia-manusia yang tinggal di pesisir dengan yang tinggal di pegunungan? Dari bentuk fisik, tekstur kulit dan juga warna kulit, pasti nampak ada perbedaan yang cukup menyolok. Manusia yang tinggal di daerah bergunung-gunung akan nampak lebih bersih (putih) kulitnya jika dibanding dengan manusia yang tinggal di daerah pesisir. Mengapa? Karena perbedaan suhu rata-rata yang mempengaruhi semua hal itu.

Eropa, Amerika, Australia dan negara-negara di daerah dingin lainnya, pasti mempunyai kecenderungan berkulit dan berambut putih jika dibanding dengan negara di daerah tropis atau subtropis. Pun demikian dengan faktor makanan yang dikonsumsi setiap harinya, pasti akan mempengaruhi juga terhadap bentuk fisik manusia secara keseluruhan.

Intinya adalah; kita yakini kebenaran tentang Nabi Adam dan Hawa sebagai Bapak dan Ibuk moyang manusia. Katakanlah, beliau diturunkan di suatu tempat di Asia Kecil, meskipun sampai saat ini masih menjadi perdebatan, berkembang sampai ratusan generasi banyaknya. Sekedar catatan, berdasarkan keterangan dalam Kitab Suci dan Al-Qur’an, manusia pada zaman ini bertubuh tinggi besar dan berumur hingga ribuan tahun.

Katakanlah umur manusia sampai seribu tahun, sedangkan masa baligh atau kedewasaan manusia setidaknya umur 14 tahun, maka dalam seribu tahun akan tercipta sebanyak 71 generasi. Ini diperoleh dari 1000 tahun : 14 tahun = 71, sekian. Jika setiap generasi memiliki 2 anak, maka generasi yang diturunkan berlipat ganda pada kelipatan tersebut. Entahlah, saya tidak ingin ribet dengan hitungan ini, tapi yang pasti hampir seperti itulah gambarannya.

Berhubung dalam satu wilayah sudah cukup banyak populasinya, ditambah mungkin ada perselisihan satu dengan yang lain, sebagaimana dikisahkan dalam riwayat Nabi Adam pada pelajaran sewaktu sekolah dulu, maka beberapa diantara mereka melakukan migrasi besar-besaran menuju satu tempat baru dan mengembangkan keturunannya di tempat itu.

Dengan perkembangan yang cukup pesat dan mungkin perselisihan kembali, maka kisah migrasi kembali terulang dan terulang terus sampai manusia memenuhi hampir semua tempat di muka bumi ini. Perlu dicermati, selain karena meledaknya populasi dan perselisihan, bencana alam, seperti banjir besar, gunung meletus, gempa bumi ( yang semuanya mungkin merupakan azab Allah bagi kaum tertentu, sebagaimana disebut dalam Kitab Suci), juga merupakan penyebab meluasnya populasi manusia.

Kembali ke pertanyaan awal, mengapa kemudian manusia bisa menjadi berbeda-beda secara fisik maupun perilaku, dan bahasanya? Semua kembali kepada waktu. Jika terjadinya perubahan itu dalam waktu sehari atau dua hari saja, tentu perbedaan itu tidak akan pernah ada. Tapi, hal ini terjadi ratusan, bahkan hingga ribuan tahun. Kita yang awalnya tinggal di kota pesisir dan berkulit agak gelap, dalam kurun 10 tahun saja sudah berubah menjadi lebih terang dan halus kulitnya setelah pindah ke dataran tinggi yang subur. Bagaimana jika kurun waktunya ribuan tahun?

Ingat, tulisan ini bukanlah teori yang diutarakan oleh ahli. Namun, ini lebih mendekati kepada penjelasan yang logis secara nalar dan didasarkan atas pengetahuan saya yang terbatas. Selebihnya dari itu, hanyalah kemungkinan belaka. Semoga menjadi bahan pertimbangan bagi yang lebih ahli untuk menguak sejarah awal peradaban manusia. (Pakdhe U ®/Windows Live Writer/Blogger/2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar