Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Jumat, 19 Juli 2013

Merindukan Generasi Pemimpin

Oleh : Pakdhe U®

Jember, IN – Pemimpin yang baik, untuk saat ini sangatlah sulit kita temukan. Karena, kriteria baik yang diharapkan, atau setidak-tidaknya mendekati, adalah sangat relatif. Baik menurut kita, belumlah tentu baik menurut orang lain. Namun, jika kita menggunakan parameter yang lain dalam menentukan ukuran baik atau tidak baik, masih ada kemungkinan kita bisa mendapatkan ukuran baik yang sesungguhnya.

Parameter tersebut diantaranya adalah meliputi; Kejujuran, Kedisiplinan, Ketaqwaan, dan Integritas yang tinggi. Jadi, menurut saya, seorang pemimpin akan disebut baik, atau sedikit lebih baik, jika dalam menjalankan kepemimpinannya selalu mengutamakan kejujuran, kedisiplinan, ketaqwaan dan integritas yang memadai.

Kecerdasan dan wawasan luas, belumlah cukup menjadi syarat seseorang menjadi pemimpin yang baik. Pun demikian dengan nilai akademis yang baik, tidak selamanya menjamin seorang pemimpin menjadi disebut baik.

Bayangkan jika kita memiliki seorang pemimpin potensial yang cerdas, namun dalam bertindak pada kesehariaannya tidak pernah jujur? Katakanlah mereka memiliki istri simpanan. Atau, katakanlah pula mereka memanipulasi keuangan negara. Apa yang akan terjadi? Tentu hal ini akan sangat berpengaruh pada gaya memimpin mereka. Sudah pasti mereka tidak akan fokus pada kepentingan rakyat. Kalaupun mereka bekerja hanyalah untuk memenuhi tuntutan hidup setelah memiliki istri simpanan, atau bahkan selalu mencari celah agar korupsinya tidak terendus.

Bayangkan pula jika kita memiliki seorang pemimpin yang disebut-sebut berprestasi akademis cukup baik, mungkin kita akan beranggapan bahwa semua permasalahan akan dengan mudah diselesaikan. Tapi, jangan lupakan satu hal; bagaimanakah mereka bisa memperoleh nilai akademis yang sangat memuaskan tersebut? Apakah dengan membeli ijazah, apakah dengan membeli penelitian, atau mereka mendapatkannya secara benar dengan nyata-nyata bersekolah sampai jenjang tersebut. Ingat, akhir-akhir ini sangat banyak pejabat negara yang menjadi pemimpin rakyat hanya berbekal ijazah palsu.

Saya merasakan, saat ini tidak ada lagi bentuk yang konkret dalam upaya mencetak generasi pemimpin. Anak-anak kita hampir setiap hari selalu dicekoki budaya-budaya asing yang bertentangan dengan nilai luhur bangsa, melalui media televisi. Bahkan, tanpa kontrol yang ketat, dengan mudahnya kita menemukan anak-anak kita bermain game elektronik yang bergenre perang atau kekerasan.

Untuk mencetak generasi pemimpin yang baik, sudah semestinya kita bergerak dari sekarang, sebelum terlambat sama sekali. Hal ini bisa kita mulai dari lingkungan keluarga. Kita bisa menanamkan nilai-nilai kejujuran sejak dini pada anak-anak kita. Kita harus bisa membiasakan anak-anak kita, yang merupakan calon pemimpin masa depan, bertindak santun, jujur dan disiplin.

Arik Und Marchel

Untuk mewujudkan hal tersebut, ada baiknya kita menerapkan sistem “ Hadiah & Hukuman, “ dimana setiap anak kita melakukan kesalahan, sekecil apapun itu, akan diberikan hukuman sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya. Sebaliknya, jika anak kita melakukan satu hal kebaikan, sekecil apapun itu, akan diberikan hadiah yang sepantasnya.

Tidak perlu hukuman yang keras atau menyakitkan, cukup yang sekiranya membuat anak kita jera dan tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama. Pun dengan hadiah, tidak perlu hadiah yang mahal, cukup yang sekiranya mampu membuat mereka senang dan merasa dihargai.

Anak-anak adalah cermin masa depan bangsa ini. Jika anak-anak dibentuk dengan karakter yang baik, disiplin dan jujur, niscaya masa depan bangsa ini juga akan berjaya. Kiranya cukup sampai disini pendapat saya, teriring do’a untuk keberhasilan anak-anak kita menjadi generasi pemimpin yang jujur, disiplin dan bertanggung jawab.(Pakdhe U®/windows live writer/blogger/2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar