Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Minggu, 30 Oktober 2016

Bosan Dengan Sosial Media

By: Pakdhe U

DJ. Sosial media, semisal; facebook, twitter, instagram, dan masih banyak yang lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan semua. Tapi dari sekian banyak sosmed tersebut, beberapa diantaranya sedang hits, atau populer. Adapun tujuan dari sosmed tersebut adalah menyediakan wadah bagi para netizen, penggiat online, atau siapapun yang berminat untuk saling berinteraksi satu dengan yanng lainnya. Tentulah melalui media internet, atau online.

Pada awalnya saya menganggap apa yang ditawarkan oleh sosial media tersebut merupakan sebuah lompatan besar yang sedikit banyak mampu mewakili sektor komunikasi modern, sehingga manusia bisa berinteraksi sosial secara digital menggunakan aplikasi sosial media yang ada. Dengan adanya sosial media, didukung oleh kualitas jaringan internet yang semakin baik belakangan ini, serta kepopuleran sosmed tersebut, maka dunia seakan tidak memiliki batas.

Saya yang berada di pelosok paling terpencil Indonesia, bisa dengan mudah berkomunikasi dengan siapapun, bayangkan; dengan siapapun di belahan dunia lainnya. Dengan facebook, katakanlah begitu, saya bisa menemukan sahabat-sahabat saya yang sudah terpisah puluhan tahun lalu. Dengan whatsApp misalnya, saya bisa berkomunikasi dengan biaya rendah kepada siapapun yang terhubung. Sungguh sebuah terobosan luar biasa.

Namun, seiring perjalanan waktu yang tak pernah mau berhenti, bahkan untuk sejenak, saya merasakan adanya kebosanan dengan semua sosial media yang saya miliki. Yup! Benar, saya sudah sangat, bahkan mungkin teramat sangat bosan dengan semuanya. Tak ada lagi waktu spesial bagi saya untuk mengupdate status sosmed. Tidak setiap menit, bahkan tidak pula setiap hari. Jika saya sedang kepingin saja, baru saya mengakses sosmed. Dan itupun tidak semuanya.

Saya mulai merasakan jenuh dengan sosmed semenjak belang hitamnya muncul ke permukaan. Belang-belang hitam tersebut diantaranya;

1. Sosmed menjadi penyebab rusaknya rumah tangga yang paling utama, karena melalui sosmed kadang perselingkuhan berawal. Tidak semuanya sih, tapi saya melihat ada kecenderungan ke arah sana (selingkuh), ini saya dasarkan pada kenyataan; 6 dari 10 orang yang saya kenal, dan dari 6 orang tersebut 3 diantaranya masih kerabat, rumah tangganya hancur lebur setelah teracuni oleh sosmed.

Diantara 6 orang tersebut, yang 2 orang bercerai karena tidak mendapatkan perhatian dari pasangannya yang terlalu asyik update status di sosmed. Sedangkan sisanya terpaksa bercerai karena pasangannya tergaet oleh teman yang lebih menggiurkan (dari segala aspek) di sosmed. Wow… bisa dibayangkan jika itu terjadi pada anda?

2. Sosmed sedikit banyak menjadi penyebab biasnya prioritas ekonomi sebuah keluarga. Banyak sekali kasus yang menunjukkan bahwa dalam sebuah keluarga lebih mementingkan membelanjakan uangnya untuk keperluan pulsa atau paket internet demi tidak ketinggalan update statusnya di sosmed, dibanding dengan membelanjakan uangnya untuk keperluan menabung, menyekolahkan anaknya dan sebagainya.

Jadi pendek kata, bagi mereka yang latah, hanya ikut-ikutan trend sosmed tanpa memiliki kemampuan untuk memamfaatkan celah positif sosmed, misal untuk membuka usaha online, sangat jelas sosmed menjadikan seseorang jatuh miskin. Sementara pemilik sosmed tersebut, provider jaringan, dan semua yang mampu memanfaatkan bisnis jaringan, akan semakin kaya.

Untuk alasan-alasan itulah, dan masih banyak alasan lainnya yang tidak bisa disebutkan terkait privacy, maka saya mulai meninggalkan sosial media. Saya hanya mengupdate status saya beberapa kali saja dalam satu bulan. Bahkan, jika sedang tidak mood (baca; tidak ada pulsa berlebih) saya benar-benar mematikan fitur internet. Saya benar-benar menjadi manusia jaman batu, hehehe…

Tapi khusus untuk sosmed yang mampu menampung aspirasi, inspirasi, dan kreatifitas saya, seperti Blog dan YouTube, masih sering saya gunakan. Karena dengan Blog, saya bisa sekedar sharing pengalaman, ungkapkan perasaan, dan sampaikan gagasan, walau sederhana. Dengan Blog saya tidak perlu mengetahui orang sependapat dengan saya atau tidak, tapi saya bisa mengetahui jika pendapat saya bisa dibaca oleh orang lain.

Sedangkan melalui YouTube, saya bisa menyalurkan hobi dan kreatifitas saya dalam menghasilkan video yang sederhana, namun bisa mewakili hasrat saya untuk menjadi seorang videografer. Dengan YouTube, saya bisa sharing dokumentasi video yang saya buat dengan orang-orang yang berada di luar sana. Dengan YouTube, saya tidak perlu merasakan ditertawai oleh semua orang, tapi saya cukup merasakan apa yang saya hasilkan, kreatifitas saya, ide saya, dan hasil karya saya lainnya yang terkait, benar-benar dinikmati oleh orang lain.

So…., sosmed is a good thing, or just wasting time? It’s depend on your mindset..

Cheers..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar