Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Kamis, 01 Agustus 2013

Pejabat Datang

Jalan Dibuat Mulus

Oleh : Pakdhe U ®

Jember.id—Saya mendengar kabar dari kolega dan sahabat, baik melalui telepon maupun e-mail, bahwa tanggal 31/07/13, Bapak SBY, Presiden RI, akan datang ke Kecamatan Puger, guna meresmikan pasar ikan terbaru. Puger adalah Kota Kecamatan yang berbatasan dengan laut selatan dan berada di dekat tempat tinggal saya.

Awalnya saya tidak mempercayai kabar tersebut, namun setelah saya melakukan pengamatan secara lebih mendalam, sepertinya kabar tersebut memang benar adanya. Wah, saya tentu sangat senang karena kapan lagi bisa menemui media massa nasional? Saya bertemu dengan media RCTI, Metro TV dan beberapa TV lain, sudah cukup lama. Yaitu pada saat banjir bandang Panti, beberapa tahun silam.

Jujur, saya bukan senang karena kedatangan Pejabat pentingnya, tapi saya lebih senang terhadap dampak yang dihasilkan oleh kedatangan pejabat tersebut. Misalnya, kedatangan media massa nasional, yang memberi saya kesempatan untuk ‘belajar’ jurnalistik, dan yang terpenting adalah saya memiliki peluang untuk ‘tampil’ di tv (narsis!) nasional.

Ada kebiasaan lain di Indonesia, khususnya di tempat saya, pada saat menjelang kedatangan pejabat penting, semacam Presiden dan jajarannya, yaitu perubahan yang sangat mencolok terhadap kondisi jalan raya. Bagaimana maksudnya? Begini; di tempat saya, setiap kali akan ada pejabat besar datang, selalu nampak kesibukan luar biasa, khususnnya di sepanjang jalan yang akan dilalui pejabat tersebut.

Mulai dari pengecatan pohon-pohon sepanjang jalan, pembenahan rambu-rambu jalan, pengecatan pagar-pagar dan yang paling jelas adalah perbaikan jalan yang akan dilalui. Inilah keuntungan lain dari adanya kunjungan pejabat penting ke daerah. Padahal, seharusnya Presiden atau pejabat tinggi apapun yang lainnya, dibiarkan saja menemui kenyataan bahwa begitulah keadaan jalan yang sebenarnya di daerah.

Sebagaimana pernah saya ulas dalam artikel Merindukan Jalan Yang Mulus, kondisi jalanan di daerah saya cukup memprihatinkan dan sangat miris. Namun, seiring dengan akan hadirnya Bapak Presiden yang Terhormat, kesibukan-kesibukan perbaikan jalan dengan alat-alat berat yang sesungguhnya, sudah mulai nampak beberapa minggu terakhir.

Hasilnya, satu hari menjelang kehadiran Pak SBY (30/07), semua jalan di daerah saya (yang akan dilalui SBY) telah bermetamorfosis alias bertranformasi menjadi jalan yang sangat mulus, dengan rambu-rambu marka jalan yang jelas dan lengkap. Sama sekali tidak ada lubang jalan yang berarti, dan kalaupun ada sedikit jalan yang bergelombang, tentu tidak akan dirasakan oleh Mercedes Benz S Class nya Pak SBY.

Saya tidak akan berpanjang lebar membahas kedatangan SBY di daerah saya, tapi saya akan lebih mengkritisi kebiasaan ‘buruk’ pejabat daerah yang selalu memoles daerahnya dengan sedemikian bagus, baik, mewah, seolah tanpa cacat, ketika akan kedatangan pejabat yang lebih tinggi kedudukannya. Tindakan ini, menurut saya, lebih mengarah kepada praktik-praktik ‘menjilat’ karena ada unsur ‘ABS’ (asal bapak senang) belaka.

Jika hal ini dijadikan kebiasaan, maka tak ayal tidak ada satupun pejabat di atas yang mengetahui keadaan real masyarakatnya di bawah. Begitu mereka berkunjung, tahunya mereka semua sudah bagus dan pastilah mereka menganggap bahwa pembangunan sudah merata sampai ke pelosok daerah. Mereka anggap jalan yang mulus tanpa lobang adalah memang kondisi real dari jalanan di daerah, padahal kenyataannya kebalikannya dari yang mereka lihat.

Akhirnya, pada jam 11.30 (31/07) Pak SBY benar-benar datang dan kebetulan singgah sebentar di salah satu Masjid Desa Kami untuk sholat dhuhur dan sedikit (sekali) memberi sambutan, menyapa masyarakat yang sudah (dihimbau untuk) berkumpul sejak jam 11.00. Setelah itu, rombongan pejabat penting tersebut melanjutkan perjalanan dengan kawalan banyak sekali ‘foreider’ dan mobil patwal. Tentu dengan kecepatan tinggi.

Seandainya rombongan pejabat tinggi tersebut berjalan normal, dengan pengawalan tanpa ada penutupan jalan dan sejenisnya, tentu mereka lebih bisa menghayati kenyataan di lapangan bahwa ‘jalan di derah itu sempit, padat dan perlu ini perlu itu dan seterusnya.’ Tapi karena mereka sangat ngebut (kecepatan tinggi) ditambah lagi kondisi jalan yang dibuat menjadi bebas hambatan, dengan mensterilkan jalan dari kendaraan lain, jadilah mereka tidak mengetahui dinamika masyarakat yang sebenarnya dalam menghadapi kepadatan lalu-lintas.

Oya, dalam acara tersebut (kedatangan SBY), kurang lebih di hampir setiap persimpangan jalan dan dalam jarak sekitar setiap 100 meter, selalu ada personil gabungan TNI dan POLRI. Saya paham, Presiden sebagai sebuah Lembaga Negara dan Pejabat sangat penting yang harus dilindungi. Tapi, penjagaan sebegitu ketat, bagi rakyat pedesaan cukup membuat ‘kagok’ dan ngeri. Seolah-olah akan ada sesuatu begitu dan begini.

Tapi ah, itulah kenyataannya. SBY sudah berkunjung, jalan di daerah saya jadi mulus dan semuanya kini menjadi normal kembali. Semua sudah kembali ke kehidupan yang sebenarnya.(Pakdhe U ®/windows live writer/blogger/2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar