Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Kamis, 05 April 2012

Sinetron Indonesia “Mengajarkan Banyak Hal”

Oleh : Pakdhe U®

Jember-IDN. Membicarakan tentang Sinetron Indonesia, memang tidak akan pernah ada habisnya. Setelah sebelumnya penulis mengulas Sinetron Indonesia, kali ini penulis akan kembali mengulas tentang hal yang sama, yaitu Sinetron Indonesia.

Percaya atau tidak, ternyata Sinetron Indonesia sangat “Mengajarkan Banyak Hal” kepada kita sebagai penonton. Namun sayangnya, hal-hal yang diajarkan cenderung, bahkan dominan negatif. Mungkin tujuan penulis cerita atau produser sinetron tersebut adalah baik, yaitu untuk memberikan contoh kepada masyarakat bahwa tindakan buruk sebagaimana yang mereka tampilkan dalam sinetron adalah hal yang tidak baik dan pada akhirnya akan mendapatkan imbalan yang setimpal. Sebuah tujuan yang mulia bukan?

Namun ironisnya, masyarakat kita cenderung mudah menirukan hal-hal yang negatif yang dicontohkan sinetron, jika dibanding dengan mempelajari dampak dari perbuatan negatif yang dicontohkan. Mereka melakukan pola hidup berfoya-foya, hedonistik, ambisius, bahkan kejam karena “terinspirasi” oleh tayangan sinetron.

Tidak bisa kita pungkiri, memang selama ini sinetron Indonesia memiliki nada dan irama yang sama, identik serta seragam, meskipun dibalut oleh ratusan, bahkan ribuan judul yang berbeda. Nada dan irama yang penulis maksud adalah materi yang tersaji dalam sinetron, Bukankah sinetron kita tidak pernah jauh berputar-putar dari cerita tentang cinta, perselingkuhan, persaingan usaha, perebutan harta warisan serta cerita tentang kehilangan anak atau anak yang tertukar.

Menurut penulis, beberapa hal yang diajarkan oleh sinetron diantaranya:

  1. Mengajarkan tentang ambisi sesat dalam upaya memperebutkan harta warisan. Karena ajaran ini, banyak sekali peristiwa pembunuhan dan tindakan kriminal lainnya yang dilatari oleh perebutan harta.
  2. Mengajarkan tentang kekerasan dalam upaya merebut wanita atau pasangan pujaan hati. Berkat ajaran ini, banyak sekali remaja yang menghalalkan segala cara, bahkan dengan kekerasan demi mendapatkan pujaan hatinya.
  3. Mengajarkan tentang kedurhakaan kepada orang tua; Karena orang tuanya miskin, si anak tidak mau mengakui atau berpura-pura tidak mengenalnya khususnya jika di depan teman-teman sekolahnya. Ajaran hedonistik yang berujung ke kedurhakaan anak kepada orang tua inilah yang sering ditonjolkan dalam sinetron Indonesia.
  4. Mengajarkan hidup boros dengan menampilkan gaya hidup mewah dan berlebihan yang sebenarnya bertolak belakang dengan kenyataan di Indonesia. Coba lihat, sinetron mana yang tidak menampilkan gaya hidup mewah serta berlebihan? Tidak ada bukan?
  5. Mengajarkan tentang begitu tidak pentingnya pendidikan. Bagaimana tidak? Bukankah dalam sinetron Indonesia, meskipun lattar yang dipakai adalah sekolah, tapi yang ditunjukkan justru bukanlah belajar yang serius, melainkan berkelahi, rebutan pacar, pamer kekayaan dan sebagainya. Jauh lebih baik jika tidak usah menampilkan lattar sekolahan atau berseragam sekalian.

Di atas hanyalah sebagian kecil poin-poin yang diajarkan oleh sinetron Indonesia. Namun bukan berarti hanya cukup sampai di situ. Karena jika mau dikaji lebih dalam dan lebih jauh, banyak sekali hal-hal negatif yang diajarkan sinetron Indonesia kepada setiap penontonnya.

Apakah ini menandakan jika penulis cerita atau produser sinetron hanya berorientasi pada keuntungan semata? Karena pada kenyataannya sinetron-sinetron tersebut laris manis dan ratingnya cukup tinggi. Akhirnya, otomatis menjadi tambang penghasilan bagi para produser, penulis cerita serta televisi yang menayangkannya.

Ataukah ini lebih menandakan jika penulis-penulis sinetron kita “miskin cerita? Karena bila diamati lebih teliti, memang cerita yang disajikan sangat memperlihatkan pola yang sama, cerita yang berputar-putar dan “mbulet” sampai-sampai bosan melihatnya.

Apapun yang disajikan dalam sinetron Indonesia, jika anda peduli dengan masa depan bangsa, khususnya masa depan moral anak-anak bangsa, mulai hari ini matikan televisi pada jam-jam tayangan sinetron. Atau jika ada alternatif tayangan pendidikan, budaya maupun tayangan yang sifatnya lebih mendidik, alihkan channel televisi yang menayangkan sinetron ke channel televisi tersebut.

Sampai jumpa pada artikel selanjutnya..

Sumber : Opini Pribadi.

Televisi adalah sebuah kotak ajaib, yang bisa membuat kita menjadi apa saja. Menjadi baik sebaik-baiknya orang atau justru menjadikan jahat sejahat-jahatnya orang, semua tergantung pada kita yang memilih tayangannya “. (Pakdhe U®)

^^ AYO KITA HENTIKAN PERANG DI MUKA BUMI ^^

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer 2011 | Copyrights © 2012/04.05-0840 @ www.pakdheu.blogspot.com

ARTIKEL TERBARU >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar