Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Senin, 06 Februari 2012

Susahnya Jadi Orang Susah

Pakdhe U®, Jember-IDN. Siapapun di muka bumi ini, pasti tidak menginginkan hidup dalam kesusahan. Mereka semua, pasti mengharapkan kehidupan yang layak, berkecukupan dan sukses dengan sempurna.

Bergelimang materi, mendapatkan pendidikan yang layak, fasilitas kesehatan yang memadai dan banyak lagi fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh mereka yang kaya, rupanya cukup menjadi mimpi bagi setiap orang yang susah.

Jadi orang susah itu susah! Setidaknya, itu yang pernah dilontarkan oleh seorang kenalan penulis, yang kebetulan hanya seorang tukang kebun dan buruh tani penggarap. Kalimat yang sama mungkin juga pernah dilontarkan sebagai bentuk keluhan, oleh ratusan bahkan jutaan penduduk Indonesia yang sampai detik ini masih susah.

Bagaimana tidak susah? Untuk bisa makan hari ini saja, mereka masih harus bekerja dengan sangat keras. Kadangkala malah tidak mendapatkan hasil sepeserpun dalam sehari tersebut. Akibatnya, mereka harus menghutang atau jika hutangnya sudah sangat banyak terpaksa harus puasa.

Meskipun mereka sangat keras bekerja, tidak mengenal waktu dan cuaca; sakit adalah satu hal yang menjadi pantangan bagi mereka. Sebisa mungkin mereka harus menghindari sakit. Meskipun ada jamkesmas dari pemerintah, pada kenyataannya mereka masih mengeluarkan banyak biaya untuk mengurus segala sesuatunya di Kelurahan.

Belum lagi pelayanan di puskesmas atau rumah sakit yang sangat buruk. Mereka yang memanfaatkan fasilitas jamkesmas, dengan kata lain susah atau miskin,  harus merelakan diterlantarkan sedemikian rupa oleh para perawat dan dokter. Inilah kenyataan yang harus dihadapi oleh orang susah, jika mereka sakit.

Banyak pula diantara mereka-mereka yang susah harus kembali menggigit jari ketika mereka berharap anak-anak mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan bisa bernasib lebih baik dari mereka. Karena, meskipun sudah ada pendidikan gratis bagi mereka yang tidak mampu, kenyataan di lapangan berkata lain. Mereka harus dihadapkan pada biaya-biaya lain, semisal seragam, buku, sepatu dan sebagainya. Jika tidak membeli buku atau seragam, mereka terpaksa harus tidak sekolah.

Berhadapan dengan kasus hukum, adalah satu hal yang paling diharamkan oleh orang-orang susah. Bahkan diantara mereka ada yang beranggapan, jika terpaksa harus berhadapan dengan kasus hukum, sama halnya mereka bunuh diri. Separah itukah?

Jika mereka menjadi korban kecelakaan, misalnya, mereka lebih memilih untuk menyelesaikan dengan cara kekeluargaan. Sebab, jika harus dibawa ke ranah hukum, dalam hal ini kepolisian, posisi mereka yang sebenarnya hanya korban, bisa berubah menjadi yang bersalah. Kenapa? Mereka tidak punya cukup kekuatan (uang) untuk mengatur kasus.

Jika mereka “terpaksa” mencuri sandal jepit (ingat; TERPAKSA) karena desakan ekonomi, mereka juga harus siap-siap menjadi bulan-bulanan sipir penjara. Mereka harus segera mendekam di tahanan, tentu tidak dengan mudah menjalaninya. Bandingkan dengan Gayus, Nunun, Inong Melinda, Ayin alias Artalyta dan koruptor-koruptor lainnya, yang masih bisa menikmati fasilitas mewah meski dalam penjara, tentu dengan kucuran rupiah yang tidak sedikit kepada petugas?!

Mereka tidak pernah memilih untuk dilahirkan menjadi orang susah. Keadaan yang melahirkan kehidupan susah bagi mereka. Keadaan dimana hak-hak mereka dimakan oleh orang-orang pintar yang justru lebih mengerti hukum. Keadaan yang tercipta sebagai dampak keserakahan orang-orang yang cukup kaya (meski kekayaan mereka dari hasil memakan hak-hak orang miskin) dan merasa masih belum cukup kaya.

Sungguh susah menjadi orang susah. Tapi jangan pernah salah sangka kepada mereka. Karena dibalik semua kehidupan susah mereka, masih terselip keindahan nurani yang sangat luar biasa. Masih pula tersimpan kekuatan-kekuatan besar untuk menghadapi kehidupan yang keras dan keyakinan yang teguh dalam menantang perkembangan jaman.

Semua itu, tidak pernah dimiliki oleh orang-orang kaya. Tidak pernah menjadi bagian hidup dari orang-orang yang terlahir kaya, khususnya para pejabat serta keluarga yang dibesarkannya. Karena yang ada dalam benak mereka hanyalah suatu muslihat untuk bagaimana membuat dirinya dan keluarga menjadi semakin kaya dan kaya dan kaya, tanpa perduli dengan cara yang ditempuh untuk meraih itu semua.

Yang penulis katakan sebagai orang-orang kaya dalam artikel ini adalah, mereka yang mendapatkan kekayaannya dengan cara yang tidak halal atau dengan cara mengambil hak-hak orang lain alias korupsi. Sedangkan bagi mereka yang mendapatkan kekayaan dengan hasil kerja keras mereka, penulis mengucapkan selamat atas hasil yang dicapai dan usahakan kekayaan yang anda dapatkan sebisanya bermanfaat bagi semuanya.

Sekian artikel penulis kali ini dan sampai jumpa pada artikel-artikel selanjutnya…

Kekayaan yang melimpah, tidak akan pernah bisa menjamin ketenangan hati dalam menjalani hidup “ {Pakdhe U}

Sumber : Diolah dari berbagai sumber.

~~ Ayo, hentikan segala kekerasan perang sekarang juga! ~~

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows live Writer 2011 | Copyrights © 060212/0742 www.pakdheu.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar