Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Sabtu, 11 Juni 2011

Mahalnya Tarif Seluler

Jember-Indonesia. Siapa yang tidak kenal handphone? Saat ini, hampir semua lapisan masyarakat sudah memiliki alat tersebut. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh semakin murah dan terjangkaunya perangkat komunikasi seluler tersebut. Jika pada awal perkembangannya dulu, sebuah handphone "paling murah" adalah satu juta setengah, bahkan lebih, sekarang saat artikel ini ditulis dan diposting bahkan dengan uang dua ratus ribuan sudah bisa mendapatkan handphone terbaru. Meski tetap saja di level "ekonomis".

Tidak bisa kita pungkiri, perkembangan telepon seluler di Indonesia memang sangat pesat. Hanya dalam waktu setidaknya sekitar satu setengah dekade, telepon seluler yang merupakan barang "mewah" dan menjadi kebutuhan sekunder, mampu berubah menjadi barang "umum" serta sudah menjadi sebuah kebutuhan primer. Khususnya bagi mereka yang memang memerlukan komunikasi intensif. Hal ini diimbangi pula oleh perkembangan operator penyedia jasa telekomunikasi yang semakin memberikan banyak pilihan. Pada awalnya hanya ada 3 operator besar, saat ini sudah berkembang menjadi sedikitnya ada delapan operator seluler, baik GSM maupun CDMA.

Dari segi pelayanan dan fitur-fitur yang ditawarkan oleh masing-masing operator, juga mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Jika pada awal kemunculannya, operator seluler hanya melayani komunikasi suara dan data pesan singkat (sms), seiring perkembangan tekhnologi pula, saat ini pelayanan yang diberikan sudah meliputi, 3G, 3,5G, MMS, Video Streaming dan layanan layanan lain berbasis internet, selain SMS dan Suara tentunya.

Lalu bagaimana dengan tarif? Membicarakan masalah tarif sama halnya membicarakan hal yang sangat relatif. Mengapa demikian? Mahal bagi sebagian orang, belum tentu mahal bagi sebagian orang yang lainnya. Sangat relatif bukan? Memang benar, perkembangan tarif seluler dari awal kemunculannya hingga saat ini memiliki kecenderungan "lebih murah" dalam artian terjangkau. Jikalau pada tahun 2004 – 2005, untuk komunikasi sesama operator saja, dalam setiap menitnya kita menghabiskan biaya Rp. 2000,- dan bahkan bisa lebih. Saat ini, setelah enam tahun kemudian sudah ada operator seluler yang "berani" memberikan tarif sampai Rp. 20,- setiap menitnya. Sangat murah? Sah sah saja jika ada yang mengklaim tarif tersebut sudah paling murah. Tapi menurut penulis, tarif tersebut masih sangat mahal.

Penulis katakan sangat mahal jika ditinjau dari sisi kualitas pelayanan yang diberikan. Dulu, enam tahun yang lalu, saat pelanggan operator seluler yang menjadi pilihan penulis masih belum menyentuh 100 juta, penulis tidak pernah mengalami dropcall atau panggilan gagal. Sekarang, penulis sering sekali mengalami gagal panggilan. Sudah tersambung dan penulis mendengar suara lawan bicara, tapi 4 detik kemudian nut nut nut, putus dah. Padahal indikator sinyal sangat penuh dan handset sama sama baru (tidak drop baterai). Jika ditinjau dari lokasi penulis yang "hanya" 3 km dari BTS dan lokasi lawan bicara penulis "hanya" 1,5 km dari BTS. Sangat beralasan jika penulis menyebutkan tarif seluler saat ini termasuk mahal?

Belum lagi membicarakan mengenai aturan tarif yang sering berubah-ubah semau gue begitu saja. Ini sudah sering penulis alami akhir-akhir ini. Minggu kemarin, bicara 1 menit kena biaya Rp. 10,- (30 detik pertama gratis). Sehari kemudian, di jam yang sama dan waktu bicara yang sama, malah kena biaya Rp. 20,-. Pagi ini, saat artikel ini ditulis, di jam dan waktu bicara yang sama, penulis kehilangan pulsa Rp. 30,-. Sungguh sangat tidak konsisten kan? Inkonsistensi tersebutlah yang penulis sebutkan sebagai biang penyebab Mahalnya Tarif Seluler saat ini.

Bagaimana dengan anda? Adakah pernah mengalami hal yang sama dengan yang penulis alami? Jika pernah mengalami hal yang sama, apakah pendapat anda juga sama, bahwa tarif seluler saat ini masih mahal?

Cukup sekian artikel saat ini dan sampai jumpa di artikel-artikel berikutnya.

Penulis    : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Berbagai Sumber | Copyright @2011 |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar