Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Selasa, 26 Maret 2013

Beban Rakyat Kecil Semakin Berat

By: Pakdhe U®

Jember-IDN. Meskipun penulis pernah mengulas permasalahan BBM (Bahan Bakar Minyak); BBM=Benar Benar Menyusahkan, dan BBM Naik, Salah Siapa?, bukan berarti permasalahan tersebut tidak layak lagi untuk diungkapkan kembali. Justru belakangan ini, permasalahan BBM kian menghangat dan menyakitkan. Terhitung sejak tanggal 15 Maret 2013, semua SPBU tidak lagi melayani pembelian BBM menggunakan jerigen lebih dari 10 Liter jika tanpa disertai surat rekomendasi dari Kecamatan.

Jika kita adalah pengusaha bensin atau solar eceran, mungkin masalah tersebut tidak menjadi beban berat, karena memang konsumsi BBM setiap harinya lebih dari 40 Liter. Kita tinggal melangkah ke Kecamatan, siapkan uang Rp. 15 – 20 Ribu, sudah bisa dengan bebas membeli menggunakan jerigen. Namun tidak demikian halnya dengan penulis yang sekedar “tukang rumput” biasa, alias petani. Jika sudah musim tanam seperti saat ini, setidaknya membutuhkan 170 liter solar dalam sekali musim untuk mentraktor sawah.

Photo-0142

Traktor Andalan

Setiap harinya paling banyak membutuhkan 20 Liter solar untuk kegiatan mentraktor sawah. Jika diwajibkan menggunakan surat rekomendasi dari Kecamatan, selain dipastikan kehilangan sedikit uang, juga akan kehilangan sedikit waktu. Jika dipilih cara tanpa surat rekomendasi, dalam hal ini menggunakan jerigen 10 Liter, justru banyak waktu yang terbuang. Karena untuk memenuhi kebutuhan 20 Liter Solar, penulis harus pulang balik ke SPBU lebih dari satu kali. Seharusnya sudah menyelesaikan 1 petak sawah, eh masih harus berkutat mencari solar. Oiya hampir lupa, pembelian menggunakan jerigen maksimum 10 Liter juga dibatasi oleh waktu,yaitu tengah malam sampai sebelum jam 5 pagi. Sungguh merepotkan.

Tapi, penulis menyadari sepenuhnya, bahwa itulah resiko yang harus dihadapi oleh rakyat kecil. Itulah beban yang memang harus ditanggung oleh rakyat biasa. Dimana orang-orang kaya dengan bebasnya membeli BBM beratus-ratus liter, meskipun tanpa diketahui kemudian diselang untuk dijual eceran, sebagai cara termudah menghindari penggunaan surat rekomendasi Kecamatan; kita, penulis, dan orang-orang lemah lainnya yang tergabung dalam keluarga Rakyat Kecil, harus bersusah payah untuk mendapatkan BBM. Meski BBM tersebut digunakan untuk sekedar menyambung hidup, menambah penghasilan sekalipun.

Sepertinya tidak bisa kita pungkiri, ada yang salah dengan Bangsa ini. Entah sistemnya, entah birokrasinya, entah manusia-manusia yang memimpinnya, entah apalah, yang pasti ada yang tidak beres. Jika beres dan memenuhi azas keadilan, tentu semua lapisan konsumen diwajibkan untuk menggunakan surat rekomendasi Kecamatan jika menebus BBM lebih dari 10 Liter. Tidak perduli penjual bensin/solar eceran, pemilik mobil pribadi, pengusaha angkutan maupun rakyat kecil yang membutuhkan BBM untuk mengolah sawah. Jika pengusaha angkutan bebas membeli Solar 100 Liter setiap hari tanpa perlu menggunakan Surat Rekomendasai Kecamatan, lantas mengapa pengusaha BBM eceran dan rakyat kecil diwajibkan menggunakan surat rekomendasi Kecamatan? Adilkah? Padahal mereka hanya membeli kurang dari 100 Liter. Bukankah ini gila?

Atau sebaliknya, jika penulis bersama rakyat kecil yang membutuhkan BBM setidaknya 20 liter (menggunakan jerigen), bukan untuk ditimbun, bukan untuk diselundupkan, wajib dan harus menggunakan surat rekomendasi Kecamatan untuk menebus BBM, lalu mengapa pemilik truk-truk besar, pengusaha angkutan, dan orang-orang kaya yang memiliki mobil (baik mewah maupun biasa), yang tentu kapasitas tangki mobil mereka melebihi kapasitas jerigen kami, tidak diwajibkan untuk mengurus atau menggunakan surat rekomendasi Kecamatan? Lalu, siapa yang gila kalau begini?

Siapa yang Gila? Yang pasti bukan penulis atau pengunjung/pembaca Blog penulis ini dong! Sudah ah, sampai jumpa lagi pada artikel selanjutnya..

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer

Masa Berlaku Artikel : Maksimum 12 bulan dari tanggal Posting

Sumber Artikel :

  1. Pengalaman Pribadi Penulis
  2. SPBU Terdekat

ARTIKEL TERBARU >>

** Perang yang dihamparkan oleh manusia di muka Bumi, kelak akan menjadikan manusia tersisa dua hal, yaitu kebodohan dan kepengecutan. Maka, sebelum kita menjadi bodoh dan pengecut, ayo hentikan perang sekarang juga!! **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar