Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Sabtu, 23 Juli 2011

Mengenalkan Jajanan Tradisional

Jember-Indonesia. Mungkin pernah dengar suatu jajanan dengan nama Cenil, Thiwul, Gethuk atau Apem? Atau barangkali juga pernah mendengar Klepon, Jemblem dan Pethulo? Bagi anak-anak jaman sekarang, nama-nama tersebut mungkin asing di telinga mereka. Maklum, nama jajanan tersebut memang sudah usang alias jajanan tempo dulu. Kalaupun masih ada, mungkin hanya bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional tertentu saja.

Dulu, sewaktu penulis masih kecil, penulis sangat suka sekali dengan jajanan-jajanan tersebut. Selain murah meriah, jajanan tersebut juga enak rasanya. Bahkan, sampai saat inipun, jajanan tersebut masih menjadi kegemaran penulis. Sayangnya, pamor jajanan tradisional tersebut sudah mulai padam dan tersisih oleh jajanan modern buatan pabrik dan jajanan modern yang mengemas unsur gengsi. Padahal, selain enak rasanya, jajanan tersebut juga terbukti sangat menyehatkan. Karena selain terbuat dari bahan-bahan alami, selama proses pembuatannya juga tidak menggunakan bahan pengawet maupun pemanis buatan. Memang ada yang menggunakan bahan aditif tambahan dalam proses pembuatannya, namun itu bisa dihitung dengan jari. Kalaupun ingin benar-benar aman, kita juga bisa membuatnya sendiri di rumah karena cara pembuatannya cukup mudah.

Coba bandingkan dengan jajanan modern? Dalam setiap kemasan pasti tertulis kandungan pewarna buatan, pemanis buatan, perasa makanan dan tentunya bahan pengawet makanan. Jika produsen mengklaim produk mereka tanpa bahan pengawet, itu adalah bohong besar. Bagaimana mungkin sebuah produk yang tanggal kadaluwarsanya satu tahun dari tanggal produksi tidak menggunakan bahan pengawet? Rasanya mustahil bukan? Dalam jumlah sedikit kandungan-kandungan bahan aditif tersebut memang tidak berbahaya. Namun jika dikonsumsi secara simultan, dapat juga mempengaruhi kinerja metabolisme tubuh secara signifikan. Apalagi dengan merujuk pada gaya jajan anak-anak modern yang seolah tak kenal henti; ada tukang roti, beli; ada tukang es, beli; ada toko, beli.

Sudah saatnya bagi kita semua untuk peduli dengan kesehatan buah hati kita. Peduli dengan eksistensi jajanan tradisional kita. Dengan cara mengenalkan jajanan tradisional kepada generasi anak-anak dan remaja kita mulai sekarang, sama halnya dengan mengajarkan untuk hidup hemat, hidup sehat dan mengenal sebuah tradisi. Hemat, karena harga jajanan tradisional tersebut yang cukup murah meriah. Jika kita asumsikan uang saku anak-anak kita adalah Rp. 5000, dengan membeli jajanan tradisional Rp. 3000, sudah dapat tiga buah jajan yang mengenyangkan, masih ada sisa Rp. 2000 yang tentunya bisa disisihkan untuk keperluan yang lain.

Dengan uang yang sama digunakan untuk membeli Donat, Burger atau sejenis jajanan modern lainnya, meskipun gerai-gerai jajanan tersebut menyebutkan harga hemat dan mengenyangkan, toh setidak-tidaknya hanya dapat satu buah jajanan. Sama sekali tidak ada uang sisa. Memang, dengan membeli burger atau donat, kita sudah "nampak seperti orang" kaya. Padahal, kita hanya manusia Indonesia yang masih penuh tanggungan hutang.

Jadi intinya, dengan kondisi keuangan kita yang masih kembangkempis, menanggung hutang dan tidak tentu arah kesuksesannya, janganlah kita membanggakan diri dengan membeli jajanan modern yang belum tentu sehat. Jauh lebih baik dan bijaksana jika kita tetap melestarikan jajanan tradisional dan mengenalkannya secara konsisten kepada anak-anak generasi penerus kita. Para pendahulu kita mampu mendirikan bangsa ini, mampu melawan penjajah dan mampu menjadi tokoh besar, padahal mereka juga makan Thiwul, Gaplek, Gethuk serta jajanan tradisional lainnya.

Penulis sangat bangga bisa menikmati Nogosari, Gethuk, Apem, Onde-onde, Thiwul, Jemblem, Cenil, Mendhut, Kicak, Unti, Bikang, Klepon dan jajanan tradisional lainnya. Bagaimana dengan anda? Masihkah menikmati gengsi dari paket hemat 5000 mengenyangkan dari jajanan modern atau jajanan pabrik dalam kemasan plastik? Cobalah nikmati Klepon dan sahabat-sahabat sejenisnya, pasti uuuuuuuenak tenann.

Sampai ketemu di ulasan selanjutnya...

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Sumber : Opini Pribadi | Copyright@2011 |smille me |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar