Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Selasa, 26 Februari 2013

Hingar Bingar E-KTP

Oleh : Pakdhe U®

Jember-IDN. E-KTP, atau Kartu Identitas Penduduk Elektronik, selama ini cukup ramai diperbincangkan di berbagai Media di Indonesia. E-KTP adalah sebuah bentuk modern dari kartu identitas, yang di dalamnya dilengkapi dengan chip yang mampu menyimpan data-data pemilik kartu identitas tersebut, yang meliputi; nama, alamat, pekerjaan dan beberapa rekaman biometrik seperti; sidik jari, pola retina dan sejenisnya.

E-KTP, diharapkan mampu untuk mengurangi kejadian kepemilikan ganda Kartu Identitas, yang pada akhirnya merusak sistem pendataan penduduk di Indonesia. Jika terjadi kepemilikan ganda Kartu Identitas, bukan tidak mungkin, data statistik yang tercatat berdasarkan penerbitan KTP, tidak sesuai dengan keadaan real di lapangan. Bisa jadi, menurut statistik jumlah penduduk dewasa Indonesia adalah 150 juta, padahal penduduk realnya hanya sekitar 100 juta. Sebuah niatan yang cukup baik.

E-KTP

Sejak awal sosialisasi penerbitan e-KTP, berbagai drama bak sinetron kejar tayang silih berganti bermunculan. Mulai dari data yang tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya, sampai antrian yang mengular teramat sangat panjang pada saat perekaman data di Kecamatan. Di desa tempat penulis tinggal saja, banyak sekali kesalahan data, seperti misalnya; nama yang tercantum benar A, namun foto yang terpasang justru gambarnya kakak si A. Belum lagi alamat yang salah, umur atau tanggal lahir yang berbeda dan dalam satu keluarga, ada satu atau dua yang e-KTPnya belum jadi padahal saat perekaman / foto bersamaan.

Sebenarnya, permasalahan tersebut mutlak kesalahan siapa? Penduduk yang kurang memahami sosialisasinya. Perangkat Desa / Kecamatan yang kurang becus memahami cara kerja peralatan. Pejabat penerbit e-KTP yang kurang memiliki waktu dalam melakukan sosialisasi. Atau justru memang dibuat sedemikian rupa untuk menghadirkan celah dimana masyarakat pada akhirnya rela mengeluarkan sejumlah uang untuk lebih memperlancar terbitnya e-KTP? E-KTP sebetulnya gratis, namun pada kasus tertentu, misalnya pembetulan data yang tertukar, percepatan penerbitan e-KTP, tidak jarang petugas yang menangani e-KTP di Kecamatan mengutip beberapa rupiah kepada masyarakat. Tapi entahlah!

Sampai jumpa pada artikel selanjutnya…

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer

Masa Berlaku Artikel : Maksimum 6 (enam) bulan sejak tanggal posting.

Sumber Artikel : Pengalaman Pribadi Penulis.

ARTIKEL TERBARU >>

‘’ Perang telah membunuh, membantai, dan menghancurkan sebagian dari keluargamu. Untuk selanjutnya kamu yang akan habis binasa. Hentikanlah perang sebelum semuanya terlambat!! ’’

Jumat, 01 Februari 2013

Smartphone For Smart People

By. Pakdhe U®

Jember-INA. “If You are not smart, please don’t buy this smartphone!” Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan oleh seorang wiraniaga sebuah outlet telepon seluler, kenalan penulis, ketika menunjukkan sebuah gadget baru berbasis Android, beberapa waktu yang lalu. Oke, katakanlah penulis seorang yang smart, lalu apakah harus membeli gadget tersebut? Atau kita balik saja, apakah seorang yang memiliki perangkat seluler “biasa” yang bukanlah sebuah smartphone, lantas kita pantas menyebutnya sebagai orang yang tidak smart?

Untuk menguji kata-kata tersebut, penulis mencoba menebus sebuah gadget seluler berbasis Android, namun yang tidak mahal-mahal amat, masih di kisaran sejutaan. Bolehlah dikatakan gadget tersebut sebagai semi smartphone. OS masih Android Gingerbread, namun cukuplah untuk sekedar mencicipi “booming” gadget Android.  Untuk vendornya sendiri, penulis memilih dari negeri ginseng, alias Korea. Karena kebutuhan penulis cukup banyak dan membutuhkan multi kartu, maka gadget yang dipilih tentu mendukung penerapan dua kartu SIM sekaligus. Hehehe, lebih simpel daripada bawa dua gadget.

Walaupun masih harus berjibaku dalam mendalami dunia Android, akhirnya penulis berhasil juga menyelami, tidak terlalu dalam sih, karakter Android yang memang cukup Smart. Penulis dapat dengan mudah menemukan panduan menuju suatu tempat dengan aplikasi Maps dan fitur GPS. Penulis juga bisa mendapatkan e-mail maupun mengirimkannya, dimanapun dan kapanpun tanpa harus membuka Laptop, sepanjang tersedia sinyal minimal GPRS tentunya. Layaklah gadget tersebut disebut smartphone.

Lantas, apakah kemudian penulis menjadi nampak smart? Kalau menurut beberapa kalangan dekat, justru sebaliknya, atau menjadi “bodo”. Mengapa? Kata mereka sih, mengapa kita harus membelanjakan uang sampai jutaan, kalau tidak semua fasilitas yang terdapat dalam gadget yang kita beli sama sekali tidak didukung oleh operator seluler kita? Memang benar kata mereka, soalnya kekuatan sinyal di daerah penulis termasuk “lampu kuning”, atau bisa disebut tidak stabil. Jadi buat apa menginvestasikan uang sejuta, katakanlah begitu, jika dengan perangkat yang non smartphone saja masih sesak napas? Nampak bodoh kan?

Tapi, untunglah penulis bisa mematahkan penilaian mereka, dan menunjukkan bahwa penulis cukup smart dalam menebus gadget Android tersebut. Bagaimana? Cukup menunjukkan kepada mereka beberapa aplikasi dari Market yang memang benar-benar penulis gunakan ketika sedang Travelling, misalnya GPS, Maps, Kompas dan sebagainya. Justru penulis sendiri yang kemudian merasa tidak smart dalam menggunakan gadget tersebut. Alhasil, dalam tempo kurang dari satu bulan pulsa penulis terkuras habis-habisan. Meskipun pada akhirnya penulis mengetahui jika permasalahan tersebut karena tidak dinonaktifkannya sinkronisasi akun otomatis. Tapi setelah sinkronisasi akun dirubah menjadi non afktif dan hanya aktif jika tersedia jaringan wi-fi, pulsa penulis kembali normal.

Berhubung kegiatan sehari-hari penulis berkaitan dengan dunia maya, dengan bersenjatakan laptop butut dan windows 7, ditambah beberapa modem 3G, maka penulis mencari aplikasi hotspot wi-fi router di Internet, dan menemukan virtual router wifi. Adapun aplikasi tersebut digunakan untuk merubah laptop menjadi titik hotspot, yang pada akhirnya bisa digunakan untuk sekedar sinkronisasi gadget android, update, belanja aplikasi di Market dan sekaligus berselancar di dunia maya menggunakan Laptop. Jadi, sekali beli paket internet bisa digunakan untuk smartphone, Laptop dan posting artikel dan sebagainya. Cukup smart kan? (memuji diri sendiri)

Kesimpulannya; jika di tempat anda kekuatan sinyalnya tidak layak, namun anda aktif travelling, tidak ada salahnya menebus gadget smartphone. Namun, meskipun di tempat anda tersedia jaringan,bahkan 3,5 G, janganlah pernah berpikir untuk memiliki smartphone selama anda tidak memilliki kemampuan atau benar-benar membutuhkan kemampuan dari smartphone itu sendiri. Misal; anda tidak memiliki koneksi di dunia maya, anda tidak mempunyai e-mail aktif, anda tidak tertarik dengan blog, dan anda hanya tertarik dalam fitur multimedia saja, maka cukuplah kiranya anda meminang gadget biasa namun memiliki fitur multimedia lengkap. Oke? Be Smart with your Choice! Sampai jumpa…..

> Disarikan dari berbagai sumber.

Penulis : Pakdhe U | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer © 0102-2013.

ARTIKEL TERBARU>>

++ Sumpah serapah dalam dunia peperangan, adalah do’a bagi orang-orang yang teraniaya ++