Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Jumat, 25 Januari 2013

Pengalaman Menjadi Guru Di Desa

By : Ninis Ntun

Foto-0011Jember-INA. Tahun 2007 adalah tahun dimana penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Perjalanan penulis berawal ketika mengabdi sebagai Guru Sukwan pada sebuah SMA Swasta di Desa tetangga. Sebagai seorang fresh graduate dari sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Kabupaten Jember, rasa kepercayaan diri penulis masih belum cukup besar untuk mengajar siswa-siswa SMA. Meskipun latar belakang pendidikan sebenarnya dari basis Kependidikan IPA, jurusan Biologi.

Tak lama berselang, penulis pun berpindah untuk mengambil sukwan di sebuah SMP Swasta di desa penulis sekaligus sebuah SMP Swasta di kota Kecamatan. Hari-hari dilalui dari pagi sampai sore demi menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di bangku kuliah. Pada saat inilah rasa percaya diri penulis mulai tumbuh dan kian membesar seiring berjalannya waktu. Hal ini sangat dimungkinkan, mengingat siswa yang dihadapi masih cukup belia dan tidak terlalu banyak menuntut akan banyak hal terkait pelajaran. Perlu diketahui sebelumnya bahwa penulis bukanlah termasuk sosok yang cerdas atau pintar. Boleh dikatakan termasuk biasa-biasa saja, tidak terlalu istimewa dan juga tidak terlalu bodoh-bodoh amat.

Namun, sejak kejadian penulis diseruduk sebuah bus di pompa bensin, pada saat pulang Kuliah, yang mengakibatkan penulis mengalami gegar otak ringan, semuanya berubah hampir 1800. Rasa-rasanya daya tangkap penulis sudah kurang begitu sempurna. Begitu digunakan untuk berpikir lebih keras, kepala rasanya begitu berat. Padahal saat itu penulis tinggal menyelesaikan ujian negara saja. Hal itulah yang menjadi dasar mengapa penulis kurang begitu percaya diri untuk mengajar siswa SMA dan lebih yakin jika mengajar Siswa SMP/MTs. Sungguh memerlukan kerja keras yang sangat berlebih untuk mengabdikan diri sebagai tenaga sukwan dan mengajar anak-anak SMP, mengingat kondisi penulis yang demikian.

Mungkin karena ketabahan dan kesabaran penulis dalam menjalani kegiatan tersebut, Allah kemudian mempertemukan penulis dengan seseorang yang kemudian hari menjadi Suami dari keponakan penulis sendiri. Dia adalah sosok di balik Blog Pakdhe U ini. Tepatnya pada tahun 2003, penulis mencoba peruntungan untuk mengikuti seleksi Guru Bantu, atas saran dan arahan Pakdhe U. Alhamdulillah, dalam seleksi tersebut penulis dinyatakan lulus dan ditempatkan di sebuah SMP Negeri satu satunya di Desa penulis. Empat tahun kemudian, yaitu 2007, penulis diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di sekolah yang sama, maka sejak saat itu, penulis mengundurkan diri sebagai tenaga sukwan di dua SMP Swasta sebelumnya.

Foto-0023

Pada mulanya mengajar di sekolah Negeri, bayangan penulis cukup menakutkan. Sebuah sekolah berstatus Negeri, tentu semua siswa dan siswinya bukan anak-anak yang biasa. Mereka adalah anak terpilih yang cerdas, kritis dan kreatif. Pada saat itu, kepercayaan diri penulis kembali drop, seolah tidak mampu mengemban tugas tersebut. Namun, semua itu ternyata salah besar. Penulis ternyata melupakan satu hal. Yaitu bahwa meskipun sekolah tersebut berstatus Negeri, namun secara geografis terletak di pelosok pedesaan, tepatnya di wilayah selatan Kabupaten Jember. Sebuah tempat dimana mayoritas penduduknya adalah tani, nelayan dan buruh kasar.

Bertahun-tahun kemudian, penulis merasakan kenyamanan mengajar di SMP Negeri tersebut. Siswa-siswinya sangat variatif dan cukup menyenangkan. Yang cerdas, begitu cerdasnya sampai-sampai bagaikan melebihi kecerdasan penulis. Sedangkan yang lugu, begitu lugunya sampai-sampai membuat gemes penulis. Yang biasa-biasa saja, juga cukup banyak. Mungkin karena kultur pedesaan masih cukup kuat, mereka semua dengan mudahnya berkomunikasi dengan para Guru seolah sedang menghadapi seorang sahabatnya. Meskipun, ada juga yang cukup tertutup dalam pergaulan, itupun jumlahnya tidak seberapa. Hal-hal seperti itulah yang kemudian menjadikan proses belajar mengajar menjadi lebih hidup.

Itulah tadi beberapa coretan terkait pengalaman penulis menjadi Guru di Pedesaan. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa dalam artikel selanjutnya…

Penulis : Ninis Ntun | Editor : Pakdhe U | Blog Client : Windows Live Writer

Masa Berlaku Artikel : Tanpa Batasan

Sumber Artikel : Pengalaman Ninis Ntun

ARTIKEL TERBARU >>

“ Nek Kowe wedi mati, ojo kok gawe uripmu kanggo mateni liyan. Kalau kamu takut mati, jangan kau gunakan hidupmu untuk membunuh orang lain. To the point, Hentikan Perang! “