Ucapan Selamat Datang

SELAMAT MENYIMAK SETIAP ULASAN YANG KAMI SAJIKAN

Senin, 07 November 2016

4 Alasan Manusia Mati Lebih Cepat

By : Pakdhe U ®

DJ. Kematian merupakan satu fase yang harus dilalui oleh setiap makhluk hidup. Fase sebelum menuju alam keabadian. Kematian adalah sebuah fase yang sangat misterius. Kedatangannya bisa dipastikan, namun tidak ada seorangpun, bahkan ahli nujum, yang dapat mengetahui kapan, dimana, dan dengan cara apa, kematian itu datang. Yup! Karena kematian adalah bentuk kekuasaan Allah dalam mengatur dan menentukan segala sesuatu.

Pernahkah terpikir dalam benak anda tentang kenapa seseorang mati lebih cepat dari seorang yang lain, padahal ia jauh lebih baik tabiatnya? Atau, kenapa si fulan yang baik harus mengalami hal tragis ketika dijemput ajal? Semua itu ada alasannya. Semua itu bisa ditemukan jawabannya. Namun kebenaran atas jawaban tersebut masih harus dikaji lebih mendalam, karena semua jawaban itu adalah bagian dari Kekuasaan Allah.

Mungkin beberapa hal berikut bisa menjadikan kita merenung lebih dalam. Menjadikan kita mengkaji lebih luas, dan membuat kita jauh lebih hati-hati dalam melangkah. Apa yang saya sajikan berrikut merupakan intisari dari percakapan saya beberapa tahun lalu dengan seorang yang saya nilai cukup bijak. Bukan seorang Kyai, Ustadz, atau orang terpelajar, namun pemikirannya tentang kebijakan hidup menurut saya cukup matang. Jadi, bagi anda yang seorang Kyai, Ustadz, atau orang terpelajar mindeed, boleh anda tinggalkan tulisan ini.

1. Allah Melindungi Orang Baik

Jika ada diantara keluarga kita yang baik, dalam arti dilihat dari sisi religiusitas, sosial, dan perilaku, namun tidak mendapatkan umur yang panjang, janganlah kita pernah menyesalinya. Karena bisa jadi kematiannya adalah bentuk kasih sayang Allah pada saudara kita tersebut.

Allah selalu melindungi orang-orang yang baik, yang salah satu caranya adalah memanggilnya pulang (ke rahmatullah) terlebih dahulu. Mungkin jika orang tersebut tidak dipanggil (mati) terlebih dahulu, kebaikan, kesantunan, dan segala sikap-sikap positif orang tersebut bisa luntur dan menjelma menjadi kebalikannya.

Allah mungkin menilai apa yang sudah dilakukan oleh orang tersebut sudah lebih dari cukup untuk menempatkannya di Surga Allah. Ibarat kata, jika boleh saya memperumpamakan seperti kita menjauhkan makanan yang baik dari makanan yang busuk, atau benda-benda berbau lainnya.

2. Allah Mencegah Orang Jahat

Jika ada orang yang jahat, tabiatnya buruk, keimanannya kosong, dan kebetulan orang tersebut mati mendahului orang-orang yang lain, janganlah lantas kita menganggapnya sebagai karma. Mungkin benar, kematiannya itu sebagai balasan atas perbuatannya sendiri selama masih hidup.

Tapi saya rasa Allah tidak berencana demikian. Allah tidak pernah membalas perbuatan hamba-Nya, kecuali nanti di hari akhir. Allah mencabut nyawa orang tersebut kemungkinan besar demi mencegah apa yang dilakukan oleh orang jahat tersebut mempengaruhi kebaikan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Bisa jadi keputusan Allah untuk mencabut nyawa orang tersebut, juga dikarenakan untuk mencegah kejahatan yang dilakukan oleh orang itu semakin mendzalimi orang-orang yang baik. Ini bisa diibaratkan jika kita memiliki ternak dalam satu kandang. Ada satu ternak yang berperangai buruk, sedangkan puluhan lainnya berperilaku baik. Tentulah kita mengambil, bahkan mungkin menyembelih, satu ternak yang berperangai buruk tadi demi mencegahnya merusak kebaikan ternak yang lainnya.

3. Allah Memberi Kesempatan Untuk Bertaubat

Jika kemudian ada orang yang berperilaku jahat tapi justru memperoleh umur yang panjang, melebihi orang-orang lain di sekitarnya, janganlah lantas kita mengeluh pada Allah. Jangan pula kemudian kita merubah tabiat kita menyerupai orang tersebut, dengan dalih dan harapan agar berumur panjang.

Kemungkinan terbesar adalah Allah masih memberikan kesempatan bagi orang tersebut untuk berubah menjadi baik. Memberi kesempatan untuk bertaubat, karena pada dasarnya kemungkinan Allah melihat, atau menilai orang tersebut masih memiliki sisi baik dalam dirinya.

4. Allah Menguji Hamba-Nya

Yang paling bisa kita jadikan patokan adalah, bahwa kematian yang datang kepada sebagian dari diri (keluarga) kita adalah merupakan bentuk ujian spiritual dari Allah. Untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman kita tentang hidup, berkehidupan, dan berlaku sebagai manusia.

Allah menguji kita dalam segala aspek; mulai dari kesabaran, keta’atan, keimanan, dan menguji batin kita dari segala bentuk-bentuk godaan hidup. Seharusnya kita bersyukur, Allah menguji kita. Karena itu bisa menjadi pertanda jika Allah masih sayang dengan kita. Allah masih mengharapkan sesuatu yang terbaik bagi kita. Tugas kita hanyalah senantiasa bersyukur dan hati-hati dalam setiap melangkah.

Semoga kita senantiasa mendapatkan hidayah dari-Nya, dan saya mohon maaf jika apa yang saya sampaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya hanya sekedar berbagi apa yang saya peroleh dari orang yang saya anggap bijak.

Terimakasih.